“Lalu apa urusannya kalau kita seperguruan?”
“Pantang bagi kita untuk menikah Mak Nani.”
“Jangan banyak alasan kau pengecut! semuanya pasti karena perempuan itu bukan?”
“Bukan itu Mak Nani, bukan itu!”
“Haah..! peduli amat! rasakan serangan ku ini…!”
Kemudian, perempuan itu sudah berada di hadapan Datuk Malelo dan dia pun langsung menyerang tanpa ampun. Maka pertarungan pun tak dapat di elakan lagi. Jurus demi jurus terus mereka lancarkan.
Dalam pertarungan mereka berdua, tampak keduanya sama-sama kuat. Mereka sama-sama lihai dalam menyerang dan menangkis serangan lawan, mesti usia mereka sama-sama tua, namun mereka tetap saja gesit.
Dari jarak yang tidak begitu jauh, Seruni terus memperhatikan dengan teliti, setiap gerakan yang di keluarkan oleh mereka berdua. Di saat pertarungan semakin sengit, Mak Nani berencana untuk berbuat licik.
Pisau yang di selipkan di pinggang Mak Nani rencananya, hendak di tikamkan ke Dada Datuk Malelo. Seruni yang melihat sifat licik Mak Nani, langsung menyerang Mak Nani dari jarak jauh. Sehingga belati yang berada di tangannya langsung terlempar
Belati yang telah di lumuri racun itu langsung terpental dan terlempar jauh entah kemana. Sedangkan Mak Nani, tersungkur ke bumi dengan tubuh membiru.
Ternyata serangan ilmu lentik jemari yang digunakan Seruni, bukan hanya mengenai belati Mak Nani, akan tetapi juga mengenai dadanya. Seperti yang di lihat oleh Datuk Malelo, Mak Nani terkapar dengan tubuh kejang dan membiru.
“Seruni..! apa yang kamu lakukan sayang?” tanya Datuk Malelo kaget dan cemas.
“Bukankah tadi dia hendak berbuat licik, dengan menikam Ayah secara diam-diam. jika aku nggak menggunakan ilmu lentik jemari itu. Ayah pasti terbunuh. Aku yakin belati itu telah di lumuri racun oleh Mak Nani, Ayah!”
“Dari mana kamu tahu sayang?” tanya Datuk Malelo heran.
“Karena belati itu mengeluarkan cahaya berwarna biru kehitaman. Itu bertanda, belatinya telah di lumuri racun.”
“Baiklah, Ayah percaya pada mu. lantas bagai mana dengan Mak Nani, nak?”
“Kita obati dia Ayah. Siapa tahu setelah dia sembuh, dia mau bertaubat dan berbuat baik pada semua orang.”
“Baiklah nak,” jawab Datuk Malelo, seraya membantu Seruni dalam mengangkat tubuh Mak Nani yang tak sadarkan diri.
Dengan kebaikan hati Seruni dan Datuk Malelo, akhirnya Mak Nani mereka obati.
Seruni yang banyak mempelajari ilmu pengobatan, dengan lembut dan penuh tanggung jawab, dia pun mengobati Mak Nani.
Datuk Malelo, yang menyaksikan sendiri bagai mana cara Seruni mengobati dan merawat luka Mak Nani, merasa kagum dan mengakui kebaikan hati putri angkatnya tersebut.
Sebenarnya datuk Malelo, mengakui kehebatan Ilmu yang di miliki Seruni, apalagi saat Mak Nani sakit, Serunilah yang mengobati dan merawatnya sendirian, sedangkan Datuk Malelo hanya memperhatikannya saja.
Setelah mereka selesai mengobati Mak Nani, mereka berduapun kembali melanjutkan perjalanan mencari keberadaan Tiara. Mesti saat itu Mak Nani belum pulih betul, tapi Seruni dan Datuk Malelo yakin, kalau Mak Nani akan merasa sehat setelah kepergian mereka berdua.
Setelah mereka berjalan begitu jauh, mereka justru tak menemukan Tiara. Saat itu rasa letih pun mulai mendera tubuhnya, lalu mereka berdua memutuskan diri untuk beristirahat sejenak di bawah sebatang pohon.
Tak begitu jauh dari tempat itu, segerombolan pendekar datang menyambangi mereka berdua.
“Hm..! ada mangsa rupanya, kalau begitu mari kita sikat..!” seru salah seorang dari mereka.
“Ayo bos, mumpung mereka lagi tidur!” seru salah seorang anak buah lainnya.
“Hai..! gadis manis!” goda pria itu seraya mencolek pipi Seruni.
“Hm..! lagi ngapain kalian berkumpul di hadapanku?” tanya Seruni pada sekawanan pendekar tersebut.
“Nggak ada apa-apa, cuma hanya ingin membuka cadarmu saja!”
“Silahkan aja kalau kalian berani.”
“Jangan sombong anak manis!”
“Aku bicara apa adanya, silahkan aja kalau kalian mampu.”
“Baiklah, kalau itu yang kau inginkan,” jawab salah seorang di antara mereka lagi.
Merasa mendapat izin dari Seruni, lalu salah seorang diantara mereka langsung menghampiri Seruni, guna membuka cadar milik gadis cantik itu. ketika tangan pria itu hendak menyentuh cadar milik Seruni, tiba-tiba saja dia terpental sangat jauh sekali.
Kejadian itu membuat pria itu merasa malu dan marah, dengan cepat dia langsung berdiri dan kembali menghampiri Seruni, namun saat itu pria itu bukan untuk membuka cadar Seruni, tapi dia hendak menghantam tubuh seruni dengan menggunakan tenaga dalam miliknya.
Seruni yang saat itu telah siap dengan serangan berikutnya, dia langsung mengarahkan kedua tangannya ke hadapan pria itu, yang membuatnya kembali terjungkal dan jatuh kebelakang.
“Kurang ajar..! teriak pria itu, seraya kembali nekat untuk menghampiri Seruni dan melayangkan pukulannya hingga beberapa kali.
Dengan tenang, Seruni menghantam tubuh pria itu hingga dia terpental lagi, darah segarpun menyembur dari mulutnya, di saat itu sekawanan pendekar lainnya datang membantu dengan cara mengeroyok Seruni.
“Ku peringatkan pada kalian semua, enyahlah dari hadapan ku, kalau tidak kalian pasti akan menyesal melawan ku nantinya.
“Jangan sombong kau anak manis, kita buktikan siapa yang menang di antara kita nantinya.”
“Baik, akan aku layani kalian semua,” jawab Seruni, seraya berdiri menghadapi mereka semua.
Ketika mereka melihat Seruni telah siap dengan jurusnya, lalu mereka pun langsung menyerang Seruni dengan serentak. Dengan tenang, Seruni melawan serangan mereka semua. Satu persatu jurus mereka pun, dapat di tangkis dengan mudah oleh Seruni.
Tak membutuhkan waktu lama untuk melawan semua, akhirnya Seruni mampu mengalahkan mereka dengan mudah.
“Nah..! sekarang terbukti bukan, kalau kalian nggak ada yang mampu membuka cadar milik ku! karena kalian nggak ada yang sanggup untuk membukanya, sebaiknya kalian pergi dari sini, dari pada kalian menyesal nantinya.”
“Hahaha….! kau kira, kami takut dengan ancaman mu anak manis! tidak, kami semua tak ada yang takut dengan ancamanmu. Justru kami semua semakin bernafsu untuk membuka cadarmu.”
“Dasar manusia bodoh! udah di beri kesempatan, masih juga membantah. baiklah, kalau begitu coba saja kalau kalian bisa melawan aku, maka akan ku bukakan cadar ku untuk kalian.”
“Baik, semua..ayo! kita serang dia serentak.”
“Baik..!” jawab sekawanan pendekar itu, yang kembali menyerang Seruni secara serentak.
Seperti yang di perintahkan oleh pimpinan mereka, lalu segerombolan pendekar itu, langsung kembali menyerang Seruni secara serentak.
Jurus demi juruspun di keluarkan, untuk bisa mengalahkan Seruni, namun Seruni sangat Tangguh buat mereka. Mesti berkali-kali mereka terdesak di buat Seruni, namun mereka tetap saja berusaha untuk menyerang Seruni.
“Sudahlah, sebaiknya kalian menyerah saja, karena aku nggak mau berurusan dengan kalian. Berhentilah menyerang, kalau nggak kalian bisa terluka nanti,” jelas Seruni menasehati mereka.
“Tapi kami lebih senang bila berurusan dengan mu gadis bercadar!” ujar pimpinan mereka.
“Benar itu, bahkan kami ingin bersenang-senang dengan mu gadis manis!” timpal salah seorang di antara mereka.
Bersambung...
*Selamat membaca*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
Dwi sonya
👍👍👍
2023-07-16
0
Iril Nasri
tetap semangat
2023-03-30
0
Adronitis
😭😭😭
2023-03-14
0