Setelah memikirkan baik-baik, Natasha memutuskan akan memberitahukan kepada Aiden bahwa dia adalah wanita yang sudah bercinta dengan Aiden. Setidaknya Natasha sudah bicara, jangan ada missed komunikasi. Terserah, Aiden mau bertanggungjawab atas tidak terhadapnya, yang penting dia sudah bicara.
"Ya, aku akan pergi ke apartemen Aiden hari ini dan aku akan bicara padanya tentang kejadian semalam." gumam Natasha pada dirinya sendiri. Hari itu hari libur, kantor pun tidak beroperasi seperti hari biasanya. Usai sarapan dan mandi pagi, Natasha bersiap pergi ke apartemen Aiden. Namun tiba-tiba saja ia merasakan nyeri di bagian perutnya, perih di bagian pangkal pahanya.
"Aahh...aku kesulitan berjalan. Apa besok saja aku bicara dengannya? Aku benar-benar sakit...ishh..." gumam gadis itu sambil meringis kesakitan memegang perutnya.
Natasha kesulitan berjalan, ia pun memutuskan untuk merebahkan tubuhnya kembali di atas sofa. Percintaan semalam bersama Aiden, membuat tubuhnya remuk bagai dilindas truk.
****
Apartemen Aiden.
Aiden baru saja selesai memasak untuk Luna, dia merasa bertanggungjawab atas apa yang ia lakukan pada Luna semalam. Luna mencium wangi masakan, gadis itu baru saja keluar dari mandi. Namun dia bingung karena tidak ada pakaian wanita disana, ia pun hanya memakai bathrobe dan celana kedodoran milik Aiden.
"Aiden, bagaimana ini? Aku tidak punya pakaian untuk dipakai, jadi aku memakai pakaian dan celanamu dulu." kata Luna dengan tampang polos yang tak sesuai dengan kepribadiannya.
Aiden menatapnya datar tanpa perasaan apapun, satu hal yang ia ingat dalam kepalanya. Ia harus bertanggungjawab karena telah mengambil pertama kali gadis didepannya ini. "Duduklah, makan sarapannya. Aku akan meminta seseorang untuk membawakan pakaian untukmu." kata Aiden lembut pada Luna.
Luna sudah membayangkan bagaimana jadinya bila dia dan Aiden menikah nanti. Pastinya Luna akan menjadi wanita paling bahagia di dunia ini.
"Minta bawakan saja pada Nath, dia dan aku memiliki ukuran pakaian yang sama. Kau bisa minta tolong padanya bukan?" tanya Luna seraya menyisir rambutnya ke belakang telinga. Sebenarnya dia ingin Natasha datang kemari dan melihat dirinya bersama Aiden. "A-aku hanya berpikir, akan aman bila Natasha yang mengantarkan baju untukku. Aku takut bahwa wartawan akan tau kalau aku disini." alibi Luna.
"Baiklah, lagipula aku hanya punya satu sekretaris dan itu adalah dia." kata Aiden setuju. Selagi Luna memakan sarapan omelet yang dibuat oleh Aiden, pria itu berusaha menghubungi Natasha. Akan tetapi tak kunjung diangkat oleh Natasha. Biasanya gadis itu selalu siap sedia kapan saja bila Aiden menelponnya.
"Ckckck...kemana dia? Apa dia masih tidur jam segini?" gumam Aiden tanpa mencemaskan keadaan Natasha sedikitpun, yang ia pikirkan hanya keberadaan Natasha disana sebagai pesuruhnya. Dia selalu ada 24 jam untuknya.
Benar saja, gadis itu kembali tertidur setelah minum obat yang bisa meredakan sakit ditubuhnya. Ia tertidur sangat pulas. Hingga akhirnya Aiden pun menghubungi Ivana, dia meminta tolong pada adiknya untuk membawakan pakaian wanita ke apartemennya.
"Tumben sekali kakak memintaku datang ke apartemennya dan menyuruhku membawakan baju wanita pula. Apa jangan-jangan dia kak Natasha sudah...." Ivana tidak melanjutkan kata-katanya, ia segera bersiap pergi ke apartemen Aiden setelah menyiapkan satu setel baju wanita didalam kantong kainnya.
Ivana tidak datang sendiri, ia diantar oleh supir keluarga Dacosta bernama Frizz. Padahal Ivana bisa menyetir sendiri, namun Aiden begitu protektif kepadanya sampai tidak diperbolehkan untuk menyetir. Ivana sampai di apartemen kakaknya sambil membawa kantong berisi baju wanita itu, saat dia akan memencet bel. Tiba-tiba saja pintu apartemen sudah terbuka dan Ivana melihat Luna disana.
"Morning ivana." sapa gadis itu sambil tersenyum manis. Sedangkan Ivana masih terkejut lantaran Luna ada di apartemen kakaknya sepagi ini, memakai pakaian dan celana kedodoran yang sudah jelas milik kakaknya.
"Apa yang sudah kakak lakukan dengan kakakku? Kenapa kakak ada disini?" Ivana mencecar Luna dengan pertanyaan dan tatapan tajam.
"Kenapa kamu bertanya begitu Ivana? Sudah jelas aku ada disini dan mungkin untuk seterusnya.Karena aku adalah calon kakak iparmu. Ivana aku senang sekali karena akhirnya aku bisa jadi kakak iparmu." ucapan Luna membuat Ivana tercengang tak percaya. Dia pun melenggang masuk ke dalam apartemen, lalu menghampiri kakaknya yang berada di sofa ruang tengah.
"Ivana, kau sudah datang?" sambut Aiden pada adiknya. Aiden mengerutkan kening dengan heran sebab adiknya itu terlihat marah.
"Kak, apa benar kak Luna adalah calon kakak iparku? Katakan padaku kak! Apa kakak akan benar-benar menikahinya?" tanya Ivana dengan mata berkaca-kaca dan wajah merah karena marah. Di belakang sana, Luna masih melihat dan mendengar apa yang akan terjadi.
"Iya, Luna adalah calon kakak iparmu. Memang benar, kakak akan menikahinya." jawab Aiden serius.
Deg!
Ivana tercengang lagi dengan pernyataan dari kakaknya yang akan menikahi Luna. Sebenarnya apa yang terjadi? Mengapa kakaknya tiba-tiba akan menikahi Luna? Ivana ingin menyangkal semua ini, menganggapnya candaan saja. Tapi dia tau sifat kakaknya, tidak ada humor-humornya sama sekali. Kakaknya serius ingin menikahi Luna.
...*****...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
pergi saja Natasha
2024-05-12
0
pembaca novel
Habis nabung bab kak 😀
2023-03-12
0
Tiahsutiah
Aiden b**** dengan mudah nya percaya aja sama si luna😏
2023-03-12
0