Berhenti, Dimas!

Tangan Dimas beralih, turun ke bawah. Menuruni gunung ke lembah, perut ramping Luna bergerak gerik geli karena tangan Dimas mengusap perut bawah untuk semakin masuk menembus ce-lana da-lam lace putih.

Luna memberontak, tak ingin tangan Dimas meraba tempat paling pribadi miliknya. Dimas mencengkram tangan Luna semakin erat supaya gadis itu tak bisa memberontak.

"Lepasin!! Berhenti!!" Pinta Luna. Jantungnya terasa mau meledak karena berdebar terlalu cepat. Napasnya tersenggal-senggal karena kelakuan me-sum Dimas.

Dimas tak peduli, ia nekat menelisip masuk ke dalam celana da-lam Luna. Jemarinya menyentuh area paling sensitif milik seorang wanita, membuat kaki Luna bergerak sensual. Luna terasa lemas. Kakinya seakan tak bertulang saat Dimas memainkannya dengan lihai, bergerak lincah penuh ritme di atas miliknya.

"Ya ampun, sudah basah gini bilang enggak mau! Lo emang munafik." Dimas menyeringai, ia menunjukkan jarinya yang penuh dengan cairan lengket milik Luna. Wajah Luna menghangat, malu, ia merasa terkhianati oleh tubuhnya sendiri. Ya, siapa yang nggak basah bila mendapatkan rang-sangan sehebat itu?

"Please lepasin, Dim. A ... aku calon ibu tirimu." Luna terbata-bata, napasnya semakin sesak karena sentuhan jemari Dimas.

Dimas melepaskan tubuh langsing Luna, mendorong gadis itu sampai terjerembab dan menabrak dinding kaca. Ucapannya membuat Dimas sadar tujuan utamanya datang ke tempat ini. Protes pada papanya.

Beberapa pasang mata mengamati Dimas yang keluar dari fitting room dengan penuh amarah, namun pemuda itu tetap acuh. Ia masih panas karena luapan emosi. Amarahnya masih meletup-letup bagaikan gunung berapi yang siap memuntahkan laharnya, menghanguskan siapa saja yang berani menatannya. Aura itulah yang membuat para pegawai bridal enggan untuk menegur Dimas.

Surya menutup panggilannya, ia hendak kembali menemui Luna namun justru berpapasan dengan Dimas. Anak tunggalnya itu tergesa datang, menghampiri Surya dengan tatapan penuh rasa marah. Tatapan penuh kekecewaan.

"Papa!!" serunya lantang.

"Hlo, Dimas? Kamu ngapain ke sini?? Apa-apaan penampilanmu itu? Kamu jam segini baru bangun tidur?" Surya kaget saat Dimas ada di hadapannya, petentengan seakan ingin mengajak Surya berkelahi.

"Jangan sok peduli dengan Dimas, Pa!" sahut Dimas, ia mulai memberontak, berani membentak dan juga menepis tangan Surya.

"Kamu itu kenapa lagi sih, Dimas? Datang-datang bikin ribut!! Ini tempat umum Dimas. Kalau kamu mau ribut sama Papa. Di rumah saja, tunggu Papa pulang nanti malam. Papa masih banyak pekerjaan."

"Papa punya banyak pekerjaan tapi sempat berduaan dengan wanita ja lang itu. Sedangkan saat Dimas cuma mau bicara saja Papa menghindar dengan alasan sibuk."

"Berhenti memanggil Luna dengan kata-kata kotor itu, Dimas!! Dia wanita yang akan menjadi ibumu!! Kamu harus menaruh hormat kepadanya." Adu mulut pun kembali terjadi.

"Bagiku cuma ada mama!! Dan mama yang selamanya akan menjadi ibuku!! Dimas kemari cuma mau tahu, kenapa papa tega menyingkirkan semua foto dan barang-barang mama ke gudang?? Kenapa?? Apa semudah itu papa melupakan mama??”

“Ternyata hanya perkara kecil.” Surya menghela napas.

“Perkara kecil?? Sepertinya wanita ja lang itu sudah membuat papa menjadi gila!"

PLAK!!

"Cukup Dimas!! Kamu keterlaluan." Surya menampar Dimas, dengan tegas ia menyuruh putranya berhenti menyudutkan Luna, Gadis itu bahkan tidak tahu apa pun tentang perintah Surya menyingkirkan semua barang almarhum istrinya.

Dimas tak bergeming, tamparan Surya memang menyakitkan. Namun hati Dimas jauh lebih kecewa dari pada tamparan ini.

"Papa kini bahka tega menamparku karena wanita itu. Fine!! Lakuin apa yang papa mau!! Nikahi saja ja lang itu!!" Dimas melingsung pergi, meninggalkan area bridal, membuat semua pasang mata menatap takut ke arahnya.

"Dimas!! Dim!! Dimas!!" Panggil Surya.

Luna keluar dengan mata merah, ia kaget mendengar perkelahian ayah dan anak itu.

"Aku pasti akan membuatmu menderita!!" Sumpah Dimas saat melewati Luna. Luna mempererat genggaman pada sling bagnya. Menahan rasa sakit di dalam hatinya sekuat tenaga, menahan agar air matanya tidak jatuh.

“Ka … kayaknya Dimas nggak setuju dengan pernikahan kita, Mas.” Luna tertunduk.

"Maaf, maafin Dimas, Luna." Surya memeluk Luna. Mengusap punggungnya agar tenang, “kamu yang tenang ya. Mas coba bicara sama Dimas.”

...-- BERSAMBUNG --...

Terpopuler

Comments

Erna Fadhilah

Erna Fadhilah

semoga surya gagal nikah sama luna dan semoga dimas segera melakukan sesuatu pada luna agar pak surya ga bisa nikahi luna

2023-11-16

0

dementor

dementor

👍👍👍🙏👍

2023-05-10

1

lihat semua
Episodes
1 Keinginan Untuk Menikah Kembali
2 Menikahi Sahabat Papa
3 Pengagum Rahasia
4 Amarah Dimas
5 Terbawa Emosi
6 Berhenti, Dimas!
7 Gelisah
8 Rencana Dimas
9 Kesedihan Luna
10 Seorang Teman
11 Kenapa Mau Menikahinya?
12 Mabuk
13 Rencana Baru
14 Malam Pertama
15 Ingat Sesuatu?
16 Sisa Percintaan Semalam
17 Dimas ikut!
18 Bercinta Dengan Anak Tiri
19 Tak Menemukan Jawaban
20 Debaran Itu Kembali
21 Mengubur Perasaan
22 Perasaan Yang Meluap
23 Terlambat
24 Tekat Dimas
25 Dimas Kecelakaan
26 Sini Deh, Ma!
27 Belalai Gajah
28 Bimbang
29 Panik
30 Beralih Ke Sisi Tergelap
31 Luapan Cinta
32 Bermain Di Belakang Suami
33 Hubungan Terlarang
34 Sayang Yang Mana?
35 Semakin Berani
36 Kekasih?
37 Jangan Bermain Api!
38 Kamu Menjijikan, Luna!
39 Kenapa Menikahi Papaku?
40 Selalu Ada Untukmu
41 Kepindahan Dimas
42 Curiga
43 Sepi
44 Kawin Lari
45 Keputusan Berat
46 Indah Sekali
47 Bahagia Bersamamu
48 Kabur
49 Kabur II
50 Luna Menghilang
51 Apa Papa Mencintai Luna?
52 Bercerai Saja
53 Jalan Tengah
54 Jerat Berduri
55 Hamil
56 Benih Kebahagiaan
57 Ketahuan
58 Tanpa Arah dan Tujuan
59 Jangan Pergi
60 Pengakuan Dimas
61 Bertemu Kembali
62 Terbongkar
63 Tak Kuasa
64 Penyesalan Dimas
65 Obat Terbaik
66 Rindu
67 Bayiku!
68 Maafkan Aku
69 End
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Keinginan Untuk Menikah Kembali
2
Menikahi Sahabat Papa
3
Pengagum Rahasia
4
Amarah Dimas
5
Terbawa Emosi
6
Berhenti, Dimas!
7
Gelisah
8
Rencana Dimas
9
Kesedihan Luna
10
Seorang Teman
11
Kenapa Mau Menikahinya?
12
Mabuk
13
Rencana Baru
14
Malam Pertama
15
Ingat Sesuatu?
16
Sisa Percintaan Semalam
17
Dimas ikut!
18
Bercinta Dengan Anak Tiri
19
Tak Menemukan Jawaban
20
Debaran Itu Kembali
21
Mengubur Perasaan
22
Perasaan Yang Meluap
23
Terlambat
24
Tekat Dimas
25
Dimas Kecelakaan
26
Sini Deh, Ma!
27
Belalai Gajah
28
Bimbang
29
Panik
30
Beralih Ke Sisi Tergelap
31
Luapan Cinta
32
Bermain Di Belakang Suami
33
Hubungan Terlarang
34
Sayang Yang Mana?
35
Semakin Berani
36
Kekasih?
37
Jangan Bermain Api!
38
Kamu Menjijikan, Luna!
39
Kenapa Menikahi Papaku?
40
Selalu Ada Untukmu
41
Kepindahan Dimas
42
Curiga
43
Sepi
44
Kawin Lari
45
Keputusan Berat
46
Indah Sekali
47
Bahagia Bersamamu
48
Kabur
49
Kabur II
50
Luna Menghilang
51
Apa Papa Mencintai Luna?
52
Bercerai Saja
53
Jalan Tengah
54
Jerat Berduri
55
Hamil
56
Benih Kebahagiaan
57
Ketahuan
58
Tanpa Arah dan Tujuan
59
Jangan Pergi
60
Pengakuan Dimas
61
Bertemu Kembali
62
Terbongkar
63
Tak Kuasa
64
Penyesalan Dimas
65
Obat Terbaik
66
Rindu
67
Bayiku!
68
Maafkan Aku
69
End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!