Pengagum Rahasia

Kenal??

Apa kamu kenal sama Ardimas??

Bagaimana bisa Luna tidak mengenal Ardimas?? Pria tampan yang acap kali memberinya inspirasi di bawah rinai hujan.

Luna adalah adik kelas Ardimas sejak SMA. Berbeda dari sifat dan pembawaan Luna yang kalem dan introvert. Dimas adalah sosok cowok extrovert yang mudah bergaul dengan siap pun. Dilengkapi dengan wajah tampan, otak encer, dan uang yang seakan tak punya nomor seri, Dimas bisa dengan mudah memikat hati para gadis mana pun.

Selain pintar mencari teman, Dimas juga pintar berorganisasi, ia menjabat sebagai ketua OSIS selama dua tahun berturut-turut. Selain itu, Dimas juga anggota tim basket. Sekali menjadi kapten di tahun kedua SMA.

Luna mulai mengaggumi Dimas saat pidatonya sebagai ketua OSIS diacara penerimaan siswa baru. Hanya setahun jumpa di SMA, singkat, namun Dimas telah berhasil menjadi sosok penuh inspirasi dalam tiap cerita yang ditulis oleh Luna.

Luna belum pernah berpacaran, namun membayangkan Dimas mampu membuat tulisannya penuh dengan makna, mungkin karena Luna menulisnya dengan penuh perasaan sembari membayangkan sosok sempurna Dimas. Mata elang dengan alis tebal adalah bagian yang paling Luna sukai.

Tanpa pernah disangka, takdir mempertemukan Luna kembali saat masuk kuliah. Tanpa sengaja ia masuk ke universitas yang sama dengan Dimas. Jurusan mereka memang berbeda, namun gedung fakultasnya bersebelahan. Dimas mengambil arsitektur sedangkan Luna jurusan sastra.

Mungkin di mata Dimas, Luna hanyalah angin yang berlalu begitu saja tanpa pernah terlihat. Mereka terus berpapasan di area kampus pun Dimas sama sekali tak pernah mengenalinya. Meski begitu, bagi Luna, Dimas bagaikan terang cahaya bintang di langit malam yang gelap. Terlihat sangat mempesona, menarik, dan tak terlukiskan. Ya, Dimas adalah bintang yang tak akan pernah bisa digapai oleh Luna.

Tak masalah bila tidak tergapai, Luna masih bisa mengaguminya dari kejauhan. Menjadi pengagum rahasia, yang menjadikan Dimas sebagai tokoh utama dalam tiap ceritanya.

“Kenal sama Dimas? Mas denger kamu satu kampus sama Dimas?” Pertanyaan Surya memecah lamunan Luna. Gadis cantik itu menelan ludahnya dengan berat. Apa yang harus Luna jawab? Calon anaknya adalah pria yang ia kagumi?? Ayolah, Luna belum sebodoh itu untuk mengaku pada calon suaminya sendiri siapa pria yang ia taksir.

Luna bergeleng, ia mengaku tidak mengenal Dimas.

“Kirain kenal, soalnya Dimas orangnya sangat mencolok, biasanya banyak yang kenal.” Surya beranggapan bahwa Luna akan mengenal putranya yang juga ketua BEM.

Surya menuang air ke gelas Luna. Gadis berparas manis itu menenggak isinya sampai habis lalu tersenyum, berterima kasih atas pengertian Surya. Tenggorokan Luna memang sangat kering karena terus menelan pahitnya takdir yang harus ia jalani.

“Saya paling suka lihat senyuman kamu, Luna. Lesung pipimu manis sekali, bikin gemas.” Surya terkikih, membuat Luna menunjukan senyumannya sekali lagi. Meski pun canggung, ia tetap tersenyum agar calon suaminya senang.

“Kamu mau makan apa?” tanya Surya dengan lembut. Luna menunjuk sebuah gambar, padahal nafsu makannya sudah menghilang, ia tetap berusaha untuk memesan makanan.

“Sup asparagus. Pilihan tepat saat hujan, tapi apa kamu tidak mau makan makanan yang jauh lebih berat?”

“Nggak, Mas. Nanti gaunnya nggak muat kalau Luna makan banyak-banyak.” Luna menolak tawaran Surya dengan alasan klasik.

“Oke, biar Mas pesenin.”

Luna menatap Surya yang tengah menghadapi pelayan, memesan makanan untuk makan malamnya. Perhatian Surya membuat Luna jauh lebih tenang setelah pertemuannya dengan Dimas. Bila diamati, memang ada sedikit kemiripan antara Surya dengan Dimas. Luna berdecak dalam hati, tak dipungkiri genetik Dimas memang diwarisi dari sang ayah, mereka sama-sama memiliki mata yang berbinar sangat tajam.

Keduanya berbincang akrab, Luna bisa melihat sorot mata Surya yang menatapnya dengan penuh damba. Sorot mata penuh cinta, Luna harusnya bersyukur, ada pria yang mencintainya dengan tulus. Namun hati Luna sama sekali tak tergerak, bahkan tak ada debaran sama sekali.

“Oh, ya, kamu suka gaunnya?” Surya mengalihkan ke topik seputar persiapan pernikahan mereka.

“Iya, Mas, suka.”

“Kamu yakin nggak mau ngundang siapa pun??”

“Enggak, Mas. Yang penting sah saja,” jawab Luna.

Pernikahan sederhana karena memang tak ada yang Luna undang. Semua keluarga telah mengucilkan Luna karena menganggap papanya aib. Teman-temannya di kampus juga kini menjauhi Luna dan menganggapnya sebagai anak seorang penjahat. Mereka menjauhi, mencemooh, bahkan tak jarang mengganggu Luna dengan kekerasan fisik.

“Tapi bukan karena malu soalnya kamu nikah sama orang tua kayak saya kan??” Surya menggenggam tangan Luna.

“Malu?? Enggaklah, Mas. Malu sama siapa? Harusnya Luna yang nanyain itu. Mas nggak malu nikah sama anak seorang koruptor?” Luna merasa miris dengan title yang tersemat pada namanya.

“Hahaha … memang kenapa sama anak koruptor?? Yang penting saya tahu sifatmu dan sudah kenal dengan pribadimu. Pendapat orang ma saya nggak peduli. Yang anaknya orang baik baik juga belum tentu punya pribadi yang baik sepertimu.” Surya tertawa, Luna bisa bernapas lega.

“Oh, ya, Mas. Setelah kita menikah, Luna masih bolehkan meneruskan kuliah??” Luna memberanikan diri bertanya seputar masa depannya pada calon suami. Baginya yang seorang wanita, ucapan suami mutlak untuk dipatuhi.

“Tentu saja, Luna. Saya akan mendukung semua yang kamu cita-citakan, nggak usah sungkan untuk meminta. Mobil, tas, atau apa pun yang kamu mau juga Mas akan membelikannya."

“Nggak … nggak ada. Luna hanya ingin menjadi sarjana seperti harapan terakhir mama sebelum beliau mangkat.” Luna tak butuh barang mewah, lulus saja sudah cukup baginya. Naif memang, sifat lugunya sangat berbanding terbalik dengan sang ayah yang kini dipenjara.

"Baiklah, Luna. Pokoknya katakan saja, jangan sungkan. Kita akan menjadi suami istri."

"Iya, Mas." Luna merasa Surya sangat baik.

Lupakan Dimas, Luna. Dia bahkan sama sekali tak pernah menganggapmu ada, batin Luna.

Luna berpikir sembari tersenyum kecut, perlahan ia pasti akan mencintai Surya. Cinta bisa hadir karena terbiasa.

"Oh, iya. Kita akan tinggal serumah dengan Dimas setelah menikah. Kamu nggak keberatankan??" Surya balas meminta pendapat Luna.

"Eh, serumah?? Dengan Dimas juga??" Mata indah Luna melebar. Bagaimana bisa ia melupakan Dimas kalau tinggal serumah?

...— BERSAMBUNG —...

Masukin ke rak buku kalian ya, jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyaknya.

Episodes
1 Keinginan Untuk Menikah Kembali
2 Menikahi Sahabat Papa
3 Pengagum Rahasia
4 Amarah Dimas
5 Terbawa Emosi
6 Berhenti, Dimas!
7 Gelisah
8 Rencana Dimas
9 Kesedihan Luna
10 Seorang Teman
11 Kenapa Mau Menikahinya?
12 Mabuk
13 Rencana Baru
14 Malam Pertama
15 Ingat Sesuatu?
16 Sisa Percintaan Semalam
17 Dimas ikut!
18 Bercinta Dengan Anak Tiri
19 Tak Menemukan Jawaban
20 Debaran Itu Kembali
21 Mengubur Perasaan
22 Perasaan Yang Meluap
23 Terlambat
24 Tekat Dimas
25 Dimas Kecelakaan
26 Sini Deh, Ma!
27 Belalai Gajah
28 Bimbang
29 Panik
30 Beralih Ke Sisi Tergelap
31 Luapan Cinta
32 Bermain Di Belakang Suami
33 Hubungan Terlarang
34 Sayang Yang Mana?
35 Semakin Berani
36 Kekasih?
37 Jangan Bermain Api!
38 Kamu Menjijikan, Luna!
39 Kenapa Menikahi Papaku?
40 Selalu Ada Untukmu
41 Kepindahan Dimas
42 Curiga
43 Sepi
44 Kawin Lari
45 Keputusan Berat
46 Indah Sekali
47 Bahagia Bersamamu
48 Kabur
49 Kabur II
50 Luna Menghilang
51 Apa Papa Mencintai Luna?
52 Bercerai Saja
53 Jalan Tengah
54 Jerat Berduri
55 Hamil
56 Benih Kebahagiaan
57 Ketahuan
58 Tanpa Arah dan Tujuan
59 Jangan Pergi
60 Pengakuan Dimas
61 Bertemu Kembali
62 Terbongkar
63 Tak Kuasa
64 Penyesalan Dimas
65 Obat Terbaik
66 Rindu
67 Bayiku!
68 Maafkan Aku
69 End
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Keinginan Untuk Menikah Kembali
2
Menikahi Sahabat Papa
3
Pengagum Rahasia
4
Amarah Dimas
5
Terbawa Emosi
6
Berhenti, Dimas!
7
Gelisah
8
Rencana Dimas
9
Kesedihan Luna
10
Seorang Teman
11
Kenapa Mau Menikahinya?
12
Mabuk
13
Rencana Baru
14
Malam Pertama
15
Ingat Sesuatu?
16
Sisa Percintaan Semalam
17
Dimas ikut!
18
Bercinta Dengan Anak Tiri
19
Tak Menemukan Jawaban
20
Debaran Itu Kembali
21
Mengubur Perasaan
22
Perasaan Yang Meluap
23
Terlambat
24
Tekat Dimas
25
Dimas Kecelakaan
26
Sini Deh, Ma!
27
Belalai Gajah
28
Bimbang
29
Panik
30
Beralih Ke Sisi Tergelap
31
Luapan Cinta
32
Bermain Di Belakang Suami
33
Hubungan Terlarang
34
Sayang Yang Mana?
35
Semakin Berani
36
Kekasih?
37
Jangan Bermain Api!
38
Kamu Menjijikan, Luna!
39
Kenapa Menikahi Papaku?
40
Selalu Ada Untukmu
41
Kepindahan Dimas
42
Curiga
43
Sepi
44
Kawin Lari
45
Keputusan Berat
46
Indah Sekali
47
Bahagia Bersamamu
48
Kabur
49
Kabur II
50
Luna Menghilang
51
Apa Papa Mencintai Luna?
52
Bercerai Saja
53
Jalan Tengah
54
Jerat Berduri
55
Hamil
56
Benih Kebahagiaan
57
Ketahuan
58
Tanpa Arah dan Tujuan
59
Jangan Pergi
60
Pengakuan Dimas
61
Bertemu Kembali
62
Terbongkar
63
Tak Kuasa
64
Penyesalan Dimas
65
Obat Terbaik
66
Rindu
67
Bayiku!
68
Maafkan Aku
69
End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!