Bab 13. Ciuman pertama Ivana

****

Theo mengendarai mobilnya menuju ke rumah Aiden, dia baru saja selesai membeli obat untuk Ivana yang katanya sakit kepala. Sejak kejadian pelecehan yang akan dilakukan Raphael pada Ivana, Theo jadi semakin dekat dengan adik sahabatnya itu. Di sepanjang perjalanan, Theo memikirkan Natasha. Apalagi saat melihat raut wajahnya yang pucat dan berkeringat, sungguh membuat Theo cemas. Namun jangan salah paham, Theo murni mencemaskan Natasha sebagai sahabat bukan ada rasa yang lain. Apalagi Theo tau, Natasha mencintai Aiden dan sering curhat padanya.

Di rumah keluarga Dacosta, terjadi sedikit keributan antara Aiden dan Elena karena keputusan pria itu untuk menikahi Luna. Itu karena Elena merasa bahwa Luna tidak cocok untuk Aiden. Dan lebih jelasnya lagi, Elena ingin Aiden menikah dengan orang yang ia cintai, bukan terpaksa.

"Bagaimana aku bisa tidak terpaksa aunty? Luna mengandung anakku dan tentu aku harus bertanggungjawab. Tidak mungkin aku membiarkan anakku lahir tanpa seorang ayah. Aunty, aku sangat tau bagaimana rasanya dulu saat aku tidak tahu siapa ayahku. Saat aku dihina sebagai anak haram, aku tidak mau anakku mengalami hal yang sama denganku." ungkap Aiden. Dulu sebelum bertemu dengan ayahnya, ia hanya tinggal bersama ibunya dan selalu dihina anak haram. Aiden tidak mau anak yang ada didalam kandungan Luna mengalami hal yang sama.

"Baiklah Aiden, aunty tau kau tidak salah dalam hal ini. Tapi, apa kau yakin anak didalam kandungan Luna adalah anakmu?" tanya Elena penuh selidik. Dia memang tidak melihat sikap Luna yang jahat, gadis itu terlihat baik dan ramah, akan tetapi instingnya mengatakan bahwa ada sesuatu tentang Luna. Dia merasa Luna mirip seseorang di masa lalu dan orang itu bukan orang baik.

"Ya, anak itu anakku. Aku memeriksakan kandungannya 1 Minggu yang lalu, dia positif hamil dan usia kandungannya tepat dengan saat aku dan dia melakukannya."

Elena menghela nafas saat mendengar penjelasan dari keponakannya itu. Entah kenapa Elena masih merasa mengganjal. Tapi dia juga tidak bisa membiarkan Aiden untuk tidak bertanggungjawab atas kandungan Luna. "Baiklah, lalu bagaimana dengan Nath?"

Mendengar nama Natasha disebut, Aiden lantas menatap dalam pada tantenya itu. Hati Aiden berdebar saat menyinggung soal Natasha. Ada rasa benci dan rasa lain disana bercampur jadi satu. Entah rasa apa itu.

"Kenapa aunty menanyakannya padaku?"

Elena menghela nafas. "Aiden, aunty mohon...jangan siksa dia lagi. Aunty tau kau memiliki perasaan padanya, jadi tolong--"

"TIDAK aunty. Aku tidak memiliki perasaan pada anak pembunuh dan pelakor itu!" serka Aiden, menepis ucapan Elena.

"Kau memang keras kepala, persis seperti ayah dan ibumu. Tapi kau jauh lebih keras kepala." cetus Elena pada Aiden. "Aunty tidak bisa bicara panjang lebar denganmu. Tapi jika aunty jadi ibumu, aunty tidak akan membenci anak sebaik Natasha. Sebab dia dan ibunya berbeda, aunty tau itu. Dan ibumu juga tidak akan senang dengan yang namanya balas dendam. Aunty, ingin kau dan Ivana bahagia...tanpa ada rasa dendam pada siapapun. Akhiri semua ini, dendam tidak akan membuatmu lebih baik."

"Aunty, aku tidak percaya bahwa aunty akan mengatakan hal semudah ini. Apa aunty tidak marah saat melihat Natasha? Wajahnya bahkan mirip dengan wanita itu...dan setiap melihat wajahnya, aku tidak bisa melupakan bagaimana ibuku meninggal bersimbah darah disana!" Aiden mulai berkaca-kaca ketika mengingat bagaimana ibunya tiada ditangan Tessa.

Elena menepuk bahu Aiden, dia menatap lekat manik mata yang dulunya hanya seorang anak laki-laki polos dan menginginkan kebahagiaan, keutuhan keluarga. Apalagi kasih sayang dari seorang ayah, hanya didapatkannya sebentar. "Aiden...apapun yang terjadi, kau masih punya aunty, uncle Mark dan yang lainnya. Kau masih punya keluarga. Jadi--hentikan dendammu pada Natasha, dia sudah cukup tersiksa nak."

Ya, Elena tau betapa tersiksa dan tertekannya Natasha dengan sikap Aiden. Mereka yang dulunya dekat dan sahabat, harus berubah kala Aiden membencinya. Elena ingin Aiden tidak membenci Natasha lagi, ia kasihan pada Natasha. Dan bukan salahnya terlahir dari orang tua yang bejat seperti Dave dan Tessa. Tentang Tessa, wanita itu belum mati karena dia ditahan di rumah sakit jiwa. Dia terbebas dari hukuman penjara karena mengalami gangguan kejiwaan.

Aiden terdiam mendengarkan ucapan auntynya, dia mendesahh memikirkan Natasha. Sudah beberapa minggu ini dia tidak bertemu dengan Natasha, entah kenapa dia merasa rindu. Sekarang dia sudah mempunyai sekretaris baru di kantor, tapi tetap saja ia merasa ada yang kurang dan hilang.

Malam itu, Theo hendak bertemu dengan Ivana dan membawakannya obat. Akan tetapi saat sampai didepan gerbang rumah. Theo melihat Ivana sedang bicara dengan Raphael.

"Ivana, saat itu kau benar-benar salah paham. Jennifer yang menciumku, bukan aku! Kalau kau tidak percaya, kau bisa tanya pada ibuku atau Natasha. Aku tidak seperti ayahku, aku hanya mencintai satu wanita...yaitu dirimu. Ivana aku minta maaf..." Raphael mengatupkan kedua tangannya didepan Ivana. Namun gadis itu masih tidak mau mendengarkannya.

"Kau pikir dengan kata maaf semuanya bisa selesai? Kau pikir kesalahanmu hanya itu saja? Kau melupakan kejadian di apartemenmu?" Ivana menatap tajam pada pria itu. Ia masih kesal dengan kejadian dimana Raphael akan melecehkannya.

"A-aku minta maaf juga akan hal itu...aku khilaf, mohon maafkan aku Ivana. Tolong beri aku kesempatan satu kali lagi. Aku benar-benar tidak seperti ayahku." ucap pria itu memelas.

"Sekalipun aku tidak pernah menyangkut pautkan dirimu dengan ayahmu. Bagiku ayahmu adalah ayahmu dan kau adalah kau. Disini aku bicara mengenai sifatmu!" ujar Ivana sambil menunjuk-nunjuk dada Raphael dengan kesal. "Aku tidak suka dengan pria yang melecehkan wanita karena marah!" seru Ivana yang tidak bisa memaafkan kesalahan Raphael.

Pria itu meneteskan air mata, tapi Ivana berusaha untuk tidak peduli pada Raphael. Bahkan kini pria itu berlutut didepan Ivana.

"Aku mohon Ivana...berikan aku kesempatan. Kumohon...hiks...hiks..." ucap Raphael memohon.

Tiba-tiba saja tubuh Raphael terjengkang ke depan sampai wajahnya mengenai aspal. Ivana terkejut melihat Raphael begitu. "Auch! Sialan!!" pekik Raphael sambil memegang hidungnya yang berdarah karena ulah seseorang yang menendang tubuhnya itu.

"Dasar jaksa kurang ajar!" Raphael kembali berdiri dan hendak melayangkan pukulan pada Theo. Namun dengan cepat pria itu membalikkan keadaan, Theo berhasil memelintir tangan Raphael.

"Ack! DAMNN! Lepaskan!" pria itu marah pada Theo.

"Jangan ganggu Ivana lagi, atau kau akan terima akibatnya." bisik Theo lalu mendorong Raphael hingga tubuhnya terhuyung. "Pergi!" sentak Theo pada pria itu.

"Ivana my sweetie, aku akan kembali lagi nanti." kata Raphael, yang dengan berani mendekat dan mencium bibir Ivana sekilas.

Cup!

"Bibirmu sangat manis sweetie. Lain kali, mari kita berciuman." pria itu tersenyum lebar tanpa tahu malu.

Sementara Ivana mematung seketika saat Raphael mencium bibirnya walau hanya sekilas. Theo mendengus marah, kali ini Theo menyeret Raphael dengan satu tangannya untuk keluar dari halaman rumah Dacosta itu.

"Ivana, kau baik-baik saja? Hey!" Theo mengguncang guncangkan tubuh Ivana, sebab gadis itu terdiam dalam posisi mematung dan wajah yang pucat. Ivana tampak syok, ya bisa dikatakan begitu.

"Dasar pria kurang ajar itu...beraninya dia menodai kepolosan Ivana. Jika Aiden tau, kau pasti sudah mati Raphael sialan!" geram Theo dengan gigi gemerutuk. Rasanya belum cukup menendang dan mengusir pria itu, harusnya dia membuat mukanya babak belur juga.

"Ivana!" panggil Theo pada gadis yang masih mematung itu.

Kemudian kesadaran Ivana pun kembali setengahnya. Dia menatap Theo dengan mata berkaca-kaca seperti akan menangis."Kak Theo, hiks...itu ciuman pertamaku..." gadis itu benar-benar menangis.

Tanpa disangka-sangka, Theo menarik tengkuk Ivana dan membuat tubuh gadis itu menempel padanya. Sedetik kemudian, wajah mereka sudah saling berdekatan. "Ka-kak Theo...apa yang kau--"

"Kau harus ingat rasa ini baik-baik, yang dia lakukan bukan ciuman pertamamu. Tapi ini ciuman pertamamu." Satu detik kemudian, Theo menyatukan bibirnya dengan bibir Ivana. Sontak gadis itu membulatkan matanya, awalnya hanya bersentuhan bibir saja. Namun Ivana mulai menikmati dan membuka bibirnya, membiarkan lidah Theo merangsak masuk menjelajahi mulutnya. Mereka pun berperang lidah, meski Ivana terkesan kaku karena tidak pernah berciuman.

Jantung mereka bertalu-talu, keduanya terbawa suasana sampai mereka berpelukan sambil berciuman. 2 menit berlalu, Theo melepaskan pagutan bibir diantara dirinya dan si cantik Ivana. Namun tangan Theo masih membelai tengkuk Ivana. Sungguh, jantung Ivana seakan-akan melompat. Sungguh, ciuman pertama ini begitu luar biasa.

Apa kak Theo benar-benar menciumku? Ini bukan mimpi kan?

"Ivana, aku suka padamu. Jadilah kekasihku, mari kita berkencan." ajak Theo pada gadis itu, gadis yang sudah mencuri hatinya sejak lama. Ya, sebenarnya Theo sudah menyimpan rasa pada Ivana sejak gadis itu tumbuh menjadi gadis remaja yang cantik jelita, dia juga sudah melupakan cinta monyetnya sejak lama pada Luna

"Kak Theo, maaf--tapi kak Aiden tidak mengizinkan aku untuk--"

Ucapan Ivana terhenti manakala jari telunjuk Theo menempel dibibirnya yang masih bengkak itu. "Aku yang akan meminta izin padanya, kalau perlu izin untuk menikah."

Kedua insan muda yang tengah dilanda kasmaran ini, tak luput dari perhatian Chris dan Catherine. Chris adalah putra dari Rachel dan Robby, yang tak lain adalah cucu dari Elena. Sedangkan Catherine adalah putri Laura dan Arsen.

"Wow...ini sangat keren! Kak Ivana mendapatkan pacar yang tampan." kata Catherine yang sering dipanggil Cathy. Cathy baru saja mengambil gambar Ivana dan Theo yang tadi berciuman.

"Setahuku dia seorang jaksa, pekerjaannya juga keren." celetuk Chris sambil senyum-senyum sendiri.

"Wow...aku akan beritahu ini pada mommy!" seru Cathy semangat menunjukkan foto Ivana pada mamanya, Laura.

"Aku juga!" sahut Chris yang ikut-ikutan.

Kedua anak remaja itu masuk ke dalam ruang tengah, dimana semua orang masih berkumpul di kediaman Dacosta. Namun sebelum mereka sampai menghampiri para orang tua, seseorang menarik baju mereka.

"Kalian mau kemana? Apa kalian tau mengambil gambar tanpa izin bisa dikenakan pasal?"

"Eh-eeh..." Chris dan Catherine langsung menoleh pada orang yang menarik baju mereka berdua. Sosok Theo dan Ivana tau-tau sudah ada disana. Sebenarnya Ivana menyadari ada yang mengintip tadi, dia pun tau bahwa itu adalah ulah Cathy dan Chris.

"Kami hanya mengambil foto saja, masa kena pasal? Kau jangan bohong paman." serka Cathy dengan bibir mencicit.

"Apabila seseorang menggunakan sebuah karya foto untuk suatu kepentingan tertentu tanpa meminta izin terlebih dahulu maka hal tersebut melanggar Undang-Undang Hak Cipta, sebagaimana tercantum di dalam Pasal 40 ayat (1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta! Apa kalian paham?" Theo menjelaskan dengan panjang lebar.

"Woah...keren!" Cathy dan Chris bertepuk tangan, mereka menatap Theo dengan kagum. Ivana juga tersenyum, dia bangga dan kagum pada Theo.

Prok! Prok! Prok!

Kak Theo selalu saja membuatku berdebar dan kehilangan kata-kata.

****

Ketika Ivana dan Theo sedang bahagia, Aiden terdiam menyendiri di kamarnya usai mengantar Luna pulang. Dia galau, apalagi setelah mendengar nasehat dari Elena. Aiden juga tiba-tiba di serang mual-mual tanpa sebab.

"Ada apa ini? Apa aku salah makan?" Aiden memegang perutnya, lalu ia pun duduk di balkon kamarnya untuk mencari angin malam.

"Aiden, apa kau sakit? Aku akan membawakanmu obat ya?"

Aiden terkejut mendengar suara Natasha yang selalu perhatian padanya. Bahkan saat ini Aiden bisa melihat Natasha ada disampingnya. "Aku sudah gila! Kenapa aku tiba-tiba begini? Kenapa aku ingin menelponnya?" gumam Aiden sambil melihat ponselnya, tertera nama Natasha disana. Tiba-tiba dia merindukan gadis itu.

"Kau sedang apa Nath?" Aiden memandang langit tanpa bintang itu, sambil memikirkan Natasha. Tiba-tiba saja dia berlari ke kamar mandi dan memuntahkan sesuatu di dalam perutnya.

Wanita yang sedang dirindukan Aiden itu, baru saja merasa tenang sebab dia terbebas dari mualnya untuk sementara. Namun jangan tanyakan lagi bagaimana hatinya saat ini, dia hancur.

"Aiden...aku harus bagaimana? Ini anakmu, haruskah aku memberitahumu? Akankah kau percaya padaku? Dan kau juga akan menikah dengan Luna." gumam wanita itu sambil mengelus perutnya, buliran air hangat nan asin kembali meluncur dari mata indahnya itu. Memikirkan masa depannya dan anak yang ada didalam kandungannya kelak.

...***...

Terpopuler

Comments

Zakia

Zakia

Aiden, apa perlu kepala lu gue jedotin ke tembok, atau tiang Monas,,,,,, gedek rasanya. aku,,,,,,,,?

2023-03-12

1

Ramadhani Kania

Ramadhani Kania

npa Aiden gk nmuin pakaian Nathasa pd saat kejadian itu y....🤔

2023-03-12

1

ian machmud

ian machmud

Nath malang bener nasibmu setelah di hina dan di perlakukan ga baik sekarang harus mengandung janin aiden ada baiknya kamu menyingkir aja nath dari kehidupan aiden tapi sebelum itu ada baiknya kamu memberitahu aiden tentang kebenarannya mau aiden percaya atau tidak intinya kamu sudah memberitahukan padanya keadaan yang sebenarnya...

2023-03-12

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Mimpi buruk Aiden
2 Bab 2. Siksaan untuk Natasha
3 Bab 3. Menyewa wanita panggilan
4 Bab 4. Ivana dilecehkan?
5 Bab 5. Ajakan Aiden
6 Bab 6. Pusing
7 Bab 7. Petaka obat xx
8 Bab 8. Aku akan bertanggungjawab
9 Bab 9. Calon kakak ipar
10 Bab 10. Aku akan pergi, Mr. Dacosta
11 Bab 11. Mual mual
12 Bab 12. Garis dua
13 Bab 13. Ciuman pertama Ivana
14 Bab 14. Bantu aku Dixon!
15 Bab 15. Pernikahan dan kepergian Natasha
16 Bab 16. Kebodohan Aiden
17 Bab 17. Kabar mengejutkan
18 Bab 18. Natasha meninggal?
19 Bab 19. Aiden hancur
20 Bab 20. Natasha masih hidup?
21 Bab 21. Waktu berlalu (Revisi)
22 Bab 22. Bertemu gadis kecil imut
23 Bab 23. Bertemu kembali
24 Bab 25. Seperti orang asing
25 Bab 25. Memulai dari awal
26 Bab 26. Maafkan aku Ivana
27 Bab 27. Hari yang panjang
28 Bab 28. Kakakmu akan menikah
29 Bab 29. Rencana Aiden untuk menikah
30 Bab 30. Mencari Natasha
31 Bab 31. Beraninya kau
32 Bab 32. Natasha menggoda iman
33 Bab 33. Memberi pelajaran!
34 Bab 34. Bertemu dengan keponakan
35 Bab 35. Ivana hamil.
36 Bab 36. Dibawah langit jingga
37 Bab 37. Dia masih hidup
38 Bab 38. Janji suci
39 Bab 39. Ingat semuanya
40 Bab 40. Kita sudah suami-istri
41 Bab 41. Luna minta maaf
42 Bab 42. Pindah ke London
43 Bab 43. Rasa telah berubah
44 Bab 44. Pergi bekerja
45 Bab 45. Rasa bersalah
46 Bab 46. Tidak bolehkah aku cemburu?
47 Bab 47. Malam kedua berasa pertama
48 Bab 48. Suami istri sesungguhnya
49 Bab 49. Natasha tau semuanya
50 Bab 50. Garis dua dan bahagia (End)
51 WHEN BAD BOY MEET SHOLEHAH
52 Dihamili Berondong
Episodes

Updated 52 Episodes

1
Bab 1. Mimpi buruk Aiden
2
Bab 2. Siksaan untuk Natasha
3
Bab 3. Menyewa wanita panggilan
4
Bab 4. Ivana dilecehkan?
5
Bab 5. Ajakan Aiden
6
Bab 6. Pusing
7
Bab 7. Petaka obat xx
8
Bab 8. Aku akan bertanggungjawab
9
Bab 9. Calon kakak ipar
10
Bab 10. Aku akan pergi, Mr. Dacosta
11
Bab 11. Mual mual
12
Bab 12. Garis dua
13
Bab 13. Ciuman pertama Ivana
14
Bab 14. Bantu aku Dixon!
15
Bab 15. Pernikahan dan kepergian Natasha
16
Bab 16. Kebodohan Aiden
17
Bab 17. Kabar mengejutkan
18
Bab 18. Natasha meninggal?
19
Bab 19. Aiden hancur
20
Bab 20. Natasha masih hidup?
21
Bab 21. Waktu berlalu (Revisi)
22
Bab 22. Bertemu gadis kecil imut
23
Bab 23. Bertemu kembali
24
Bab 25. Seperti orang asing
25
Bab 25. Memulai dari awal
26
Bab 26. Maafkan aku Ivana
27
Bab 27. Hari yang panjang
28
Bab 28. Kakakmu akan menikah
29
Bab 29. Rencana Aiden untuk menikah
30
Bab 30. Mencari Natasha
31
Bab 31. Beraninya kau
32
Bab 32. Natasha menggoda iman
33
Bab 33. Memberi pelajaran!
34
Bab 34. Bertemu dengan keponakan
35
Bab 35. Ivana hamil.
36
Bab 36. Dibawah langit jingga
37
Bab 37. Dia masih hidup
38
Bab 38. Janji suci
39
Bab 39. Ingat semuanya
40
Bab 40. Kita sudah suami-istri
41
Bab 41. Luna minta maaf
42
Bab 42. Pindah ke London
43
Bab 43. Rasa telah berubah
44
Bab 44. Pergi bekerja
45
Bab 45. Rasa bersalah
46
Bab 46. Tidak bolehkah aku cemburu?
47
Bab 47. Malam kedua berasa pertama
48
Bab 48. Suami istri sesungguhnya
49
Bab 49. Natasha tau semuanya
50
Bab 50. Garis dua dan bahagia (End)
51
WHEN BAD BOY MEET SHOLEHAH
52
Dihamili Berondong

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!