Terjerat Pesona Ibu Tiri
BRAK!!
Seorang pemuda berusia dua puluh tahunan menggebrak meja sekuat tenaga dengan penuh amarah. Untunglah ruangan itu merupakan ruang VIP yang terpisah dari area makan restoran untuk umum, kalau tidak, entah akan ada berapa pasang mata yang tertarik untuk melihat pertengkaran di antara ayah dan anak itu.
"Apa Papa bilang?? Menikah lagi?? Kuburan mama bahkan belum sepenuhnya kering dan Papa sudah memutuskan untuk mencari pengganti mama?!" serunya dengan tangan mengepal di atas meja. Wajah tampan pemuda itu terlihat memerah karena amarah. Rahangnya mengeras, terlihat saling mengetat karena tak mampu menahan gejolak luapan amarah yang saat ini tengah berkecambuk di dalam hatinya.
"Papa juga punya kebutuhan, Dimas. Papa harap kamu tenang dan juga dengerin Papa dulu." Pria paruh baya ini terlihat menanggapi amarah sang putra dengan santai, wajahnya tidak menunjukan amarah karena memang semua ini adalah kesalahannya. Padahal baru tiga bulan yang lalu istrinya meninggal, namun belum genap seratus hari masa berkabung ia telah menunjuk gadis baru sebagai pengganti sang istri.
"Kebutuhan?? Papa sudah gila, ya?? Papa sudah hampir kepala lima tapi mau menikahi dengan wanita yang bahkan usianya lebih muda dari pada Dimas!!!" Ardimas Eka Prasetya, ya, itulah nama pemuda yang saat ini tengah menatap galak ke arah papanya.
"Ralat, usia Papa baru 45 tahun, Dimas!! Papa berhak menikah dengan siapa pun dan kembali jatuh cinta. Papa tidak berbuat zina selama Mamamu hidup, Papa tidak pernah berkhianat, Papa tidak pernah berselingkuh. Kali ini pun pernikahan yang akan Papa jalani dengan gadis itu juga adalah pernikahan yang sah baik di mata hukum atau pun agama." Surya Eka Prasetya, pria itu mulai meninggikan suaranya lantaran putra tunggalnya berani mengumpat padanya.
"Pokoknya Dimas nggak setuju kalau Papa nikah lagi!!" Tapi Dimas tidak takut dicap sebagai anak durhaka karena ia sungguh kecewa berat dengan pemikiran papanya.
"Papa cuma ingin kamu tahu, bukan meminta persetujuanmu!!" Surya menghela napas panjang, berusaha tenang kembali.
"Oh, gitu!! Kalau nggak mau tahu pendapat Dimas, ngapain Papa ajak Dimas bicara di restoran mewah ini???" Dimas membanting serbet makan di atas meja, semakin muak mendengar celotehan papanya. Nafsu makannya pun telah menghilang, menguap bersamaan dengan rasa hormatnya terhadap pribadi sang ayah.
"Untuk mengenalkanmu pada Luna, Dim. Karena setelah ini dia akan jadi mama kamu juga! Kita akan jadi keluarga!" Surya mencoba membuat putranya mengerti dan mau menerima calon istrinya sebagai keluarga. Meski hanya ibu tiri, Surya yakin Luna bisa menjadi pengganti mama yang baik bagi Dimas.
"Gila!! Dimas tidak akan sudi memanggil pe la cur itu dengan sebutan Mama!!"
"JAGA MULUTMU DIMAS!! Luna adalah gadis baik-baik!"
"Gadis baik-baik?? Hahaha ... mana ada gadis baik-baik yang mau diperistri oleh pria yang seumuran dengan bapaknya sendiri?? Dia pasti hanya ja lang kecil yang merayu Papa!! Dia hanya menginginkan harta Papa saja!!" Dimas tertawa sumbang. Baginya Luna tak lebih dari sugar baby sang ayah.
"Sudah Papa bilang jangan bicara sembarangan tentang Luna. Kamu belum pernah bertemu dengannya jadi jangan me--"
"Tidak perlu bertemu, mendengar namanya saja sudah membuatku muak! Silahkan, nikmati saja makan malam ini berdua dengan ja lang itu, Pa!! Dimas pergi!!"
BRUG!
Suara benda jatuh membuat keduanya menoleh. Tepat di tengah pintu, seorang gadis cantik tak sengaja menjatuhkan tas tangannya saat mendengar keributan antara ayah dan anak barusan. Mata bulatnya bergetar karena menahan air mata. Hatinya merasa pilu mendengar semua adu mulut barusan. Luna memang akan menikah dengan seorang pria berumur, namun ia tak pernah merayu pria apalagi menjual diri sebagai wanita mu rahan.
"Ma ... maaf," latah Luna, ia bergegas jongkok untuk mengambil tas tangan dengan tergesa. Tak ingin membuat keadaan menjadi semakin canggung.
Luna menggigit bibir mungilnya, menahan diri agar tidak menangis, menahan tangannya untuk tidak bergetar. Biasanya hal ini sangat mudah dilakukan, biasanya Luna sangat pandai dalam menjaga perasaan. Tapi entah kenapa, detik itu semua pelatihan yang ia terima sepanjang hidupnya seakan tak berguna. Ucapan yang terlontar dari bibir Dimas jauh lebih tajam dan menyakitkan. Yang bahkan bisa menyayat hatinya meski pun tidak ada bilah pisau yang diayunkan.
Luna sadar ia tak bisa selamanya berjongkok dan lari dari kenyataan. Mau tidak mau ada masalah yang harus dihadapi, keduanya akan menjadi bagian dalam hidup Luna begitu akad nikah dilangsungkan.
Setelah mengambil napas sepanjang mungkin, Luna bangkit dan mengumbar senyuman semanis dan sehangat yang ia bisa. Menunjukkannya pada Surya dan Dimas kalau ia baik-baik saja. Tatapan mata sayunya terarah pada Dimas, Luna bisa melihat dengan jelas sorot mata yang penuh dengan amarah itu tengah menatapnya. Mata elang Dimas sungguh menguliti keberaniannya.
"Oh, jadi kamu calon ibu tiriku. Ck, pantas saja Papaku tergila-gila padamu. Dasar cewek murahan!" Dimas menyunggingkan bibirnya dengan nada mencemooh. “Memang ya, we can’t judge book from its cover.”
Dimas mengamati gadis mungil dengan wajah polos tanpa make up tebal, gaun biru muda selututnya bahkan terlihat sangat sopan. Rambutnya juga hitam dan lurus, tidak ada bekas curly, coloring, atau pun smoothing seperti khas wanita murahan pada umumnya yang suka sekali menata rambut di salon.
"Jaga mulutmu, Dimas!!" Surya tidak suka anaknya terus menyudutkan calon istrinya.
"Cih," decih Dimas, ia tak menghiraukan wejangan sang ayah dan melangkah untuk meninggalkan ruang VIP, dengan kasar ia sengaja menyenggol bahu Luna sebelum keluar.
"Ack--" pekik Luna tertahan, tubuhnya terlalu kecil bila dibandingkan dengan tubuh atletis Dimas.
"Lihat saja!! Jangan harap bisa hidup tenang setelah menikah dengan papaku! Aku akan membuat hidupmu bagaikan di dalam neraka setiap hari!" bisik Dimas sebelum akhirnya benar-benar pergi meninggalkan ruang VIP di restoran berbintang lima ini.
Luna menunduk, tak berani mengangkat kepalanya. Kenapa penghinaan ini harus jatuh kepadanya? Apa salah Luna? Dia juga tak menyangka kalau jodohnya akan jatuh pada seorang pria dengan umur yang jauh lebih tua darinya.
Kenapa dia harus menikahi Surya?
...— BERSAMBUNG —...
Hai, kalau suka bisa langsung cuss divote, like, dan kasih komentar terbaik kalian ya, jangan lupa juga kasih gift supaya Othor semakin semangat dalam berkarya. Makasih Bellecious
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Erna Fadhilah
aku coba mampir semoga bagus dan baca sampai selesai
2023-11-16
0
Mimi lita
Hai kak, aku mampir lagi setelah sekian purnama. /Smirk/
2023-10-11
0
Rere Niae Cie'kecee
mampir thor smoga critanya menarik🙂🙂🌺🌺dan panas🔥🔥🔥😂
2023-05-11
0