Part 20 Pertikaian

Mesti terdengar jelas di telinganya, namun Seruni diam saja, di tak menjawab ucapan Ayahnya sama sekali. Tak berapa lama kemudian kepalanya pun di anggukkan, pertanda dia masih bisa bertahan hingga di hari kesepuluh.

Melihat anggukan dari kepala putrinya itu, Datuak Malelo hanya diam saja, dia tak bisa berbuat apa-apa. Mesti hatinya begitu cemas, melihat kondisi putrinya yang semakin memburuk.

Tepat di hari kesepuluh, sekitar pukul dua belas siang, Seruni benar-benar tak bisa bertahan, tubuhnya yang membiru dan bengkak, tak kuasa untuk di tahankannya lagi, seraya terkulai pingsan Seruni langsung menyemburkan darah segar dari mulutnya.

“Seruni..! bangun nak, buka matamu. Huhuhu…! bangun sayang, Ayah nggak mau kehilangan mu nak. Bukankah sudah Ayah bilang, kalau ilmu itu jangan di pelajari, tapi kau bersikeras untuk mempelajarinya, huk..huhuk..!”

Datuak Malelopun menangis histeris seraya memangku putri angkatnya itu. Bukan hanya Datuak Malelo yang menangis, Tiara juga meratapi Seruni yang tampak diam tak bergerak.”

“Ayah, sepertinya dek Seruni telah tiada, Yah!”

Mendengar ucapan Tiara, Datuak Malelo semakin tak bisa menahan tangisnya, dia meratap seraya memeluk tubuh Seruni dengan erat sekali.

Tak berapa lama kemudian, di saat kesedihan sedang mereka rasakan, tiba-tiba saja Seruni terbatuk-batuk di pangkuan Ayahnya.”

“Aku masih hidup, Ayah,” jawab Seruni tersenyum lebar.

“Hah..! kau masih hidup nak! oh terimakasih ya Allah!” ucap Datuak Malelo seraya memeluk dan mencium wajah putrinya dengan rasa senang.

“Sayang, kau membuat kami sedih, tau nggak!” ujar Tiara seraya mencium tangan adiknya dengan lembut.

Setelah Seruni sadar, lalu Datuak Malelo mengangkat tubuh Seruni, dan membaringkannya di rumah.

“Bantu Ayah, sayang!”

“Baik Ayah,” jawab Tiara seraya membantu mengangkat tubuh Seruni yang lemah tak bertenaga.

Dengan tergesa-gesa Tiara membantu Ayahnya dalam mengurus Seruni yang kembali tak sadarkan diri. Berbagai macam cara di lakukan Datuak Malelo agar Seruni bisa sadar kembali, namun hal itu hanya sia-sia belaka.

Tiga hari sudah berlalu, Seruni belum juga sadarkan diri, Datuak Malelo semakin cemas dan panik. Sehingga hal itu memicu rasa cemburu sosial di hati Tiara.

“Segitu cemasnya, Ayah pada Seruni,” ujar Tiara dengan nada ketus.

“Apa maksud dari ucapan mu itu nak?”

tanya Datuak Malelo tak mengerti.

“Nggak ada apa-apa, aku hanya sekedar bertanya saja pada Ayah,” sungut Tiara pelan.

“Adik mu sudah tiga hari nggak sadarkan diri, kau masih saja bersikap seperti itu, apa yang ada di pikiranmu nak?”

“Dia bukan adik ku! dia juga bukan anak kandung Ayah, lalu kenapa Ayah begitu merisaukannya!”

“Tutup mulutmu Tiara, sekali lagi kau bicara, akan Ayah patahkan seluruh gigi mu itu!” bentak Datuak Malelo dengan marah.

“Ayah pilih kasih!” jawab Tiara, seraya berlari menuju kamarnya.

Di dalam kamar Tiara menumpahkan semua kekesalan hatinya pada bantal guling yang selalu setia. Tiara merasa kalau dia telah di anak tirikan oleh Ayah kandungnya sendiri. Dia merasa selama ini Ayahnya telah bersikap tidak adil kepadanya.

Bukan hanya itu saja, sikap berlebihan yang di berikan Datuak Malelo kepada Seruni, membuatnya merasa di asingkan di rumah itu. sebab sikap Datuak Malelo itulah yang membuatnya sedih.

“Tiara keluarlah, Ayah mau bicara dengan mu!” panggil Datuak Malelo pada putrinya tersebut.

“Nggak ada yang perlu di bicarakan lagi Ayah, semuanya sudah jelas. Bukankah selama ini Ayah lebih menyayangi Seruni ketimbang Aku, putri kandung Ayah sendiri.”

“Kau salah nak! apa kau punya bukti, kalau selama ini, Ayah telah bersikap tidak adil pada kalian berdua. Nggak ada bukan?”

“Ada!” bantah Tiara dengan kesal.

“Ada, apa itu?”

“Ayah selalu menurunkan ilmu kesaktian Ayah pada Seruni ketimbang Aku, Ayah juga selalu bersikap acuh pada ku selama ini,” jawab Tiara dengan suara lirih.

“Nggak sayang, itu semua nggak benar. kalian berdua adalah putri yang Ayah sayangi, mana bisa Ayah membedakan antara kau dengan Seruni nak. Ayah berusaha untuk bertahan hidup, semua itu demi kau dan adik mu.”

“Ayah bohong!”

“Ayah nggak bohong nak, Jika saja Ayah nggak memikirkan nasib kalian berdua, untuk apa Ayah bersembunyi dari keramaian dan tinggal di dalam hutan begini, itu semua karena Ayah takut kalau suatu ketika, mereka akan mengganggu kalian berdua.”

“Aku nggak percaya, dengan ucapan Ayah!”

“Cobalah belajar, bagai mana menghargai perasaan orang lain nak, nanti kau pasti tahu, bagai mana perasaan Ayah pada dirimu dan Seruni. Ayo, sekarang keluarlah, bantu Ayah mengobati adik mu, apa kau nggak kasihan padanya, hingga saat ini dia belum juga siuman.”

Lama Tiara terdiam di kamarnya, namun dengan sabar, Datuak Malelo menunggu putrinya itu untuk keluar dari kamarnya.

Tak begitu lama kemudian, Tiara pun muncul dan dia pun berlari memeluk tubuh Ayahnya yang sudah tua renta.

“Baiklah Ayah, akan ku bantu mengobati Seruni.

Melihat putrinya sudah tak merajuk lagi, Datuak Malelo menjadi lega hatinya. Mereka pun kemudian mengobati Seruni bersama-sama, hingga Seruni pun sadar dari pingsannya.

“Ayah..! kakak..!” ucap Seruni pelan.

“Kau sudah sadar dek?” tanya Tiara seraya memeluk tubuh adiknya dengan lembut.

“Sudah kak, kalian kah yang telah mengobati aku?”

“Iya, tenanglah sayang, sebentar lagi kau pasti sembuh.”

“Iya, terimakasih kak.”

“Bagai mana dengan dada mu nak, apakah masih terasa sakit?” tanya Datuak Malelo sedikit khawatir.

“Sudah mendingan Ayah.”

“Kau sudah tiga hari nggak sadarkan diri Dek, kami berdua sangat menkhuatirkanmu, terutama sekali Ayah!” ujar Tiara seraya menatap tajam kearah Ayahnya.

“Jangan memandang Ayah seperti itu Tiara. Walau bagai manapun, Ayah telah bersusah payah merawat dan membesarkan kalian berdua. Dengan segenap jiwa dan raga Ayah. kau nggak boleh menaruh dendam pada Ayah mesti sedikitpun.”

“Siapa juga yang dendam pada Ayah, aku cuma bilang kalau Ayah sangat mencemaskan Seruni. Hanya itu saja kok, apa itu dendam namanya.”

Melihat sikap putrinya yang seperti itu, Datuak Maleo hanya bisa menarik nafas panjang. Serta menatap wajah Tiara dengan rasa pilu.

Mendengar jawaban Tiara, yang selalu ketus kepada Ayahnya. Seruni merasa sedikit heran. Rasa ingin tahunya mendorong gadis itu, untuk bertanya langsung pada sang Ayah, yang tampak sedih dan murung.

“Ada apa Ayah, kenapa kakak marah pada Ayah?" tanya Seruni ingin tahu.

“Ooo, nggak ada apa-apa nak, sekarang beristirahatlah, Ayah mau keluar sebentar.”

“Iya, Ayah,” kata Seruni dengan beban pertanyaan, yang terasa menggunung di kepalanya.

Di lain tempat, di Desa Jambu, Ratu genit dan komplotannya telah mencari mangsa di sana. hampir di setiap Desa, di datangi oleh ratu siluman ini. Tujuannya kali ini, hanya mencari bayi-bayi mungil, yang baru saja di lahirkan oleh Ibunya, ke atas bumi ini.

Bersambung...

*Selamat membaca*

Terpopuler

Comments

Iril Nasri

Iril Nasri

aduh mulai deh

2023-04-04

0

Adronitis

Adronitis

jangan sampai bertengkar ya

2023-03-14

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1 Rahasia Datuak Malelo
2 Part 2 Mencari informasi
3 Part 3 Bertemu syekh Abdullah
4 Part 4 Berjumpa pendekar aliran hitam
5 Part 5 Nasib si Kakek tua
6 Part 6 Meninggalkan hutan
7 Part 7 Dikerjain
8 Part 8 Mencari keberadaan Tiara
9 Part 9 Mendapat serangan
10 Part 10 Bertemu Datuak Basa
11 Part 11 Derita Datuak Basa
12 Part 12 Ketampanan Sutan Mudo.
13 Part 13 Perjalanan Siti
14 Part 14 Pertolongan untuk Datuak Basa
15 Part 15 Keangkuhan Datuak Basa
16 Part 16 Pendekar Sikumbang
17 Part 17 Pengobatan Datuak Malelo
18 Part 18 kegagalan Tiara
19 Part 19 Keberhasilan Seruni
20 Part 20 Pertikaian
21 Part 21 Pengembaraan
22 Part 22 Bertemu seorang pemuda
23 Part 23 Kebaikan hati Seruni
24 Part 24 Pembantaian
25 Part 25 Sanjungan untuk Seruni
26 Part 26 Bertemu Kakek tua
27 Part 27 Mangkuto
28 Part 28 Diserang oleh Mak Nani
29 Part 29 Teluh kiriman
30 Part 30 Difitnah Mak Nani
31 Part 31 Pengakuan Ketua aliran putih
32 Part 32 Menolak jadi pemimpin
33 Part 33 Sayembara
34 Part 34 Kemenangan Seruni
35 Part 35 Ulah Datuak Basa
36 Part 36 Diserang golongan hitam
37 Part 37 Pertarungan
38 Part 38 Pengampunan dari Seruni
39 Part 39 Siluman kawah bangkai
40 Part 40 Niat Mayangsari
41 Part 41 Perintah untuk pedang beracun.
42 Part 42 Rasa kagum
43 Part 43 Bertemu Kakek Pakih
44 Part 44 Mendapat senjata sakti
45 Part 45 Bertemu Pendekar Cakar Maut
46 Part 46 Di buru Pendekar aliran hitam
47 Part 47 Bertemu Guru
48 Part 48 Mempelajari ilmu baru
49 Part 49 Menghadapi pendekar rawa rontek
50 Part 50 Kegagalan yang dialami Seruni
51 Part 51 Diracuni oleh Mayangsari
52 Part 52 Menggagalkan penculikan
53 Part 53 Membasmi penculikan Gadis Desa
54 Part 54 Rintangan dalam mengembara
55 Part 55 Menggagalkan rencana Ratu genit
56 Part 56 Hukuman untuk ratu Genit
57 Part 57 Bertemu dengan ratu Genit
58 Part 58 Desa di tengah hutan
59 Part 59 Bimbingan dari Mangkuto
60 Part 60 Harapan
61 Part 61 Kekejaman Mayangsari
62 Part 62 Pelayanan untuk Datuak Malelo
63 Part 63 Menolong saudagar kaya
64 Part 64 Kepolosan Tiara
65 Part 65 Perguruan Harimau putih
66 Part 66 Kisah kitab sakti
67 Part 67 Mendapat jamuan istimewa
68 Part 68 Menuju sarang Bruto ijo
69 Part 69 Penyelamatan para tawanan
70 Part 70 Bruto ijo
71 Part 71 Akhir Mayangsari
72 Part 72 Pengobatan
73 Part 73 Tewasnya pendekar Rontek
74 Part 74 Bertemu pendekar Giring
75 Part 75 Pengobatan untuk pendekar Giring
76 Part 76 Bertemu murid Padepokan
77 Part 77 Ilmu Malih rupa
78 Part 78 Kembali ke gunung Padang
79 Part 79 Pemilihan ketua baru
80 Part 80 Hukuman untuk Mak Nani
81 Part 81 Mendengarkan bisikan ghaib
82 Part 82 Bertemu Pendekar Topeng perak
83 Part 83 Petunjuk untuk Seruni
84 Part 84 Dihadang Pendekar bertopeng
85 Part 85 Ulah Ratu Genit
86 Part 86 Kembalinya kekuatan Ratu Genit
87 Part 87 Kekalahan Ratu Genit
88 Part 88 Menemukan Jodi yang hilang
89 Part 89 Janji Mangkuto
90 Part 90 Bertemu siluman ular
91 Part 91 Memasuki Desa angker
92 Part 92 Ilmu santet
93 Part 93 Pembunuhan Dukun santet
94 Part 94 Menemukan warga yang ditawan
95 Part 95 Menemukan pulau aneh
96 Part 96 Pertarungan Ratu Genit dan gurunya
97 Part 97 Turunnya pangkat Jenglot
98 Part 98 Menuju pulau Ratu Siluman
99 Part 99 Menyusup ke Istana Ratu siluman
100 Part 100 Pertarungan Seruni dengan Genit
101 Part 101 Pembalasan dari Seruni
102 Part 102 Pembebasan para tawanan
103 Part 103 Tewasnya Ratu Genit dan gurunya
104 Part 104 Perawatan untuk tahanan
105 Part 105 Mendapat lawan yang tangguh
106 Part 106 Kesedihan Tiara
107 Part 107 Usaha pendekar Bancah betung
108 Part 108 Pertolongan pendekar Sikumbang
109 Part 109 Kebaikan Budi Datuak Malelo
110 Part 110 Serangan Mak Nani
111 Part 111 Pertemuan yang tak disangka
112 Part 112 Dilanda asmara
113 Part 113 Pernikahan Mutiara
114 Part 114 Menunggu kedatangan Telik Sandi
115 Part 115 Mengunjungi Pulau Ratu Seruni
116 Part 116 Munculnya Eyang Singgala
117 Part 117 Takluknya Eyang Singgala
118 Part 118 Pernikahan Seruni
119 Part 119 Penjemputan para pendekar
120 Part 120 Melepas kepergian Eyang Singgala
121 Part 122 Pemegang tampuk kepemimpinan
122 Part 123 Serangan secara mendadak
123 Part 124 Kepergian Tiara
124 Part 125 Mendapat serangan dari Tiara
125 Part 126 Kembali berbuat baik
126 Part 126 Kedatangan Tiara
127 Part 127 Mendapat pelayanan yang buruk
128 Part 128 Melahirkan dalam waktu bersamaan
129 Part 129 Gangguan jahat
130 Part 130 Menemukan ruang rahasia
131 Part 131 Kedatangan para Santri
132 Part 132 Pembagian tugas
133 Part 133 Kejahatan Tiara
134 Part 134 Perilaku Tiara
135 Part 135 Rahasia yang terbongkar
136 Part 136 Rencana Seruni
137 Part 137 Pelajaran berharga
138 Part 138 Penyusup
139 Part 139 Keinginan Sekar
140 Part 140 Mendapat lawan
141 Part 141 Kegelisahan Tiara
142 Part 142 Musibah untuk Sekar
143 Part 143 Latihan secara rahasia
144 Part 144 Rahasia
145 Part 145 Rahasia
146 Part 146 Petaka
147 147 Kedatangan lawan
148 Part 148 Pertarungan
149 Part 149 Terkena serangan
150 Part 150 Mencari penginapan
151 Part 151 Melahirkan dengan selamat
152 Part 152 Palasik
153 Part 153 Bertemu Sutan Mudo
154 Part 154 Rencana Sekar
155 Part 155 Membangun Penginapan
156 Part 156 Kembali ke Pulau
157 Part 157 Mempelajari ilmu Teratai putih
158 Part 158 Terbongkarnya kebusukan Tiara
159 Part 159 Pertikaian
160 Part 160 Ketua Baru.
Episodes

Updated 160 Episodes

1
Part 1 Rahasia Datuak Malelo
2
Part 2 Mencari informasi
3
Part 3 Bertemu syekh Abdullah
4
Part 4 Berjumpa pendekar aliran hitam
5
Part 5 Nasib si Kakek tua
6
Part 6 Meninggalkan hutan
7
Part 7 Dikerjain
8
Part 8 Mencari keberadaan Tiara
9
Part 9 Mendapat serangan
10
Part 10 Bertemu Datuak Basa
11
Part 11 Derita Datuak Basa
12
Part 12 Ketampanan Sutan Mudo.
13
Part 13 Perjalanan Siti
14
Part 14 Pertolongan untuk Datuak Basa
15
Part 15 Keangkuhan Datuak Basa
16
Part 16 Pendekar Sikumbang
17
Part 17 Pengobatan Datuak Malelo
18
Part 18 kegagalan Tiara
19
Part 19 Keberhasilan Seruni
20
Part 20 Pertikaian
21
Part 21 Pengembaraan
22
Part 22 Bertemu seorang pemuda
23
Part 23 Kebaikan hati Seruni
24
Part 24 Pembantaian
25
Part 25 Sanjungan untuk Seruni
26
Part 26 Bertemu Kakek tua
27
Part 27 Mangkuto
28
Part 28 Diserang oleh Mak Nani
29
Part 29 Teluh kiriman
30
Part 30 Difitnah Mak Nani
31
Part 31 Pengakuan Ketua aliran putih
32
Part 32 Menolak jadi pemimpin
33
Part 33 Sayembara
34
Part 34 Kemenangan Seruni
35
Part 35 Ulah Datuak Basa
36
Part 36 Diserang golongan hitam
37
Part 37 Pertarungan
38
Part 38 Pengampunan dari Seruni
39
Part 39 Siluman kawah bangkai
40
Part 40 Niat Mayangsari
41
Part 41 Perintah untuk pedang beracun.
42
Part 42 Rasa kagum
43
Part 43 Bertemu Kakek Pakih
44
Part 44 Mendapat senjata sakti
45
Part 45 Bertemu Pendekar Cakar Maut
46
Part 46 Di buru Pendekar aliran hitam
47
Part 47 Bertemu Guru
48
Part 48 Mempelajari ilmu baru
49
Part 49 Menghadapi pendekar rawa rontek
50
Part 50 Kegagalan yang dialami Seruni
51
Part 51 Diracuni oleh Mayangsari
52
Part 52 Menggagalkan penculikan
53
Part 53 Membasmi penculikan Gadis Desa
54
Part 54 Rintangan dalam mengembara
55
Part 55 Menggagalkan rencana Ratu genit
56
Part 56 Hukuman untuk ratu Genit
57
Part 57 Bertemu dengan ratu Genit
58
Part 58 Desa di tengah hutan
59
Part 59 Bimbingan dari Mangkuto
60
Part 60 Harapan
61
Part 61 Kekejaman Mayangsari
62
Part 62 Pelayanan untuk Datuak Malelo
63
Part 63 Menolong saudagar kaya
64
Part 64 Kepolosan Tiara
65
Part 65 Perguruan Harimau putih
66
Part 66 Kisah kitab sakti
67
Part 67 Mendapat jamuan istimewa
68
Part 68 Menuju sarang Bruto ijo
69
Part 69 Penyelamatan para tawanan
70
Part 70 Bruto ijo
71
Part 71 Akhir Mayangsari
72
Part 72 Pengobatan
73
Part 73 Tewasnya pendekar Rontek
74
Part 74 Bertemu pendekar Giring
75
Part 75 Pengobatan untuk pendekar Giring
76
Part 76 Bertemu murid Padepokan
77
Part 77 Ilmu Malih rupa
78
Part 78 Kembali ke gunung Padang
79
Part 79 Pemilihan ketua baru
80
Part 80 Hukuman untuk Mak Nani
81
Part 81 Mendengarkan bisikan ghaib
82
Part 82 Bertemu Pendekar Topeng perak
83
Part 83 Petunjuk untuk Seruni
84
Part 84 Dihadang Pendekar bertopeng
85
Part 85 Ulah Ratu Genit
86
Part 86 Kembalinya kekuatan Ratu Genit
87
Part 87 Kekalahan Ratu Genit
88
Part 88 Menemukan Jodi yang hilang
89
Part 89 Janji Mangkuto
90
Part 90 Bertemu siluman ular
91
Part 91 Memasuki Desa angker
92
Part 92 Ilmu santet
93
Part 93 Pembunuhan Dukun santet
94
Part 94 Menemukan warga yang ditawan
95
Part 95 Menemukan pulau aneh
96
Part 96 Pertarungan Ratu Genit dan gurunya
97
Part 97 Turunnya pangkat Jenglot
98
Part 98 Menuju pulau Ratu Siluman
99
Part 99 Menyusup ke Istana Ratu siluman
100
Part 100 Pertarungan Seruni dengan Genit
101
Part 101 Pembalasan dari Seruni
102
Part 102 Pembebasan para tawanan
103
Part 103 Tewasnya Ratu Genit dan gurunya
104
Part 104 Perawatan untuk tahanan
105
Part 105 Mendapat lawan yang tangguh
106
Part 106 Kesedihan Tiara
107
Part 107 Usaha pendekar Bancah betung
108
Part 108 Pertolongan pendekar Sikumbang
109
Part 109 Kebaikan Budi Datuak Malelo
110
Part 110 Serangan Mak Nani
111
Part 111 Pertemuan yang tak disangka
112
Part 112 Dilanda asmara
113
Part 113 Pernikahan Mutiara
114
Part 114 Menunggu kedatangan Telik Sandi
115
Part 115 Mengunjungi Pulau Ratu Seruni
116
Part 116 Munculnya Eyang Singgala
117
Part 117 Takluknya Eyang Singgala
118
Part 118 Pernikahan Seruni
119
Part 119 Penjemputan para pendekar
120
Part 120 Melepas kepergian Eyang Singgala
121
Part 122 Pemegang tampuk kepemimpinan
122
Part 123 Serangan secara mendadak
123
Part 124 Kepergian Tiara
124
Part 125 Mendapat serangan dari Tiara
125
Part 126 Kembali berbuat baik
126
Part 126 Kedatangan Tiara
127
Part 127 Mendapat pelayanan yang buruk
128
Part 128 Melahirkan dalam waktu bersamaan
129
Part 129 Gangguan jahat
130
Part 130 Menemukan ruang rahasia
131
Part 131 Kedatangan para Santri
132
Part 132 Pembagian tugas
133
Part 133 Kejahatan Tiara
134
Part 134 Perilaku Tiara
135
Part 135 Rahasia yang terbongkar
136
Part 136 Rencana Seruni
137
Part 137 Pelajaran berharga
138
Part 138 Penyusup
139
Part 139 Keinginan Sekar
140
Part 140 Mendapat lawan
141
Part 141 Kegelisahan Tiara
142
Part 142 Musibah untuk Sekar
143
Part 143 Latihan secara rahasia
144
Part 144 Rahasia
145
Part 145 Rahasia
146
Part 146 Petaka
147
147 Kedatangan lawan
148
Part 148 Pertarungan
149
Part 149 Terkena serangan
150
Part 150 Mencari penginapan
151
Part 151 Melahirkan dengan selamat
152
Part 152 Palasik
153
Part 153 Bertemu Sutan Mudo
154
Part 154 Rencana Sekar
155
Part 155 Membangun Penginapan
156
Part 156 Kembali ke Pulau
157
Part 157 Mempelajari ilmu Teratai putih
158
Part 158 Terbongkarnya kebusukan Tiara
159
Part 159 Pertikaian
160
Part 160 Ketua Baru.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!