Amarah Dimas

Bagaimana Luna bisa melupakan Dimas kalau ia harus hidup di bawah satu atap yang sama??

Bisakah Luna meluputkan tatapannya dari aura Dimas yang seterang bintang?

Pembohong bila Luna bilang ia bisa melupakan Dimas. Bahkan setelah Dimas lulus dari SMA dan mereka tak pernah bertemu pun Luna masih terus mengingat dan membayangkan Dimas dalam tiap tulisannya.

Dimas adalah satu-satunya pria yang mampu mengisi relung hati Luna yang kosong sampai penuh bahkan meluap.

"Lun ... Luna??" Surya menepuk pundak calon istrinya. Luna berjengit kaget, lamunanya akan sosok Dimas memudar.

"Ya?"

"Kamu ngelamun?"

"Eh, maaf, Mas, Luna kecapekan. Ada apa, ya?"

"Besok jangan lupa kita ada fitting gaun." Surya mengingatkan janji temu mereka dengan pihak bridal. Fitting terakhir sebelum hari H. Kemarin bagian dada Luna sedikit kekecilan, memang ukuran dadanya jauh di atas rata-rata gadis seumurannya.

"Iya, Mas. Luna inget kok."

"Ya sudah, selesaiin makannya, terus Mas anterin kamu pulang." Surya tersenyum manis, begitu pula Luna.

Luna harus menekan kuat-kuat perasaannya pada Dimas. Suka tidak suka, ia kini sudah memiliki calon pendamping hidup yang begitu mencintainya. Surya begitu baik, mencintai Luna sepenuh hatinya, tidak ada yang kurang dalam cara Surya memanjakan Luna. Tak ada alasan bagi Luna mengkhianati cinta suci Surya atau pun mengecewakan pria itu.

.

.

.

Setelah mengantarkan Luna pulang, Surya menghubungi sekretarisnya. Sudah sebulan lebih ia memesan perabotan baru untuk mengganti perabotan di kamar utama, dan kurang dua minggu sebelum akad nikah mereka dilaksanakan pihak interior masih belum menyelesaikan pekerjaannya.

"Halo, Rus."

"Ya, Pak."

"Kamu kejar pihak interior, saya nggak mau tahu pokoknya besok perabotan baru sudah harus mulai di pasang!" perintah Surya.

"Baik, Pak. Lalu bagaimana dengan barang-barang almarhum Ibu, Pak?" Ruslan bertanya di balik panggilan Surya.

Surya mengusap dagunya pelan, ia juga belum menyingkirkan semua barang-barang milik almarhum istrinya karena sangat sibuk dengan pekerjaan dan persiapan pernikahan.

"Taruh saja di gudang, Rus." Akhirnya Surya memberi perintah pada bawahannya tanpa memikirkan perasaan Dimas.

"Baik, Pak."

******

Esoknya. Kediaman Prasetya.

Suara bor, palu, dan mesin amplas terdengar sangat riuh memenuhi rumah mewah bergaya modern itu. Dimas yang masih berhibernasi karena tak bisa tidur semalaman pun mulai terusik. Bebunyian tak lazim itu membuatnya kesal. Meski pun Dimas berusaha acuh dengan membenamkan telinganya di bawah bantal tetap saja suara itu terus mengganggu dan terdengar sangat menyebalkan.

"Damn it!! Siapa sih yang pagi-pagi bikin kesel??" Dimas menendang selimut, ia mengusik rambutnya dengan kasar. Dimas bergegas menyahut kaos oblong dan memakainya.

Dimas menuruni tangga ke lantai satu. Ia langsung bergegas menuju ke sumber suara yang membuat gendang telinganya mau pecah. Sumber suara itu berasal dari kamar orang tuanya. Kebetulan, Ruslan dan Jaenap berdiri di depan kamar utama itu sembari memegang beberapa bingkai foto.

"Siapa sih, Bik?? Pagi-pagi kok ribut!!" Dimas menegur asisten rumah tangga yang sudah bekerja lebih dari dua puluh tahun di rumah ini.

"Pagi?? Ini sudah jam dua belas siang, Den." Jaenap melirik ke arah jam dinding, matahari sudah ada di tengah bumi.

"Kok Paman Ruslan ada di sini? Papa di mana?" Dimas heran, sekretaris papamya selalu ada di mana pun sang papa berada. Tumben dia ada di rumah tanpa kehadiran bapak presdir yang terhormat.

"Bapak ada di bridal sama Non Luna. Saya ditugasin bapak buat beresin barang-barang almarhum nyonya, Dim." Ruslan menjawab rasa penasaran Dimas.

Mata Dimas melebar saat mendengar ucapan Ruslan. Jadi suara berisik yang membuat telinganya hampir pecah itu untuk menyingkirkan semua barang-barang milik almarhum dan menggantinya dengan yang baru??

"Semuanya??"

"Iya, semuanya."

"Termasuk foto-foto mama dan foto keluarga??" Dimas melihat beberapa bingkai foto yang masih berada di tangan Jaenap.

Wajah Jaenap langsung berubah sendu, ia merasa iba dengan Dimas. Belum juga kuburan mamanya mengering dan sang papa sudah sibuk mempersiapkan pernikahannya. Pasti berat bagi Dimas melihat semua barang berisi kenangannya bersama dengan sang mama disingkirkan demi menjaga perasaan calon ibu tirinya.

Surya memang terlalu buta dengan cintanya pada Luna. Ia menyingkirkan semua peninggalan almarhum sang istri agar Luna nyaman tinggal di rumah ini kelak. Namun Surya lupa, ada satu hati lagi yang mesti ia jaga, hati anak semata wayangnya yang begitu mencintai sang mama.

"Brengsek!!" Dimas mengumpat, ia langsung menyahut kunci motornya dan bergegas pergi.

"Dim ... Dimas!!"

"Den Dimas!!" Ruslan dan Jaenap berusaha menahan emosi Dimas, namun terlambat, Dimas sudah menggleyer gas motornya untuk protes pada sang papa.

.

.

.

"Di mana Papa??" seru Dimas begitu masuk ke dalam bridal. Semua pegawai mereka kaget, wajah Dimas yang mirip dengan Surya membuat mereka spontan menunjuk ke kamar fitting.

Dimas sudah terlalu dikuasai oleh amarah. Kebencian Dimas pada Luna sudah sampai di ubun-ubun. Hatinya begitu membara, ia ingin lekas mengumpat pada wanita ja-lang yang telah membuat papanya melupakan mamanya dengan sangat mudah.

Sudah lupakan Surya siapa yang mendampinginya mulai dari enol sampai menjadi pria sesukses ini?? Tentu saja sang mama!!

Lantas kenapa??

Kenapa dengan mudahnya Surya menyingkirkan semua kenangan indah akan mendiang istrinya?? Menyingkirkan kenangan akan keluarga mereka yang utuh dan bahagia hanya demi wanita yang baru saja ia temui?

SRAGG!!

Dengan penuh amarah Dimas menyibakkan tirai bludru warna wine dan masuk ke dalam.

"Eh?!!" pekik Luna, ia tengah setengah te-lanjang saat Dimas masuk ke dalam. Luna membeku saat pandangan mata Dimas tepat tertuju pada kedua asetnya yang berharga.

Dimas pun merasakan hal yang sama. Ia ikut membeku. Dimas menelan ludahnya dengan berat saat melihat kedua gundukan kenyal Luna yang begitu indah terpajang di depan matanya.

"Aaaaa!!!!" seru Luna.

...-- BERSAMBUNG --...

Aih ayo di vote!! Kasih like tiap sesinya ❤️❤️

Terpopuler

Comments

Erna Fadhilah

Erna Fadhilah

papa ga punya hati selalu nyakitin anaknya,,, gedeg aku sama surya walaupun luna baik 😠😠

2023-11-16

0

Rere Niae Cie'kecee

Rere Niae Cie'kecee

lnjut thor🤗🤗🤗🤗❤️❤️

2023-05-11

0

lihat semua
Episodes
1 Keinginan Untuk Menikah Kembali
2 Menikahi Sahabat Papa
3 Pengagum Rahasia
4 Amarah Dimas
5 Terbawa Emosi
6 Berhenti, Dimas!
7 Gelisah
8 Rencana Dimas
9 Kesedihan Luna
10 Seorang Teman
11 Kenapa Mau Menikahinya?
12 Mabuk
13 Rencana Baru
14 Malam Pertama
15 Ingat Sesuatu?
16 Sisa Percintaan Semalam
17 Dimas ikut!
18 Bercinta Dengan Anak Tiri
19 Tak Menemukan Jawaban
20 Debaran Itu Kembali
21 Mengubur Perasaan
22 Perasaan Yang Meluap
23 Terlambat
24 Tekat Dimas
25 Dimas Kecelakaan
26 Sini Deh, Ma!
27 Belalai Gajah
28 Bimbang
29 Panik
30 Beralih Ke Sisi Tergelap
31 Luapan Cinta
32 Bermain Di Belakang Suami
33 Hubungan Terlarang
34 Sayang Yang Mana?
35 Semakin Berani
36 Kekasih?
37 Jangan Bermain Api!
38 Kamu Menjijikan, Luna!
39 Kenapa Menikahi Papaku?
40 Selalu Ada Untukmu
41 Kepindahan Dimas
42 Curiga
43 Sepi
44 Kawin Lari
45 Keputusan Berat
46 Indah Sekali
47 Bahagia Bersamamu
48 Kabur
49 Kabur II
50 Luna Menghilang
51 Apa Papa Mencintai Luna?
52 Bercerai Saja
53 Jalan Tengah
54 Jerat Berduri
55 Hamil
56 Benih Kebahagiaan
57 Ketahuan
58 Tanpa Arah dan Tujuan
59 Jangan Pergi
60 Pengakuan Dimas
61 Bertemu Kembali
62 Terbongkar
63 Tak Kuasa
64 Penyesalan Dimas
65 Obat Terbaik
66 Rindu
67 Bayiku!
68 Maafkan Aku
69 End
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Keinginan Untuk Menikah Kembali
2
Menikahi Sahabat Papa
3
Pengagum Rahasia
4
Amarah Dimas
5
Terbawa Emosi
6
Berhenti, Dimas!
7
Gelisah
8
Rencana Dimas
9
Kesedihan Luna
10
Seorang Teman
11
Kenapa Mau Menikahinya?
12
Mabuk
13
Rencana Baru
14
Malam Pertama
15
Ingat Sesuatu?
16
Sisa Percintaan Semalam
17
Dimas ikut!
18
Bercinta Dengan Anak Tiri
19
Tak Menemukan Jawaban
20
Debaran Itu Kembali
21
Mengubur Perasaan
22
Perasaan Yang Meluap
23
Terlambat
24
Tekat Dimas
25
Dimas Kecelakaan
26
Sini Deh, Ma!
27
Belalai Gajah
28
Bimbang
29
Panik
30
Beralih Ke Sisi Tergelap
31
Luapan Cinta
32
Bermain Di Belakang Suami
33
Hubungan Terlarang
34
Sayang Yang Mana?
35
Semakin Berani
36
Kekasih?
37
Jangan Bermain Api!
38
Kamu Menjijikan, Luna!
39
Kenapa Menikahi Papaku?
40
Selalu Ada Untukmu
41
Kepindahan Dimas
42
Curiga
43
Sepi
44
Kawin Lari
45
Keputusan Berat
46
Indah Sekali
47
Bahagia Bersamamu
48
Kabur
49
Kabur II
50
Luna Menghilang
51
Apa Papa Mencintai Luna?
52
Bercerai Saja
53
Jalan Tengah
54
Jerat Berduri
55
Hamil
56
Benih Kebahagiaan
57
Ketahuan
58
Tanpa Arah dan Tujuan
59
Jangan Pergi
60
Pengakuan Dimas
61
Bertemu Kembali
62
Terbongkar
63
Tak Kuasa
64
Penyesalan Dimas
65
Obat Terbaik
66
Rindu
67
Bayiku!
68
Maafkan Aku
69
End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!