Part 3 Bertemu syekh Abdullah

“Kakak, mau memakainya?”

“Nggak dek, kakak nggak suka memakai cadar.”

“Berarti, kain ini untuk ku aja ya, kak.”

“Ambilah, siapa tau kau cocok memakainya.”

Seketika itu juga, secarik kain itu di ambil Seruni dari tangan Tiara dan dia langsung mengikatkannya.

“Gimana Ayak, apakah aku cocok memakainya?”

“Tentu sayang, kau sangat cocok memakainya.”

Mendengar kata pujian itu, Tiara merasa sedih. Wajahnya yang cantik terlihat merengut di hadapan Datuk Malelo dan Seruni.

“Kamu kenapa sayang?” tanya Datuk Malelo pada Tiara putrinya.

“Kenapa nggak aku aja yang memakai cadar itu, bukankah aku yang menemukannya tadi.”

“Benar sayang, cadar itu memang kamu yang menemukannya, tapi yang kehilangan orang tua itu, saat ini Seruni, sementara kamu nggak kehilangan siapa-siapa bukan?"

“Tapi, kenapa harus Seruni yang memakainya Ayah?”

“Siapa tahu dengan memakai cadar itu, Seruni bisa mendapatkan petunjuk tentang keberadaan kedua orang yang melihatnya. Lagian kau nggak suka memakai cadar bukan?”

“Ya Ayah, aku mengerti sekarang,” jawab Tiara pelan.

“Terimakasih atas pengertian mu putri ku, karena nggak mudah menerima, jika kita kehilangan orang tua yang kita cintai.”

“Ya Ayah.”

“Nah, kita kembali pulang kerumah. Untuk selanjutnya akan kita pikirkan di rumah saja.”

Lalu mereka pun kembali melesat, berlari dengan kecepatan tinggi, meliuk-liuk di tengan pepohonan yang rindang. Hutan belantara yang lebat, tidaklah menjadi rintangan buat mereka untuk berjalan dan berlari secepat mungkin kearah mana yang mereka suka.

Mesti terbilang masih kecil, tapi ilmu peringan tubuh yang di miliki oleh kedua putri Datuak Malelo itu, tak bisa di anggap remeh. Ilmu peringan tubuhnya cukup sempurna. Jika di bandingkan dengan orang dewasa.

Semua itu, tentu tak terlepas dari pelatihan diri yang di ajarkan semenjak dini, oleh Datuk Malelo. Hal itulah yang membuat mereka berdua cepat menyerap dan mendapatkan ajaran Ayahnya itu.

Malam itu, Datuk Malelo duduk dalam kesendiriannya. Pandangan matanya begitu hampa, hatinya terasa sedikit lirih. Apalagi jika Datuk Malelo teringat dengan istri tercintanya. Air mata itupun langsung mengalir tak terasa.

Sebenarnya Datuk Malelo tidak sendiri saat itu, ada ribuan anak muridnya yang tersebar di seluruh pelosok negeri. Saudara seperguruan dan saudara dekat yang sengaja dia tinggalkan membuatnya semakin sepi.

Datuk Malelo sengaja menyendiri, menghindar dari hiruk pikuknya dunia persilatan. Niatnya untuk membesarkan putri tercintanya terus diwujudkannya. Karena menurutnya semakin lama dunia persilatan itu semakin menggila.

“Tapi..! dengan cara melatih kedua putriku dengan ilmu-ilmu tingkat tinggi, itu sama artinya aku kembali ke dunia yang sudah lama aku tinggalkan. Hmm…!” ujar Datuk Malelo seraya menarik nafas panjang.

Dengan pelan lalu Datuk Malelo melangkah menuju halaman rumahnya, mencari udara segar untuk melepaskan rasa jenuh yang menggelayuti pikirannya.

Sedangkan Seruni, malam itu matanya juga sulit untuk di pejamkan, bayangan kedua orang tuanya yang masih hidup, selalu melintas di benaknya.

“Aku harus pergi dari sini! Aku harus cari orang tua ku! Apa pun resikonya,” gumam Seruni pelan.

Sepertinya niat Seruni sudah bulat, untuk mencari kedua orang tuanya. Secara perlahan Seruni mengumpulkan pakaiannya dan membungkusnya dengan selembar kain, sehingga menyerupai sebuah buntalan kecil.

Malam dingin yang sangat mencekam itu, Seruni manatap tajam kearah luar. Tak satu ekorpun Seruni mendengar suara binatang liar yang bersuara, semuanya diam seribu bahasa. Namun malam itu merupakan malam terakhir bagi Seruni untuk menatap wajah kakaknya, Tiara.

Dengan cara mengendap-endap, Seruni keluar menyelinap lewat pintu dapur. Di kedinginan malam, Seruni terus saja berjalan mengikuti kata hatinya yang tak pasti.

Yang jelas, dia harus pergi sejauh mungkin dari rumah Ayahnya, Datuk Malelo. Agar Ayahnya tak bisa menemukan keberadaannya.

Setelah merasa jauh dari rumahnya, Seruni pun beristirahat sejenak. Di buatnya api unggun untuk menghangatkan tubuhnya yang gemetar melawan cuaca yang semakin dingin.

“Ya Allah. dinginnya malam ini,” desah Seruni sembari memangku tangannya di depan api unggun yang menyala.

Mesti begitu dingin, tekat Seruni tetap saja ingin pergi meninggalkan rumahnya.

Di saat itu tiba-tiba saja sekelebat bayangan melintas di hadapannya. Desiran anginnya menerpa wajah Seruni hingga terasa dingin.

“Astaghfirullah..! siapakah itu gerangan!” seru Seruni.

“Aku!” sahut suara itu.

“Aku siapa?”

“Justru aku yang harus bertanya kepada gadis kecil seperti mu. kenapa berada di tengah hutan sendirian di malam yang gelap begini. apa kau nggak merasa takut?” tanya suara tak berwujud tersebut.

“Nggak! aku nggak takut sama sekali,” jawab Seruni dengan suara lantang.

“O ya? benar kamu nggak takut?”

“Kenapa mesti takut, bukankah Allah selalu ada bersama orang yang lemah seperti aku.”

“Benar, kau gadis yang benar. Di dunia ini memang nggak ada yang perlu ditakutkan. Hanya Allah lah seorang tempat kita takut. Takut akan azab dan siksa yang di berikan kepada orang yang selalu berbuat durhaka kepadanya.”

“Orang bicara, selalu menampakkan batang tubuhnya. Tapi tuan bicara selalu menyembunyikan wujud tuan. Apakah tuan takut berhadapan dengan ku,” ujar Seruni dengan suara yang lantang.

“Kamu ternyata cerdas juga gadis kecil!” ujar suara itu sembari menghampiri Seruni.

“Tuan siapa?” tanya Seruni ingin tahu.

“Bapak, Sekh Abdullah. Kebetulan saya hendak ke Gunung Pangilun. Kamu kenapa berada di tengah hutan sendirian malam-malam begini?”

“Nama ku Seruni, tuan. Aku hendak pergi mencari keberadaan orang tuaku yang hilang, delapan tahun yang lalu.”

“Hilang delapan tahun yang lalu? maksudnya apa ya, Bapak nggak mengerti.”

“Orang tua ku menghilang ketika aku masih bayi, menurut penduduk kampung yang ku temui, orang tua ku di culik oleh sekelompok siluman yang menamai dirinya ratu genit.”

“Ratu genit.”

“Kata para penduduk, kedua orang tua ku mereka culik dan mereka bawa ke sarang ratu genit untuk di jadikan budak.”

“Tunggu sebentar, biar Bapak terawang dulu,” ujar sekh Abdullah seraya meletakkan kedua ujung jemari tangannya di kening.

“Tuan lihat sesuatu?”

“Bapak nggak menemukan apa-apa, selain gumpalan kabut hitam yang tebal.”

“Apa maksudnya itu tuan?” tanya Seruni ingin tahu.

“Itu artinya. Keberadaan orang tua mu, telah mereka lindungi dengan menggunakan rajah ghaib. Sehingga begitu sulit bagi kita, untuk mengetahui keberadaan kedua orang tuamu itu.”

“Wah..! kalau begitu, aku nggak bisa ketemu mereka berdua dong tuan,” ujar Seruni dengan dahi berkerut.

“Sabar, suatu saat nanti, jika Allah berkehendak, kalian pasti akan di pertemukan.”

“O ya,” jawab Seruni sembari tertunduk sedih.

“Kamu nggak perlu sedih, karena bukan hanya kamu sendiri yang kehilangan orang tua. Di dunia ini begitu banyak anak yang sama penderitaannya dengan mu.”

“Tuan, maukah tuan mengajarkan aku ilmu penerawangan yang tuan miliki?”

“Boleh saja, tapi Bapak harus tahu dulu, kau ini murid siapa sebenarnya.”

“Nama Ayahku Datuk Malelo tuan. Dialah yang mengajariku ilmu dan dia juga telah memungut aku di tengah hutan.”

Bersambung...

*Selamat membaca*

Terpopuler

Comments

Adronitis

Adronitis

👍👍👍

2023-07-27

0

Dwi sonya

Dwi sonya

👍👍👍

2023-07-13

0

AbyGail

AbyGail

Kamu berani berbeda, menulis genre seperti ini, mantap

2023-03-25

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1 Rahasia Datuak Malelo
2 Part 2 Mencari informasi
3 Part 3 Bertemu syekh Abdullah
4 Part 4 Berjumpa pendekar aliran hitam
5 Part 5 Nasib si Kakek tua
6 Part 6 Meninggalkan hutan
7 Part 7 Dikerjain
8 Part 8 Mencari keberadaan Tiara
9 Part 9 Mendapat serangan
10 Part 10 Bertemu Datuak Basa
11 Part 11 Derita Datuak Basa
12 Part 12 Ketampanan Sutan Mudo.
13 Part 13 Perjalanan Siti
14 Part 14 Pertolongan untuk Datuak Basa
15 Part 15 Keangkuhan Datuak Basa
16 Part 16 Pendekar Sikumbang
17 Part 17 Pengobatan Datuak Malelo
18 Part 18 kegagalan Tiara
19 Part 19 Keberhasilan Seruni
20 Part 20 Pertikaian
21 Part 21 Pengembaraan
22 Part 22 Bertemu seorang pemuda
23 Part 23 Kebaikan hati Seruni
24 Part 24 Pembantaian
25 Part 25 Sanjungan untuk Seruni
26 Part 26 Bertemu Kakek tua
27 Part 27 Mangkuto
28 Part 28 Diserang oleh Mak Nani
29 Part 29 Teluh kiriman
30 Part 30 Difitnah Mak Nani
31 Part 31 Pengakuan Ketua aliran putih
32 Part 32 Menolak jadi pemimpin
33 Part 33 Sayembara
34 Part 34 Kemenangan Seruni
35 Part 35 Ulah Datuak Basa
36 Part 36 Diserang golongan hitam
37 Part 37 Pertarungan
38 Part 38 Pengampunan dari Seruni
39 Part 39 Siluman kawah bangkai
40 Part 40 Niat Mayangsari
41 Part 41 Perintah untuk pedang beracun.
42 Part 42 Rasa kagum
43 Part 43 Bertemu Kakek Pakih
44 Part 44 Mendapat senjata sakti
45 Part 45 Bertemu Pendekar Cakar Maut
46 Part 46 Di buru Pendekar aliran hitam
47 Part 47 Bertemu Guru
48 Part 48 Mempelajari ilmu baru
49 Part 49 Menghadapi pendekar rawa rontek
50 Part 50 Kegagalan yang dialami Seruni
51 Part 51 Diracuni oleh Mayangsari
52 Part 52 Menggagalkan penculikan
53 Part 53 Membasmi penculikan Gadis Desa
54 Part 54 Rintangan dalam mengembara
55 Part 55 Menggagalkan rencana Ratu genit
56 Part 56 Hukuman untuk ratu Genit
57 Part 57 Bertemu dengan ratu Genit
58 Part 58 Desa di tengah hutan
59 Part 59 Bimbingan dari Mangkuto
60 Part 60 Harapan
61 Part 61 Kekejaman Mayangsari
62 Part 62 Pelayanan untuk Datuak Malelo
63 Part 63 Menolong saudagar kaya
64 Part 64 Kepolosan Tiara
65 Part 65 Perguruan Harimau putih
66 Part 66 Kisah kitab sakti
67 Part 67 Mendapat jamuan istimewa
68 Part 68 Menuju sarang Bruto ijo
69 Part 69 Penyelamatan para tawanan
70 Part 70 Bruto ijo
71 Part 71 Akhir Mayangsari
72 Part 72 Pengobatan
73 Part 73 Tewasnya pendekar Rontek
74 Part 74 Bertemu pendekar Giring
75 Part 75 Pengobatan untuk pendekar Giring
76 Part 76 Bertemu murid Padepokan
77 Part 77 Ilmu Malih rupa
78 Part 78 Kembali ke gunung Padang
79 Part 79 Pemilihan ketua baru
80 Part 80 Hukuman untuk Mak Nani
81 Part 81 Mendengarkan bisikan ghaib
82 Part 82 Bertemu Pendekar Topeng perak
83 Part 83 Petunjuk untuk Seruni
84 Part 84 Dihadang Pendekar bertopeng
85 Part 85 Ulah Ratu Genit
86 Part 86 Kembalinya kekuatan Ratu Genit
87 Part 87 Kekalahan Ratu Genit
88 Part 88 Menemukan Jodi yang hilang
89 Part 89 Janji Mangkuto
90 Part 90 Bertemu siluman ular
91 Part 91 Memasuki Desa angker
92 Part 92 Ilmu santet
93 Part 93 Pembunuhan Dukun santet
94 Part 94 Menemukan warga yang ditawan
95 Part 95 Menemukan pulau aneh
96 Part 96 Pertarungan Ratu Genit dan gurunya
97 Part 97 Turunnya pangkat Jenglot
98 Part 98 Menuju pulau Ratu Siluman
99 Part 99 Menyusup ke Istana Ratu siluman
100 Part 100 Pertarungan Seruni dengan Genit
101 Part 101 Pembalasan dari Seruni
102 Part 102 Pembebasan para tawanan
103 Part 103 Tewasnya Ratu Genit dan gurunya
104 Part 104 Perawatan untuk tahanan
105 Part 105 Mendapat lawan yang tangguh
106 Part 106 Kesedihan Tiara
107 Part 107 Usaha pendekar Bancah betung
108 Part 108 Pertolongan pendekar Sikumbang
109 Part 109 Kebaikan Budi Datuak Malelo
110 Part 110 Serangan Mak Nani
111 Part 111 Pertemuan yang tak disangka
112 Part 112 Dilanda asmara
113 Part 113 Pernikahan Mutiara
114 Part 114 Menunggu kedatangan Telik Sandi
115 Part 115 Mengunjungi Pulau Ratu Seruni
116 Part 116 Munculnya Eyang Singgala
117 Part 117 Takluknya Eyang Singgala
118 Part 118 Pernikahan Seruni
119 Part 119 Penjemputan para pendekar
120 Part 120 Melepas kepergian Eyang Singgala
121 Part 122 Pemegang tampuk kepemimpinan
122 Part 123 Serangan secara mendadak
123 Part 124 Kepergian Tiara
124 Part 125 Mendapat serangan dari Tiara
125 Part 126 Kembali berbuat baik
126 Part 126 Kedatangan Tiara
127 Part 127 Mendapat pelayanan yang buruk
128 Part 128 Melahirkan dalam waktu bersamaan
129 Part 129 Gangguan jahat
130 Part 130 Menemukan ruang rahasia
131 Part 131 Kedatangan para Santri
132 Part 132 Pembagian tugas
133 Part 133 Kejahatan Tiara
134 Part 134 Perilaku Tiara
135 Part 135 Rahasia yang terbongkar
136 Part 136 Rencana Seruni
137 Part 137 Pelajaran berharga
138 Part 138 Penyusup
139 Part 139 Keinginan Sekar
140 Part 140 Mendapat lawan
141 Part 141 Kegelisahan Tiara
142 Part 142 Musibah untuk Sekar
143 Part 143 Latihan secara rahasia
144 Part 144 Rahasia
145 Part 145 Rahasia
146 Part 146 Petaka
147 147 Kedatangan lawan
148 Part 148 Pertarungan
149 Part 149 Terkena serangan
150 Part 150 Mencari penginapan
151 Part 151 Melahirkan dengan selamat
152 Part 152 Palasik
153 Part 153 Bertemu Sutan Mudo
154 Part 154 Rencana Sekar
155 Part 155 Membangun Penginapan
156 Part 156 Kembali ke Pulau
157 Part 157 Mempelajari ilmu Teratai putih
158 Part 158 Terbongkarnya kebusukan Tiara
159 Part 159 Pertikaian
160 Part 160 Ketua Baru.
Episodes

Updated 160 Episodes

1
Part 1 Rahasia Datuak Malelo
2
Part 2 Mencari informasi
3
Part 3 Bertemu syekh Abdullah
4
Part 4 Berjumpa pendekar aliran hitam
5
Part 5 Nasib si Kakek tua
6
Part 6 Meninggalkan hutan
7
Part 7 Dikerjain
8
Part 8 Mencari keberadaan Tiara
9
Part 9 Mendapat serangan
10
Part 10 Bertemu Datuak Basa
11
Part 11 Derita Datuak Basa
12
Part 12 Ketampanan Sutan Mudo.
13
Part 13 Perjalanan Siti
14
Part 14 Pertolongan untuk Datuak Basa
15
Part 15 Keangkuhan Datuak Basa
16
Part 16 Pendekar Sikumbang
17
Part 17 Pengobatan Datuak Malelo
18
Part 18 kegagalan Tiara
19
Part 19 Keberhasilan Seruni
20
Part 20 Pertikaian
21
Part 21 Pengembaraan
22
Part 22 Bertemu seorang pemuda
23
Part 23 Kebaikan hati Seruni
24
Part 24 Pembantaian
25
Part 25 Sanjungan untuk Seruni
26
Part 26 Bertemu Kakek tua
27
Part 27 Mangkuto
28
Part 28 Diserang oleh Mak Nani
29
Part 29 Teluh kiriman
30
Part 30 Difitnah Mak Nani
31
Part 31 Pengakuan Ketua aliran putih
32
Part 32 Menolak jadi pemimpin
33
Part 33 Sayembara
34
Part 34 Kemenangan Seruni
35
Part 35 Ulah Datuak Basa
36
Part 36 Diserang golongan hitam
37
Part 37 Pertarungan
38
Part 38 Pengampunan dari Seruni
39
Part 39 Siluman kawah bangkai
40
Part 40 Niat Mayangsari
41
Part 41 Perintah untuk pedang beracun.
42
Part 42 Rasa kagum
43
Part 43 Bertemu Kakek Pakih
44
Part 44 Mendapat senjata sakti
45
Part 45 Bertemu Pendekar Cakar Maut
46
Part 46 Di buru Pendekar aliran hitam
47
Part 47 Bertemu Guru
48
Part 48 Mempelajari ilmu baru
49
Part 49 Menghadapi pendekar rawa rontek
50
Part 50 Kegagalan yang dialami Seruni
51
Part 51 Diracuni oleh Mayangsari
52
Part 52 Menggagalkan penculikan
53
Part 53 Membasmi penculikan Gadis Desa
54
Part 54 Rintangan dalam mengembara
55
Part 55 Menggagalkan rencana Ratu genit
56
Part 56 Hukuman untuk ratu Genit
57
Part 57 Bertemu dengan ratu Genit
58
Part 58 Desa di tengah hutan
59
Part 59 Bimbingan dari Mangkuto
60
Part 60 Harapan
61
Part 61 Kekejaman Mayangsari
62
Part 62 Pelayanan untuk Datuak Malelo
63
Part 63 Menolong saudagar kaya
64
Part 64 Kepolosan Tiara
65
Part 65 Perguruan Harimau putih
66
Part 66 Kisah kitab sakti
67
Part 67 Mendapat jamuan istimewa
68
Part 68 Menuju sarang Bruto ijo
69
Part 69 Penyelamatan para tawanan
70
Part 70 Bruto ijo
71
Part 71 Akhir Mayangsari
72
Part 72 Pengobatan
73
Part 73 Tewasnya pendekar Rontek
74
Part 74 Bertemu pendekar Giring
75
Part 75 Pengobatan untuk pendekar Giring
76
Part 76 Bertemu murid Padepokan
77
Part 77 Ilmu Malih rupa
78
Part 78 Kembali ke gunung Padang
79
Part 79 Pemilihan ketua baru
80
Part 80 Hukuman untuk Mak Nani
81
Part 81 Mendengarkan bisikan ghaib
82
Part 82 Bertemu Pendekar Topeng perak
83
Part 83 Petunjuk untuk Seruni
84
Part 84 Dihadang Pendekar bertopeng
85
Part 85 Ulah Ratu Genit
86
Part 86 Kembalinya kekuatan Ratu Genit
87
Part 87 Kekalahan Ratu Genit
88
Part 88 Menemukan Jodi yang hilang
89
Part 89 Janji Mangkuto
90
Part 90 Bertemu siluman ular
91
Part 91 Memasuki Desa angker
92
Part 92 Ilmu santet
93
Part 93 Pembunuhan Dukun santet
94
Part 94 Menemukan warga yang ditawan
95
Part 95 Menemukan pulau aneh
96
Part 96 Pertarungan Ratu Genit dan gurunya
97
Part 97 Turunnya pangkat Jenglot
98
Part 98 Menuju pulau Ratu Siluman
99
Part 99 Menyusup ke Istana Ratu siluman
100
Part 100 Pertarungan Seruni dengan Genit
101
Part 101 Pembalasan dari Seruni
102
Part 102 Pembebasan para tawanan
103
Part 103 Tewasnya Ratu Genit dan gurunya
104
Part 104 Perawatan untuk tahanan
105
Part 105 Mendapat lawan yang tangguh
106
Part 106 Kesedihan Tiara
107
Part 107 Usaha pendekar Bancah betung
108
Part 108 Pertolongan pendekar Sikumbang
109
Part 109 Kebaikan Budi Datuak Malelo
110
Part 110 Serangan Mak Nani
111
Part 111 Pertemuan yang tak disangka
112
Part 112 Dilanda asmara
113
Part 113 Pernikahan Mutiara
114
Part 114 Menunggu kedatangan Telik Sandi
115
Part 115 Mengunjungi Pulau Ratu Seruni
116
Part 116 Munculnya Eyang Singgala
117
Part 117 Takluknya Eyang Singgala
118
Part 118 Pernikahan Seruni
119
Part 119 Penjemputan para pendekar
120
Part 120 Melepas kepergian Eyang Singgala
121
Part 122 Pemegang tampuk kepemimpinan
122
Part 123 Serangan secara mendadak
123
Part 124 Kepergian Tiara
124
Part 125 Mendapat serangan dari Tiara
125
Part 126 Kembali berbuat baik
126
Part 126 Kedatangan Tiara
127
Part 127 Mendapat pelayanan yang buruk
128
Part 128 Melahirkan dalam waktu bersamaan
129
Part 129 Gangguan jahat
130
Part 130 Menemukan ruang rahasia
131
Part 131 Kedatangan para Santri
132
Part 132 Pembagian tugas
133
Part 133 Kejahatan Tiara
134
Part 134 Perilaku Tiara
135
Part 135 Rahasia yang terbongkar
136
Part 136 Rencana Seruni
137
Part 137 Pelajaran berharga
138
Part 138 Penyusup
139
Part 139 Keinginan Sekar
140
Part 140 Mendapat lawan
141
Part 141 Kegelisahan Tiara
142
Part 142 Musibah untuk Sekar
143
Part 143 Latihan secara rahasia
144
Part 144 Rahasia
145
Part 145 Rahasia
146
Part 146 Petaka
147
147 Kedatangan lawan
148
Part 148 Pertarungan
149
Part 149 Terkena serangan
150
Part 150 Mencari penginapan
151
Part 151 Melahirkan dengan selamat
152
Part 152 Palasik
153
Part 153 Bertemu Sutan Mudo
154
Part 154 Rencana Sekar
155
Part 155 Membangun Penginapan
156
Part 156 Kembali ke Pulau
157
Part 157 Mempelajari ilmu Teratai putih
158
Part 158 Terbongkarnya kebusukan Tiara
159
Part 159 Pertikaian
160
Part 160 Ketua Baru.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!