Bab 20. Natasha masih hidup?

"Kenapa harus macet segala hah?!" teriak Theo marah, ia harus dihadapkan dengan kemacetan disaat seperti ini. Theo memencet klaksonnya beberapa kali agar mobil-mobil bisa cepat melaju. Entah ada apa didalam sana sampai jalanan yang biasanya lancar ini tiba-tiba macet.

Theo gelisah, apalagi melihat Aiden sudah kehilangan kesadarannya. Dia mengutuk Aiden, bila pria itu tidak sadar dan terjadi sesuatu padanya. "Bangunlah! Kalau sampai terjadi sesuatu padamu, apa yang akan terjadi pada Ivana? Bukannya kau akan terus mencari Natasha hah? Bodoh!" gerutu Theo dengan perasaan gelisah.

Tin..tin...tin!!

"Hey! Sabarlah! Ada kecelakaan didepan sana!" teriak seorang supir mobil yang ada di depan mobil Theo.

Theo tidak menjawab ucapan si pengemudi itu, merasa macet akan cukup lama dan panjang. Theo pun keluar dari mobil, ia menghubungi temannya untuk menjaga mobilnya sementara ia akan pergi ke rumah sakit mengantar Aiden.Theo menggendong Aiden karena jarak rumah sakit juga cukup dekat.

"Kau harus baik-baik saja Aiden, kau tidak boleh mati. Kau dengar aku?!" Theo mengucapkannya berkali-kali pada Aiden yang saat ini tidak sadarkan diri dalam gendongannya.

~Rumah sakit besar di Inggris~

Aiden dilarikan kesana dalam keadaan kritis, wajahnya pucat pasi. Dokter dan para perawat langsung membawanya ke ruang UGD. Sementara Theo mengurus dulu administrasinya. "Ivana...dia harus tau kan?" gumam Theo sambil melihat ponselnya.

Theo menekan tombol panggilan pada nomor kontak yang bertuliskan My sweetheart. Tak berapa lama kemudian, panggilan itu diangkat oleh Ivana.

"Halo kak. Apa kau sudah bertemu kakak? Bagaimana keadaan kakak?" tanya Ivana dari sebrang sana. Alasan Ivana menanyakan kakaknya pada Theo, adalah karena Aiden tinggal di apartemen dan jarang pulang ke rumah. Saat ini Ivana sendiri masih berada di kampus karena ada acara kampus.

"Sweetheart, kau harus tenang dan dengarkan aku baik-baik." pinta Theo lembut.

"Ada apa kak? Kau menakutiku."

"Datanglah ke rumah sakit, saat ini Aiden berada di rumah sakit." ucap Theo dengan suara tenang.

"APA?" sentak Ivana terkejut mendengar kabar tentang kakaknya. "Apa yang terjadi pada kakak? A-aku akan pergi kesana...a-aku..."

"Aku akan menjemputmu, sweetheart."

"Tidak perlu kak! Aku akan naik taksi saja, kakak jaga saja kak Aiden disana." ucap Ivana cemas. Sebab tidak ada yang menjaga Aiden disana, semua keluarga Sanderix dan juga pamannya Arsen telah kembali ke Chicago. Padahal sebelumnya mereka tinggal di Inggris selama 2 bulan sejak Aiden frustasi. Tapi pekerjaan yang tidak bisa terus-menerus ditinggalkan, maka mereka pun kembali ke Chicago.

"Kau yakin akan baik-baik saja sayang?" tanya Theo pada kekasihnya.

"Iya kak." jawab Ivana, kemudian mereka pun memutuskan panggilan. Ivana bergegas pergi ke luar dari kampusnya.

Theo kembali ke depan ruang tunggu UGD, dia menunggu dokter yang memeriksa Aiden. Di dalam sana tim medis yang mengusahakan yang terbaik untuk keselamatan Aiden.

Suara mesin medis terdengar menggema satu nada menandakan bahwa keadaan Aiden tidak baik-baik saja. Ya, dia kehilangan banyak darah. "Dokter! Jantung pasien sudah berhenti berdetak," ujar salah seorang suster yang menemani dokter di ruang UGD.

"Cepat ambilkan defribilator!" ujar sang dokter dengan wajah cemasnya. Ia berdoa pada yang kuasa, semoga pasiennya bisa terselamatkan.

"Baik dokter!"

Akhirnya dokter menggunakan alat pacu jantung sebagai cara terakhir untuk menyelamatkan nyawa pasiennya. Dia terus berusaha dan berusaha untuk menyelamatkan Aiden dari maut.

Tiiittt....

Suara mesin medis masih tidak menunjukkan perubahan apapun. Bunyinya datar dan satu nada, nada yang bernama kematian.

"Pasien sudah meninggal." ucap dokter itu sambil menghela nafas. Pasiennya tidak terselamatkan lagi. "Beritahu keluarganya yang ada diluar," ujar sang dokter pada salah satu suster yang ada disana. Suster itu menganggukkan kepalanya, lalu melangkah pergi keluar dari ruang UGD untuk mengabari keluarga pasien yang baru saja meninggal itu.

Diluar sana sudah ada Theo, Ivana dan Raphael yang mengantar Ivana tadi. Mereka langsung tercekat melihat suster keluar dari ruangan itu dengan wajah sendu.

"Suster, bagaimana keadaan kakak saya?" tanya Ivana lebih dulu pada suster itu. Suster itu terdiam sejenak, lalu ia pun mengatakan pada Ivana dan dua orang pria yang ada disana bahwa nyawa Aiden tidak bisa diselamatkan.

Ivana, Theo dan Raphael masuk ke dalam ruang UGD. Dimana ada perawat yang akan membawa Aiden ke kamar jenazah. Ivana langsung mengamuk disana.

"Kalian mau bawa kemana kakakku?!" seru Ivana yang lalu memeluk kakaknya yang terbujur kaku diatas ranjang pasien dengan wajah pucat pasi seperti tanpa darah. Tidak terlihat ada kehidupan disana.

"Kakak...huhuhu...hiks...kakak bangun kak! Kakak jangan seperti ini. Kalau kakak pergi, aku bagaimana? Kakak tega padaku? Kakak tega pada uncle, aunty, kak Rachel dan yang lainnya? Apa kakak akan pergi seperti ini? Kakak aku mohon....hiks..." gadis itu menangis sambil menangkup kedua pipi kakaknya yang sudah terasa dingin.

"Aiden..." lirih Raphael dan Theo yang juga kehilangan kata-kata, mereka tidak menyangka bahwa Aiden akan pergi dengan cara seperti ini.

Theo mendekati Ivana, dia tau benar betapa terpukulnya kekasihnya itu saat ini. Sebisa mungkin ia akan menenangkannya. "Ivana... sweetheart..."

"Tidak kak, kakakku tidak akan pergi seperti ini...kakakku berjanji akan menjagaku selamanya. Dia tidak akan meninggalkanku sebelum hidupku benar-benar bahagia. Dia tidak bisa pergi begitu saja. Tugasnya belum selesai! Aku tidak akan bahagia jika aku hidup tanpanya." tutur Ivana dengan buliran air mata yang jatuh membasahi pipinya. Ivana teringat ucapan Aiden yang mengatakan bahwa ia akan selalu bersamanya dan tidak akan meninggalkan Ivana sebelum adik kecilnya benar-benar bahagia dan tidak membutuhkannya lagi.

~~

Disebuah padang rumput yang luas, Aiden melihat di sekelilingnya yang sepi. Namun udara disana terasa sejuk untuknya. Tidak ada siapapun disana selain dirinya.

Aiden melangkah lurus ke depan, ia menemukan pintu yang berada di Padang rumput itu. Entah kenapa langkahnya menuntun pada pintu itu. Namun saat satu langkah lagi akan masuk ke dalam pintu itu, suara seseorang membuat langkahnya terhenti.

"Apa kau akan pergi begitu saja dan meninggalkan kami tanpa tanggungjawab?"

Aiden menoleh ke arah suara wanita yang familiar di telinganya itu. Kedua matanya membola saat melihat sosok wanita yang menggandeng tangan dua orang anak disampingnya.

"Nath...kau ada disini?" Aiden ingin berlari menghampiri Natasha dan kedua anak itu, tapi entah kenapa dia tidak bisa. Aiden menangis saat melihat sosok yang ia rindukan dalam hatinya selama ini.

"Ya, kami masih disini dan kau malah mau pergi?" tanya Natasha kecewa.

Kedua anak yang menggandeng tangan Natasha itu berlari menghampiri Aiden dan memegang tangan pria itu. Anak laki-laki dan perempuan, namun wajahnya tidak jelas karena berada di bawah silaunya cahaya.

"Ayo kembali, ikut kami dan Mama..." ucap anak laki-laki itu pada Aiden yang membuat Aiden tercengang.

"Mama?"

"Mali kita belmain bercama." ajak anak perempuan itu pada Aiden. Pria itu mematung, ia menggandeng tangan kedua anak itu dan berjalan menghampiri Natasha.

"KAKAK! Kumohon kembalilah, aku membutuhkanmu kak!"

Tit....tit....titt...

Suara mesin medis terdengar normal tidak datar seperti barusan. Ivana, Theo dan Raphael lega mendengarnya, mereka merasa ini pertanda baik.

"Dokter, detak jantung pasien kembali!" ujar suster yang melihat layar monitor di mesin medis yang memperlihatkan detak jantung yang terdeteksi.

"Pasangkan kembali selang infusnya! Dan saya mohon untuk keluarga pasien agar menunggu diluar." ucap dokter sambil menyiapkan stetoskop untuk memeriksa kondisi Aiden.

Theo membawa Ivana keluar dari ruang UGD, bersama Raphael juga. Mereka lega karena Aiden selamat dari maut.

"Kakakmu sudah baik-baik saja, kau tenang ya *sweetheart*." Theo memeluk Ivana, terukir senyuman dibibirnya dan di bibir gadis itu. Sementara disisi lain Raphael menatap kebersamaan Theo dan Ivana dengan tatapan tajam, tangannya terkepal erat.

"Syukurlah... Kakak kembali..." ucap Ivana merasa bersyukur karena kakaknya baik-baik saja.

\*\*\*\*

Sementara itu di tempat lain, seorang wanita dengan beberapa alat medis yang terpasang ditubuhnya, baru saja membuka mata. Dia berada di rumah sederhana yang terpencil.

"Ibu! Wanita ini sudah membuka matanya, ibu!!" seorang anak remaja berteriak memanggil nama ibunya, lalu ia pun berlari keluar dari kamar itu meninggalkan si wanita yang baru saja membuka matanya seorang diri.

Wanita itu terlihat linglung dan melihat ke sekelilingnya. Kepalanya di perban, mulutnya masih ditutupi oleh selang oksigen. Wajahnya memiliki luka goresan-goresan disana. Tak lama kemudian seorang wanita paruh baya dan anak laki-laki tadi menghampiri wanita itu. Wanita paruh baya yang kebetulan berprofesi sebagai dokter itu langsung memeriksa kondisinya. Yeah, wanita itu adalah Natasha.

"Ini benar-benar keajaiban, kau dan kedua bayimu baik-baik saja nona." kata wanita paruh baya itu kepadanya. Wanita paruh baya itu lega karena setelah 3 bulan koma, Natasha siuman dan bayinya baik-baik saja hanya dalam kondisi lemah.

"Bayi? Bayi apa?" tanya Natasha bingung. "Kalian juga siapa?"

...\*\*\*\*...

Terpopuler

Comments

Tiahsutiah

Tiahsutiah

Alhamdulilah Natasha masih hidup😍 semoga setelah ini Aiden bisa menemukan Natasha😘

2023-03-23

1

Bila

Bila

Ayo berjuang Aiden, anakmu kembar tuh kayaknya 😍😍

2023-03-17

0

pembaca novel

pembaca novel

Biarin Natasha amnesia thor, biar si Aiden berjuang buat dia

2023-03-17

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Mimpi buruk Aiden
2 Bab 2. Siksaan untuk Natasha
3 Bab 3. Menyewa wanita panggilan
4 Bab 4. Ivana dilecehkan?
5 Bab 5. Ajakan Aiden
6 Bab 6. Pusing
7 Bab 7. Petaka obat xx
8 Bab 8. Aku akan bertanggungjawab
9 Bab 9. Calon kakak ipar
10 Bab 10. Aku akan pergi, Mr. Dacosta
11 Bab 11. Mual mual
12 Bab 12. Garis dua
13 Bab 13. Ciuman pertama Ivana
14 Bab 14. Bantu aku Dixon!
15 Bab 15. Pernikahan dan kepergian Natasha
16 Bab 16. Kebodohan Aiden
17 Bab 17. Kabar mengejutkan
18 Bab 18. Natasha meninggal?
19 Bab 19. Aiden hancur
20 Bab 20. Natasha masih hidup?
21 Bab 21. Waktu berlalu (Revisi)
22 Bab 22. Bertemu gadis kecil imut
23 Bab 23. Bertemu kembali
24 Bab 25. Seperti orang asing
25 Bab 25. Memulai dari awal
26 Bab 26. Maafkan aku Ivana
27 Bab 27. Hari yang panjang
28 Bab 28. Kakakmu akan menikah
29 Bab 29. Rencana Aiden untuk menikah
30 Bab 30. Mencari Natasha
31 Bab 31. Beraninya kau
32 Bab 32. Natasha menggoda iman
33 Bab 33. Memberi pelajaran!
34 Bab 34. Bertemu dengan keponakan
35 Bab 35. Ivana hamil.
36 Bab 36. Dibawah langit jingga
37 Bab 37. Dia masih hidup
38 Bab 38. Janji suci
39 Bab 39. Ingat semuanya
40 Bab 40. Kita sudah suami-istri
41 Bab 41. Luna minta maaf
42 Bab 42. Pindah ke London
43 Bab 43. Rasa telah berubah
44 Bab 44. Pergi bekerja
45 Bab 45. Rasa bersalah
46 Bab 46. Tidak bolehkah aku cemburu?
47 Bab 47. Malam kedua berasa pertama
48 Bab 48. Suami istri sesungguhnya
49 Bab 49. Natasha tau semuanya
50 Bab 50. Garis dua dan bahagia (End)
51 WHEN BAD BOY MEET SHOLEHAH
52 Dihamili Berondong
Episodes

Updated 52 Episodes

1
Bab 1. Mimpi buruk Aiden
2
Bab 2. Siksaan untuk Natasha
3
Bab 3. Menyewa wanita panggilan
4
Bab 4. Ivana dilecehkan?
5
Bab 5. Ajakan Aiden
6
Bab 6. Pusing
7
Bab 7. Petaka obat xx
8
Bab 8. Aku akan bertanggungjawab
9
Bab 9. Calon kakak ipar
10
Bab 10. Aku akan pergi, Mr. Dacosta
11
Bab 11. Mual mual
12
Bab 12. Garis dua
13
Bab 13. Ciuman pertama Ivana
14
Bab 14. Bantu aku Dixon!
15
Bab 15. Pernikahan dan kepergian Natasha
16
Bab 16. Kebodohan Aiden
17
Bab 17. Kabar mengejutkan
18
Bab 18. Natasha meninggal?
19
Bab 19. Aiden hancur
20
Bab 20. Natasha masih hidup?
21
Bab 21. Waktu berlalu (Revisi)
22
Bab 22. Bertemu gadis kecil imut
23
Bab 23. Bertemu kembali
24
Bab 25. Seperti orang asing
25
Bab 25. Memulai dari awal
26
Bab 26. Maafkan aku Ivana
27
Bab 27. Hari yang panjang
28
Bab 28. Kakakmu akan menikah
29
Bab 29. Rencana Aiden untuk menikah
30
Bab 30. Mencari Natasha
31
Bab 31. Beraninya kau
32
Bab 32. Natasha menggoda iman
33
Bab 33. Memberi pelajaran!
34
Bab 34. Bertemu dengan keponakan
35
Bab 35. Ivana hamil.
36
Bab 36. Dibawah langit jingga
37
Bab 37. Dia masih hidup
38
Bab 38. Janji suci
39
Bab 39. Ingat semuanya
40
Bab 40. Kita sudah suami-istri
41
Bab 41. Luna minta maaf
42
Bab 42. Pindah ke London
43
Bab 43. Rasa telah berubah
44
Bab 44. Pergi bekerja
45
Bab 45. Rasa bersalah
46
Bab 46. Tidak bolehkah aku cemburu?
47
Bab 47. Malam kedua berasa pertama
48
Bab 48. Suami istri sesungguhnya
49
Bab 49. Natasha tau semuanya
50
Bab 50. Garis dua dan bahagia (End)
51
WHEN BAD BOY MEET SHOLEHAH
52
Dihamili Berondong

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!