...🍀🍀🍀...
Natasha dan Luna menoleh ke arah Aiden yang memegang kepalanya, pria itu pun meringis kesakitan. Theo saat itu tidak berada disana karena dia sedang izin ke kamar mandi.
"Aiden, kau kenapa? Apa kau sakit?" tanya Luna sembari memegang wajah pria itu dengan lembut.
"Kepalaku sedikit pusing." Aiden mengerjapkan matanya beberapa kali. Kepalanya pusing dan tubuhnya di serang rasa kantuk luar biasa. Beberapa kali matanya terpejam, ia memijat mijat keningnya.
Shitt! Kenapa tubuhku tiba-tiba panas? Ah...apa karena ini ruangan tertutup? Batin Aiden gelisah, pria itu mulai merasakan panas yang menjalar ke seluruh tubuhnya. Diseberang sana Natasha menatap Aiden dengan cemas, ia ingin bertanya namun pertanyaannya sudah diwakilkan oleh Luna.
"Kalau kau pusing, biar aku yang mengantarmu pulang." tukas Luna seraya memegang tangan Aiden.
"Sepertinya, aku memang harus pulang." jawab Aiden sambil memegang kepalanya yang semakin berdenyut.
"Luna, biar aku saja yang mengantarnya. Aku yang membawa mobilnya tadi." kali ini Natasha berbicara, menawarkan dirinya untuk mengantar Aiden pulang.
"Tidak apa-apa, biar aku saja Nath." kata Luna sambil memapah Aiden yang sudah mulai hilang kesadarannya.
"Ayo bawa aku...cepat!" ujar Aiden seraya memegang erat tangan Luna. Luna tersenyum tipis lalu dia memapah Aiden, gadis itu dengan senang hati membawa Aiden pergi dari sana. Natasha yang cemas juga mengikuti dari belakang, walaupun hatinya cemburu.
Beberapa menit sebelum Aiden mengeluh pusing, Luna meminta seorang waitress kenalannya untuk memasukkan sesuatu ke dalam minuman yang ia pesan khusus untuk Aiden. Dia memasukkan obat perangsang untuk Aiden, agar pria itu tidur dengannya.
"Apa kau yakin akan melakukan ini, Luna?"
"Lakukan saja apa perintahku! Aku tau Aiden orang yang seperti apa, begitu dia sudah melakukannya denganku. Dia pasti akan bertanggungjawab." ucap Luna sambil tersenyum menyeringai. Selama ini dia sangat sulit mendapatkan Aiden karena Natasha juga selalu berada disisinya. Luna tau Aiden membenci Natasha dan saat itu Luna tidak cemas akan perasaan Aiden. Akan tetapi sebuah kejadian membuat Luna berpikir ulang dan mengubah rencananya.
Saat itu acara ulang tahun Ivana yang ke 18, di acara itulah Luna melihat Aiden mencium bibir seorang gadis yang tengah tertidur di sofa, gadis itu adalah Natasha. Hingga Luna menyadari bahwa sebenarnya bahaya itu adalah Natasha, sahabatnya.
Natasha masih mengikuti Aiden dan Luna dari belakang, pria bertubuh tinggi dan kekar itu terlihat lemas bahkan wajahnya sudah memerah saat ini. Natasha sangat cemas melihatnya, dia hanya bisa melihat untuk saat ini tanpa bisa membantu Aiden walaupun dia ingin, karena ada Luna disana.
Namun tiba-tiba saja langkah Luna yang sedang memapah Aiden, terhenti ditengah jalan. "Ada apa Luna?" sontak saja Natasha bertanya karena cemas. "Apa Aiden--"
"Bukan...bukan Aiden, tapi aku....aduh...kenapa harus disaat seperti ini?" gerutu Luna sambil memegang perutnya. "Nath, aku bisa minta tolong padamu?"
"Ada apa Luna? Katakan saja!" seru Natasha polos.
"Tolong bantu aku, tolong papah Aiden dulu. Aku akan pergi ke toilet sebentar, tunggu aku di ruangan barusan. Jangan pergi kemana-mana sebelum aku kembali! Awas saja kalau kau pergi!" seru Luna, lalu gadis itu pun terbirit-birit menuju ke toilet yang ada di dalam klub malam tersebut. Kini tinggallah Natasha dan Aiden disana, Natasha memapah Aiden dengan susah payah.
"Aiden, mari kita tunggu Luna dulu di ruangan tadi." ucap Natasha pada pria itu. Seandainya ada Theo disana, pasti akan lebih mudah memapah Aiden.
"Tidak...bawa aku pulang sekarang, ke apartemenku...cepat...aku kepanasan disini." kata Aiden dengan suara menggeram seperti menahan sesuatu. Natasha juga bisa merasakan bahwa wajah pria itu panas, saat ia menyentuhnya.
"Tapi Luna--"
"NATASHA JANGAN BUAT AKU BICARA DUA KALI!" sentak Aiden yang merasakan kepalanya makin berdenyut dan tubuhnya kepanasan. Rasanya ia ingin melepas semua baju ditubuhnya, sungguh Aiden merasa aneh.
"Baiklah, akan aku antar ke apartemenmu." Natasha tidak tega melihat Aiden meringis dan mengeluh kesakitan. Ia pun terpaksa meninggalkan klub malam itu, tentu saja dibantu oleh seseorang untuk memapah Aiden. Seorang penjaga disana membantu Aiden masuk ke dalam mobil. Natasha menyetir mobilnya, sementara Aiden sudah melepas dasi dan beberapa kancing kemejanya.
"Aiden...kau kenapa? Apa kau sakit? Kita ke rumah sakit saja ya?" tawar Natasha sambil memegang setir kemudi, sesekali ia melihat Aiden dengan cemas.
"Tidak! Aku hanya perlu berendam air dingin!" seru Aiden menolak dengan nafas tersengal.
*Sial! Kenapa dengan tubuhku ini*? Batin Aiden tidak mengerti, seketika gelanyar aneh mulai tercipta. Saat ia melihat kecantikan Natasha.
Dalam waktu kurang lebih 7 menit, Natasha dan Aiden sampai di apartemen pria itu. Aiden tidak pulang ke rumah, dia tidak mau adiknya melihat dirinya dalam kondisi seperti ini. Natasha memapah Aiden sampai ke lantai 4 apartemen pria itu, dia menekan password di pintu dengan cepat. Tanggal lahir Ivana adalah password apartemennya dan Natasha sudah tau ini.Tidak ada yang lebih penting di dunia ini, selain Ivana adiknya.
Natasha membaringkan Aiden di sofa dengan susah payah. Ia pun membantu Aiden melepaskan sepatu pria itu dengan penuh kasih sayang. "Kenapa kau bisa seperti ini? Padahal kau hanya minum dua gelas saja. Aneh." gerutu Natasha pada pria yang sudah memejamkan matanya itu. "Baiklah, akan aku buatkan sesuatu untuk mengurangi pengarmu." gumam gadis itu lalu melangkah pergi meninggalkan Aiden disana, dia bergegas pergi ke dapur. Tapi baru saja beberapa langkah pergi menuju dapur, dua tangan kekar melingkar di perutnya, memeluknya erat. Samar-samar Natasha merasakan nafas hangat menyeruak di lehernya dan tercium aroma alkohol.
"Natasha..." Aiden membalikkan tubuh gadis itu dan kini mereka berhadapan. Aiden menatap Natasha dengan nanar dan penuh hawa nafsu. Nafasnya terengah, wajahnya merah dan berkeringat. Natasha menatapnya cemas, dia yakin benar ada yang aneh dengan Aiden.
"Ai-Aiden? Apa kau bai--hmphh--" belum sempat Natasha menyelesaikan ucapannya, Aiden sudah lebih dulu membungkam bibirnya dengan ciuman kasar dan ciuman ini adalah ciuman pertama baginya yang belum pernah pacaran. Tanpa mengizinkannya untuk bernafas. "*Hmphh--eunggh--aahhh*." Natasha melenguh, bukan karena nikmat melainkan ia ingin meraup udara. Aiden masih meraup bibirnya itu. Kali ini bahkan tangan Aiden bergerilya membuka resleting gaun milik Natasha dan kemudian menyusup ke dalam salah satu buah sintal itu.
Natasha memang menikmati ciuman pertamanya ini bersama Aiden, pria yang ia cintai. Akan tetapi Natasha yang masih berada dalam kesadarannya, mencoba mendorong tubuh Aiden yang sudah mulai menyentuh bagian sensitif ditubuhnya. Bahkan entah sejak kapan dan bagaimana caranya, Aiden sudah berhasil membuat Natasha setengah telanjang. Tinggal bagian bawahnya saja yang masih tertutup gaun merah itu.
"Aiden...hentikan...kau..kau kenapa haahh?" Natasha berhasil melepaskan dirinya dari ciuman ganas bibir Aiden. Bahkan kini benang saliva keduanya masih tersisa dikedua bibir insan muda yang baru saja berciuman itu.
Gadis itu meraup udara sebanyak-banyaknya, begitu bibirnya lepas dari Aiden. Fine, ia akui memang ciuman dari seseorang sangat memabukkan, namun juga membuatnya sesak nafas. Ia bukan ahli ciuman, ia tak pernah pacaran. Bahkan dekat dengan pria saja tidak, hanya Aiden satu-satunya pria yang dekat dengannya. Walaupun terasa jauh dengannya.
"Aiden..."
"Natasha, kau sangat cantik... sama seperti ibumu yang jalangg itu." Aiden tersenyum menyeringai, tangan besarnya menarik tengkuk Natasha dan kembali mencium bibirnya. Namun kali ini Aiden menggendong Natasha ala koala dan membawanya ke atas ranjang kamar. Ia menindih tubuh gadis itu dan melucuti pakaiannya satu persatu. Hingga akhirnya mereka melewati batas, mereka melakukan percintaan panas di kamar Aiden. Meski Natasha sudah berontak melawan Aiden, tapi sayangnya pria yang berada dalam pengaruh obat perangsang itu jauh lebih kuat darinya.
Aiden menghujam tubuh Natasha tak cukup sekali, bahkan ia menyembunyikan cairan vanillanya ke dalam milik Natasha dengan brutal. Natasha juga tak bisa berbuat apa-apa, selain menjerit, mendesahh, memohon agar Aiden menghentikan aktivitasnya. Tapi Aiden seperti orang kesetanan, menjamah tubuhnya. Natasha tidak menyangka bahwa keperawanannya harus diambil oleh Aiden, pria yang dia cintai sekaligus pria yang sangat membencinya.
"Hiks...hiks...Aiden...aku mencintaimu, tapi kau begitu membenciku." Natasha menangis, ia membelai wajah Aiden tampak lelah terbaring disampingnya. Sementara Natasha sendiri, tubuhnya yang tanpa sehelai benang itu ditutupi oleh selimut. Beberapa jejak cinta terlihat tubuhnya, membuktikan betapa brutalnya percintaan paksa yang dilakukan oleh Aiden pada Natasha selama 2 jam itu.
Selagi Aiden tertidur, Natasha memanfaatkan kesempatan itu untuk pergi dari sana dan pulang ke apartemennya. Dengan memakai kemeja Aiden dan celana panjang kedodoran, gadis malang itu keluar dari apartemen Aiden, langkahnya juga gontai, matanya bercerai air mata. Berkali-kali saat bercinta, Aiden mengatakan bahwa Natasha adalah wanita jalangg, wanita murahan dan Aiden sangat membencinya.
"Sial! Kau benar-benar wanita jalangg Natasha! Benar, kau sama seperti ibumu." ucap Luna geram melihat Natasha keluar dari apartemen Aiden. Matanya berkaca-kaca, sebab karena sakit perut membuat dia kehilangan kesempatan menjebak Aiden dan pria itu malah bercinta dengan Natasha.
Luna langsung masuk ke dalam apartemen Aiden, ia juga tau kode apartemen Aiden karena ia sering memperhatikan Natasha saat berkunjung ke apartemen Aiden. Gadis itu masuk ke dalam kamar Aiden, dia marah melihat gaun merah yang dipakai Natasha terkoyak dilantai.
"Sial! Mereka benar-benar sudah bercinta, menyebalkan!" decak Luna kesal, dia menyugar rambutnya ke belakang.
Terdengar lenguhan kecil dari bibir Aiden, pria yang di cintai oleh Luna. Tak lama kemudian, Luna tersenyum menyeringai, ia pun memiliki sebuah ide gila di kepalanya. Gadis itu membuka pakaiannya satu persatu, lalu naik ke atas ranjang Aiden.
...\*\*\*\*...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
seperti nya Luna mengambil kesempatan itu
2024-05-12
0
❌
Luna pasti mau ngaku kalo dia yg di perkaos sama aiden🙄🙄
2023-03-17
1
ian machmud
berasa dejavu apa yang terjadi pada xander dan zee terjadi lagi pada aiden dan natasha,, apa natasha juga akan hamil seperti zee,, aiden jangan buat kesalahan yang sama seperti daddymu karena benci dan cinta itu beda tipis dan luna sungguh wanita licik sebagai sahabat tega melakukan hal kotor demi mendapatkan keinginannya...
2023-03-08
2