Sisa Percintaan Semalam

Erangan pelan saat kenikmatan mengguyur badani. Peluh yang menetes tiap kali gesekan terjadi di antara keduanya. Juga cengkraman kuat yang tertoreh saat ledakan hormon dopamin menguatas otaknya. Ya, Luna hanya ingat tentang kenikmatan yang ia rasakan semalam, namun tak ingat dengan siapa ia melakukan **** hebat yang merenggut keperawanannya.

Luna kira ia melakukannya dengan Surya. Tapi begitu melihat luka di leher Dimas, Luna merasa ragu. Luna yakin, itu adalah goresan dari kukunya yang tajam saat menahan hentakan tubuh kekar Dimas semalam. Hentakan dahsyat yang membuatnya melambung tinggi ke langit ke tujuh. Hentakan yang walaupun sakit bisa membuatnya belingsatan.

"Eh, hlo." Luna kaget saat melihat ternyata goresan kukunya ada di leher Dimas. Dimas menyeringai, lalu mengangkat dagu Luna agar fokusnya kembali. "Kenapa? Inget sesuatu tentang semalam??"

Glup, Luna menelan ludahnya dengan berat. Masa iya dia berselingkuh dengan anak tirinya sendiri pas malam pertama?? Nggak mungkin!! Tidak, pasti hanya kebetulan. Lagi pula, Luna tidak merayu atau pun memanggil Dimas, bagaimana bisa mereka berse-tubuh?

Namun ... Wajah Luna mulai pucat saat Dimas menyeringai. Keringat dingin mengucur deras seakan-akan ia tengah ketahuan mencuri oleh hansip perumahan.

"Maaf, Papa lama ya?" Beruntung kehadiran Surya menyelamatkan keduanya dari suasana canggung ini. Dimas kembali menikmati santapannya sementara Luna menghabiskan semua isi gelasnya. Haus, rasanya tenggorokan Luna kering kerontang dan sangat tercekat karena ucapan Dimas.

"Nggak kok Pa. Dimas baru saja selesai bicara sama Mama." Dimas beralih. Ia menaik kan alisnya pada Luna, Luna mengangguk dengan gerakan patah-patah, mengiyakan ucapan Dimas.

"Oh ya, bicara apa?" Surya tersenyum, senang Dimas sudah bisa menerima Luna sebagai bagian dari keluarga.

"Dimas bilang kalau mama nggak usah sungkan minta tolong sama Dimas kalau pas papa nggak ada di rumah." Dimas bersikap menjadi anak yang manis.

"Benar, Luna. Minta bantuan ke Dimas aja." Surya menepuk pundak Dimas dengan gembira. Ia tak tahu maksud Dimas menjurus pada hal berbau masalah ranjang. Wajah Luna memerah dan langsung menunduk malu. Hatinya sakit dengan kelakuan Dimas yang menyudutkannya. Dimas seakan sedang memberi peringatan pada Luna kalau ia harus melakukan apa pun perintah Dimas karena pemuda itu menyimpan kelemahannya, menyimpan rahasia Luna.

Luna menggigit bibir, ia harus menahan diri karena Surya adalah jawaban atas segala permasalahan Luna. Luna tak ingin Surya menceraikannya karena pengkhianatan Luna di malam pertama.

"Dan kamu harus hormat sama Mama kamu, Dim." Surya mengusap punggung Luna.

"Oh, tentu saja donk, Pa."

Dimas menyeringai ke arah Luna yang semakin erat meremas ujung roknya. Bagaimana ia bisa menghormati wanita yang mendesah di bawah kungkungannya semalam? Sebagai ibu tiri lagi.

"Oh, iya, Dim. Minggu depan kami akan berbulan madu ke Maldive. Kamu jaga rumah ya." Surya mengutarakan tujuan honeymoonnya pada Dimas. Surya merangkul punggung Luna dan mengecup pipinya. Dimas membeku saat mendengar penuturan Surya.

"Apa?? Honey moon?? Seminggu??" seru Dimas. Alis tebalnya sampai hampir menyatu.

"Iya, Dim. Seminggu. Kami janji akan pulang dengan membawa adik untukmu." Surya terkekeh. Tujuan bulan madu tentu saja bercocok tanam sampai menghasilkan buah cinta donk.

"Mas, jangan gitu donk. Malu sama Dimas." Luna mencubit lengan Surya.

"Dimas sudah besar, Luna. Dia juga pasti tahu kok." Surya mengelus lengan Luna agar tidak sepanik itu dalam menyikapi candaannya.

"Tapi Mas janji kasih kesempatan Luna untuk kuliah dan menunda momongan." Luna mengeryitkan alis.

"Hahaha ... tapi bikinnya tetap lancar tiap hari donk." Surya menggenggam tangan Luna.

Dimas membeku melihat kemesraan Surya dan Luna. Ia terlihat kaget dengan rencana honeymoon papanya. Kenapa dia harus kaget sih, Dim? Pengantin baru Honeymoonkan hal biasa. Atau jangan-jangan, Dimas mulai nggak rela berjauhan dari Luna?

...-- BERSAMBUNG --...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***