...🍀🍀🍀...
Sesampainya di tempat parkir sebuah club' malam, Aiden turun lebih dulu dari mobil. Ia membukakan pintu mobil untuk Natasha dan kali ini gadis itu kembali merasa melayang. Ia tersenyum saat pria itu membukakan pintu mobil untuknya.
"Terima kasih, Ai--"
Namun khayalannya tentang Aiden salah besar, pria itu bukan memperlakukan dirinya seperti seorang putri. Melainkan seperti wanita yang tidak berharga. Tangannya ditarik kasar oleh Aiden.
"Aiden...sakit..." ucap Natasha meringis kesakitan. Lagi dan lagi pergelangan tangannya dibuat sakit oleh Aiden.
"Kau lama sekali!" seru Aiden sinis. Pria itu menarik tangannya, hingga mereka masuk ke dalam club' malam tersebut.
Terlihat beberapa orang dengan aktivitas mereka masing-masing, ada yang bermain wanita, ada yang berjoged joget berpeluh keringat dengan asyiknya,ada yang hanya minum-minum disana. Setelah sampai di depan club' malam, Aiden melepaskan tangan Natasha.
Aiden tersenyum menyeringai melihat pergelangan tangan Natasha yang memar karena ulahnya. Tanpa bicara apa-apa, Aiden berjalan meninggalkan Natasha yang masih berdiri di belakangnya. "Aiden..." lirih Natasha sedih dengan sikap dingin pria itu.
Gadis itu mengikuti Aiden dari belakang. Hati Natasha bergemuruh saat melihat seorang wanita cantik berambut sedikit curly memeluk Aiden dengan mesranya. Meski Natasha tau bahwa wanita itu adalah sahabatnya sendiri.
"Aiden, kau sudah datang? Aku dan Theo sudah lama menunggumu!" Luna mencium pipi Aiden dan memeluknya dengan manja.
Natasha...kau tidak berhak untuk cemburu, kau tidak boleh merasa seperti ini. Lagipula Luna hanya sahabat, sahabatku, Theo dan Aiden. Batin Natasha sakit hati melihat sikap Luna pada Aiden, pria itu juga membiarkan Luna bersikap semaunya pada dirinya. Dan bagi mayoritas masyarakat di barat, cium pipi, pelukan, bisa dianggap sebagai salah satu bentuk salam dengan orang yang akrab.
"Eh...Nath, kau datang bersama Aiden juga? Ayo, mari kita duduk bersama." ajak Luna seraya memegang tangan Natasha dengan akrab.
Mereka pun duduk berempat di salah satu tempat yang sudah dipesan oleh Luna untuk bertemu dengan ketiga sahabatnya. Dia baru saja bertemu dengan ketiga sahabatnya setelah tour modelnya ke luar negeri selama 2 bulan. Luna juga seorang penyanyi dan memiliki suara yang indah. Luna cantik, tubuhnya juga molek, banyak pria yang tergila-gila padanya.
"Apa kabarmu Luna?" tanya Aiden sambil meneguk minuman didalam gelas kecil dengan perlahan.
"Aku baik Aiden, kenapa kau bertanya? Apa kau sudah merindukanku? Padahal aku hanya pergi dua bulan saja." Luna menatap Aiden dengan tatapan genitnya. Dia bahkan duduk berhadapan dengan pria itu.
"Rindu? Tentu saja, aku merindukan sahabatku." tukas Aiden sambil tersenyum.
Sahabat? Tidak Aiden, aku tidak mau tidak mau jadi sahabatmu. batin Luna.
"Lalu pernahkah kau merindukan Natasha?" lirik Luna pada Natasha yang saat ini duduk disampingnya. Dia kembali menatap Aiden, menantikan jawaban apa yang akan diberikan oleh pria itu kepadanya.
"Rindu? Tentu saja tidak." jawab Aiden dengan wajah datar yang sama. Luna tersenyum simpul saat mendengarnya. Sedangkan Natasha menampakkan wajah terluka saat mendengar ucapan dingin Aiden.
"Haha...iya benar, bagaimana mungkin rindu kan? Sedangkan kalian bertemu setiap hari." celetuk gadis itu dengan kekehan garingnya. Namun ada sedikit senyum sinis yang terlihat di bibirnya. Natasha diam saja, dia tidak membuka bibirnya dan hanya menatap Aiden.
Theo memperhatikan gerak-gerik Luna dan Natasha. Dia yang sedari tadi diam saja, akhirnya angkat bicara saat melihat pergelangan tangan Natasha. "Nath, tangan mu kenapa?" tanya Theo cemas, seraya memegang tangan Natasha. Sedangkan pria disampingnya menggeram kesal melihatnya.
"Aku tidak apa-apa Theo."
"Katakan padaku kalau pria itu menyiksamu." ujar Theo menyindir Aiden secara terang-terangan. Ia tau bahwa Aiden selalu menyiksa Natasha disisinya.
Aiden lantas menoleh sinis pada Theo, mereka saling melemparkan tatapan yang menghunus tajam. Theo sudah berulang kali mengingatkan kepada Aiden untuk tidak menyakiti Natasha, Theo tau luka Aiden kehilangan orang-orang yang dia sayangi. Namun Natasha tidak bersalah dan mereka sama-sama sahabatnya.
"Tidak ada yang menyiksaku Theo." jawab Natasha yang langsung menarik tangannya dengan cepat.
"Sudah sudah...lebih baik kita minum-minum dulu." Luna yang merasa keadaan di sana terasa tegang, langsung mengajak ketiga sahabatnya untuk minum-minum.
Tanpa bicara sepatah katapun, Aiden dan ketiga sahabatnya minum-minum disana. Luna mengambilkan minuman untuk Aiden, yang diserahkan salah satu waiters di tempat itu. Aiden meminumnya. Tak lama kemudian, pria itu mengeluh sakit kepala. Natasha ikut cemas saat melihatnya
...****...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
sabar Natasha
2024-05-12
0
Tiahsutiah
kaya nya si luna ga tulus berteman dengan Natasha,
2023-03-08
0
pembaca novel
Theo masih abu-abu nih, dia suka Ivana apa Natasha, atau jangan-jangan dia masih suka si Luna?
2023-03-08
0