***
Uwek...Uwekk...
Natasha terus memuntahkan makanan yang ia masukkan ke dalam tubuhnya. Apalagi makan nasi, salah satu makanan yang penting untuk tubuh manusia. Rasanya perut dan kerongkongan wanita itu perih setiap kali memuntahkan makanannya. Sudah 1 Minggu ini, Natasha mengalami gejala aneh pada tubuhnya. Nafsu makannya besar, akan tetapi dia selalu muntah tanpa sebab yang jelas. Kerap kali wanita itu meminum obat masuk angin dan mengoleskan aroma minyak terapi pada perutnya. Namun tetap saja dia muntah-muntah, meski rasa mualnya memang sedikit menghilang.
Uwek...uwek....
Wanita itu berkeringat dingin setelah keluar dari kamar mandi di apartemennya. Segera setelahnya dia mendudukkan dirinya diatas sofa. Dia mengambil nafas dan menghela nafas selama beberapa kali. Kadang dia merasa lelah, pusing, letih, dia anggap itu adalah hal biasa karena pekerjaannya sebagai seorang sekretaris. Tapi mual dan muntah ini, Natasha menggarisbawahinya.
"Tidak bisa begini, aku harus memastikan keadaanku. Tak mungkin aku bekerja dengan kondisi seperti ini. Mual dan muntahnya tidak hilang. Besok aku akan pergi ke--"
Tiba-tiba saja Natasha terdiam, ia mengigit bibir bagian bawahnya. Muncul berbagai macam spekulasi didalam pikirannya saat ini. "Aku... seingatku aku belum..."
Wanita itu beranjak dari sofanya, kemudian ia berjalan ke dapur apartemennya. Natasha membuka lemari dapurnya, ia melihat pembalut disana yang tersedia untuk 2 bulan masih utuh tak tersentuh sedikitpun.
"Tidak...aku tidak mungkin kan..." Natasha menggeleng-gelengkan kepalanya. Dia mengacak rambut panjangnya dengan kasar, berusaha menepis segala kemungkinan didalam pikirannya. Natasha belum datang bulan dan saat melakukan itu dengan Aiden, dia sedang dalam masa suburnya.
Sontak saja wanita itu memegang perutnya, air matanya mengalir deras begitu saja membasahi pipinya. Bagaimana kalau memang benar dia hamil? Bagaimana ini?
Untuk meyakinkan dirinya tentang spekulasi didalam pikirannya, Natasha pergi ke apotik terdekat di apartemennya. Dia berniat membeli alat tes kehamilan disana.
"Terima kasih!" ujar Natasha seraya menyerahkan uang selembar pada seorang apoteker yang baru saja menyerahkan alat tes kehamilan itu.
"Nath? Kau ada disini?" suara seorang pria yang tidak asing membuat Natasha terkejut bukan main. Dalam hati ia berdoa agar pria itu tidak melihat apa yang ia bawa didalam kresek hitamnya.
"Apa kau sakit? Kau kesini untuk beli obat?" tau-tau, Theo sudah berdiri didepan Natasha sambil membawa keresek juga, keresek putih berisi obat.
'Kenapa Natasha terlihat pucat? Wajahnya berkeringat? Apa dia sakit?' batin Theo cemas.
"Nath?!" ujar Theo dengan suara yang agak meninggi, sebab wanita didepannya ini ketika ditanya malah diam saja.
"Oo, iya!"
"Nath? Kau baik-baik saja?"
Apa mungkin dia begini karena mendengar berita pernikahan Aiden dan Luna? Pikir Theo dalam hatinya.
"Aku tau kabar pernikahan ini sangat mengejutkan untukmu, sampai kau begini. Aku pun sama halnya denganmu, aku tidak tahu kenapa Aiden tiba-tiba memutuskan menikahi Luna." tutur Theo sambil menghela nafas.
Deg!
Natasha terkejut dan menangis mendengar kabar dari Theo bahwa Luna akan menikah dengan Aiden? Bagaimana bisa? Rasanya ini tidak mungkin. Melihat reaksi Natasha, sepertinya gadis itu belum tau tentang ini.
"Nath, jangan katakan padaku kalau kau belum tau?" Theo bertanya karena ia pikir Natasha sudah tau semuanya, tapi gadis itu rupanya tak tahu apa-apa.
"A-apa benar Aiden akan menikah dengan Luna?" tanya Natasha dengan suara gemetar. Tangannya terkepal kuat.
"Iya, mereka akan menikah." jawab Theo.
Hancur sudah hati Natasha mendengar kabar ini. Wanita itu langsung berlari pergi begitu saja dan tidak mengindahkan Theo yang memanggilnya.
"Nath! Hey! NATASHA!" panggil Theo pada wanita itu. "Ah... sial! Jadi dia belum tau? Kenapa Aiden tidak memberitahunya? Aiden kau sangat keterlaluan." gerutu Theo karena ia menyesal sudah menjadi orang pertama yang membawakan kabar untuk Natasha, kabar buruk untuknya.
****
Dengan cepat Natasha kembali ke apartemennya, dia mencoba menahan tangisnya. Lalu ia pun pergi ke kamar mandi dan mengecek urinnya dengan alat tes kehamilan. Percobaan pertama, garis dua. Kedua, garis dua juga.
"Mungkin alat tesnya salah! Aku akan coba lagi, tidak mungkin positif padahal baru sekali melakukan." Natasha menggeleng tak percaya pada hasil tes itu. Dia kembali masuk ke kamar mandi dan mencobanya lagi, sampai 5 kali.
Akhirnya Natasha jatuh terduduk lemas dikamar mandi sambil memandangi alat tes kehamilan yang menunjukkan hasil yang sama. GARIS DUA.
"Aku harus bagaimana?! Aku HAMIL!!" gusar Natasha sambil mengusap rambutnya dan menangis sejadinya disana. "Aarghh!!!" teriak Natasha yang tidak percaya dengan semua ini.
"Besok aku akan periksa ke dokter kandungan, untuk memastikannya. Ini pasti salah, alat tesnya salah!" tukas Natasha mengingkari hasil tes itu.
...****...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
tiada yang salah Natasha cuma itulah nyata bahawa kau hamil anak Aiden..... pergi saja....
2024-05-12
0
Mey Husnaeni
kisah ibunya Aiden terulang lagi oleh nathasa😭😭😭 nyesel kow nanti Aiden seprt ayahmu dulu,semoga kebongkar dulu sebelum nikah ya thooor jgn sama kaya yg biasa🙏🙏🙏🙏 semoga ini beda
2023-03-17
1
𝓙𝓪𝓷𝓲𝓮 🍵
aduh lbh baik sembunyikan kehamilannya nath dan pergi jauh aja aku ga suka sm aiden dia sangat kejam aku benci aiden 😤😤😤😤😤
2023-03-12
6