Sementara itu, Seruni dapat melakukannya dengan begitu mudah sekali, dengan cepat Seruni bisa berlari dan mengambang di atas air. Dia berlari dan melompat sesuka hatinya, sementara Tiara tak bisa seperti itu.
Tiara bisa berlari dengan kencang, namun dia tak bisa mengambang, mesti telah berulang kali di cobanya.
“Ayah, aku gagal, Ayah,” ujar Tiara dengan rasa kecewa.
“Belum nak, cobalah terus, kau pasti bisa seperti adik mu.”
Mendengar perkataan Ayahnya, tiara pun mencaba lagi sampai berulang kali, namun dia tetap saja tak berhasil.
“Aku masih saja gagal Ayah, lihat Seruni, dia telah berhasil dengan mudah.”
“Kalau begitu kau harus mengulanginya lagi, dari awal sayang. jangan kecewa, Ayah bersedia mengajarimu sampai kau berhasil.”
“Baik Ayah, aku mengerti.”
Di saat kekecewaan melanda hati Tiara, Seruni melakukan hal yang sangat menakjubkan.
“Ayah lihat aku!” seru Seruni dari tengah danau.
“Seruni..! mulailah nak.”
“Baik Ayah!”
Mendengar perintah Ayahnya, Seruni pun mulai beraksi, dia bergerak seperti orang yang sedang menari, gerakan jemarinya yang begitu lentur ternyata mengandung tenaga dalam yang sangat kuat.
Hawa panas yang di timbulkan oleh gerakannya itu membuat air danau naik hingga tiga meter tingginya, kemudian Seruni menurunkannya dengan cara memecahnya menjadi ombak kecil, hingga mencapai bibir danau.
Di atas danau yang begitu luas, Seruni mengambang seperti bunga teratai yang sedang mekar, dia berlari dan berjalan sesuka hatinya, seraya melatih ilmu yang telah dia kuasai.
“Bagus nak, bagus! berarti kau telah menguasainya dengan sempurna."
“Apa guna air gelombang itu, Ayah?”
“Air gelombang yang naik karena amarah, itu dapat membunuh orang lain, lalu turunkan kemarahan mu, hingga gelombang itu menjadi pecah.”
“Begitu kah, Ayah.”
“Iya sayang! tapi, tunggu! Ayah belum selesai bicara sayang!”
Mesti Datuak Malelo belum selesai bicara, namun Seruni tak mau mengindahkannya. Gadis cantik itu, terus berlari dengan kencang ke tengah danau. Di tengah danau itu, dia tampak berhenti sejenak, Datuak Malelo hanya menatapnya dengan penuh heran.
Lalu, tak berselang begitu lama, Seruni kembali beraksi, tapi gerakannya begitu aneh sekali, tak ada terdaftar di dalam kitab sakti itu. Datuak Malelo memperhatikannya dengan terheran-heran.
“Hm…! apa yang di lakukan dengan putri ku itu, ya?”
Dari gerakan yang aneh itu, awal mulanya angin berhembus sepoi-sepoi, lama kelamaan bertambah kencang, hingga akhirnya menjadi badai yang sangat dasyat, menerbangkan apa saja yang berada di sekitar danau.
Seiring dengan itu, terjadi pula guncangan yang sangat kuat dan terakhir di susul dengan suara menggelegar. Suaranya sangat kuat sekali, seiring dengan itu air danau pun naik setinggi lima meter lebih dan memecah berhamburan keluar danau.
Datuak Malelo dan Tiara terpental dan terseret arus air danau. Mesti mereka berdua telah berusaha untuk berdiri, namun mereka tak mampu melawan arus.
“Ayah..!” konsentrasi Seruni pun buyar seketika, saat di lihatnya Datuak Malelo dan Tiara kakaknya, terpental dan terseret arus air. Secepatnya Seruni berlari untuk menyelamatkan keduanya.
“Seruni..! apa yang telah kau lakukan! kau hampir saja membunuh kami berdua!” bentak Datuak Malelo dengan suara keras.
“Maafkan aku Ayah, aku sendiri nggak tahu, kalau ini akibatnya,” jawab Seruni pelan.
“Akibat, akibat apa seruni?” tanya Datuak Malelo heran.
“Akibat perpaduan ilmu teratai putih dan ilmu lentik jemari.”
“Apa! jadi kau menggabungkan kedua ilmu itu sekaligus?”
“Iya, Ayah. aku mencoba untuk menggabungkan kedua ilmu itu sekaligus dan inilah hasilnya.”
“Waah..! bagus sekali putriku. Berarti kau telah menciptakan ilmu baru yang tiada tandingannya di dunia persilatan sayang.”
“Apanya yang hebat Ayah, ulah kelakuannya tadi, dia hampir saja membunuh Ayah dan aku.”
“Jangan pandang kesalahan adik mu Tiara, tapi lihat keberhasilan yang telah di perbuatnya. Sekarang mari kita pulang,” ajak Datuak Malelo pada kedua putrinya itu.
“Baik Ayah!” jawab keduanya dengan serentak.
Setelah ilmu teratai putih dapat di kuasai Seruni dengan sempurna, lalu Datuak Malelo meminta kedua putrinya membuang ilmu hitam yang telah di kuasainya selama ini.
“Ayah minta pada kalian, agar kalian bersedia membantu Ayah, untuk membuang seluruh ilmu hitam yang Ayah miliki.”
“Kenapa harus di buang Ayah? kenapa nggak Ayah turunkan saja pada kami berdua,” ujar Tiara, pada Ayahnya.
“Tidak putri ku. Ilmu hitam itu sangat berbahaya, jika kita nggak pandai mempergunakannya dengan baik, maka ilmu hitam itu akan menghilangkan seluruh ilmu suci yang kita miliki."
“Begitu dahsyat kah ilmu hitam yang telah Ayah kuasai?” tanya Seruni ingin tahu.
“Iya, putriku. Begitulah kekutan ilmu hitam pada tubuh seseorang, dia dapat merusak hati dan jalan pikiran kita. Ilmu hitam dapat menguasai imajinasi kita, sehingga kita cendrung untuk mengikuti jalan syetan. Itu sebabnya Ayah berniat ingin membuangnya dari tubuh ini.”
“Bagai mana kalau aku mencoba untuk mempelajarinya Ayah, nggak banyak, hanya satu saja, tapi yang paling hebat dan ampuh dari ilmu hitam lainnya.”
“Nggak nak, kalian nggak boleh mempelajarinya, sebab ilmu ini sangat berbahaya sekali untuk kalian berdua.”
“Satu Ayah, hanya satu ilmu saja. Ayolah Ayah, berikan satu ilmu saja kepada ku. aku janji akan memanfaatkannya sebaik-baik mungkin.”
“Kenapa kau begitu ngotot, ingin mempelajari ilmu itu, Seruni? bukan kah Ayah sudah melarangnya,” sanggah Tiara.
“Ayah benar melarangnya, tapi seburuk apapun ilmu itu, pasti ada sedikit manfaat yang terkandung di dalamnya.”
“Manfaatnya sedikit sayang, hanya mudaratnya yang banyak.”
“Biarlah Ayah, aku hanya ingin satu ilmu saja.”
“Baiklah, Ayah akan menurunkan satu ilmu kepada kalian berdua.”
“Aku nggak mau Ayah,” ujar Tiara.
“Berarti hanya kau sendiri yang menginginkannya Seruni?”
“Iya Ayah. biar aku sendiri yang mencobanya.”
“Baiklah, tapi sebelum kau menuntut ilmu itu, kau harus melakukan tapa suci selama sepuluh hari, tanpa minum dan makan nak, apakah kau sanggup?”
“Baik Ayah, akan ku coba,” jawab Seruni dengan yakin.
Setelah mendapatkan petunjuk dari Datuak Malelo, Seruni mulai melakukan bersemedi. Agar tapa sucinya dapat berhasil dengan sempurna, malam itu dia telah mandi kembang tujuh rupa terlebih dahulu.
Di hari pertama, kedua dan ketiga, Seruni terlihat biasa-biasa saja, masuk kehari empat, lima dan enam, tampak Seruni berusaha untuk tetap kuat. Masuk dihari ke tujuh, tubuh seruni tampak pucat sekali, sepertinya darah tak lagi mengalir dengan teratur.
Mesti demikian, Seruni masih saja bersikeras ingin mempelajarinya, tepat di hari kedelapan, tubuh Seruni mulai membiru, Datuak Malelo sangat khuatir sekali, takut kalau putri kesayangannya tewas karena mempelajari ilmu sesat itu.
Memasuki hari ke Sembilan, Datuak Malelo mencoba berbisik ketelinga Seruni yang tampak semakin lemah dengan tubuh yang membiru.
“Jangan di lanjutkan sayang, kalau kau nggak sanggup, karena tubuh mu sangat lemah sekali, Ayah takut terjadi sesuatu pada dirimu.
Bersambung...
*Selamat membaca*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
Iril Nasri
wah mantap Seruni
2023-04-04
0
Adronitis
👍👍👍
2023-03-14
0