PoV Vino Adiwijaya
Wanita itu berteriak, "tolong aku. Aku tidak tahu bagaimana caranya berenang. Tolong aku...."
Diapun tenggelam di dalam air. Aku lalu langsung melompat ke dalam air dan membawanya keluar dari dalam air. Aku berusaha membangunkan nya tapi tidak ada respon apapun. Aku lalu menekan perutnya, tapi dia tetap tidak memberikan respon apapun.
Aku tidak punya cara lain, jadi ku harus memberikan CPR (nafas buatan) kepadanya. Aku memberikan CPR dua kali. Dia lalu memuntahkan air keluar dari dalam perutnya dan dengan perlahan membuka matanya.
"Apa kau baik-baik saja? Bisakah kau melihatku?" Tanyaku kepadanya.
Dia langsung memelukku dan mulai menangis dengan keras. Tubuhnya gemetar ketakutan dan aku tidak bisa melakukan apapun. Jadi aku membiarkan dia terus memelukku.
Setelah beberapa menit kemudian diapun kembali terjatuh tak sadarkan diri
"Hey apa yang kau lakukan? Bangunlah!" Ucapku berusaha membangunkannya. "Jika sesuatu terjadi kepadamu, aku tidak bisa menjawab apapun pertanyaan yang diajukan Ana dan Brian nanti." Lanjut ku.
Aku lalu menelpon temanku Reno untuk datang ke villa milikku bersama dengan Sheila.
Setelah itu, aku lalu menggendong Ellie masuk ke dalam villa milikku. Villa ku ini hanya punya 2 kamar. Aku tidak bisa membawanya pergi ke kamar tamu karena aku belum membersihkan kamar itu selama berbulan-bulan.
Aku lalu menaruh nya di atas tempat tidurku, tubuhnya begitu dingin seperti es.
Pintu terbuka, Reno dan Sheila masuk kedalam kamarku.
"Apa yang terjadi?" Tanya Reno padaku.
"Periksa dia." Balas ku singkat.
"Kenapa kalian berdua basah kuyup?" Tanya Reno lagi.
Aku pun menjelaskan semuanya.
Reno lalu memeriksa Ellie.
"Dia memiliki hydrophobia, yaitu ketakutan terhadap air. Aku akan memberikan obat untuk nya. Dia tengah demam." Ucap Reno.
Aku menghela nafas.
"Sheila, gantilah pakaiannya." Titah Reno pada Sheila.
Setelah itu Reno dan aku pun keluar dari dalam kamar.
"Apakah kau menyukai nya?" Tanya Reno.
"Apa? Aku membencinya." Balas ku.
"Lalu kenapa kau meminta aku untuk mengajak Sheila datang datang kemari? Pasti hanya untuk mengganti pakaiannya bukan?" Ucap Reno.
"Tidak!" Balas ku.
"Hei, katakan yang sebenarnya kepadaku. Aku teman baikmu. Aku tahu tentang dirimu. Kau tidak menyentuh wanita manapun dengan sembarangan. Jadi siapa wanita spesial ini?" Ucap Reno padaku.
Sejujurnya aku sendiri tidak tahu alasannya kenapa aku melakukan semua ini.
Beberapa saat kemudian Sheila keluar dari dalam kamar.
"Dia butuh istirahat. Sekarang biarkan dia tidur dan jangan mengganggu nya." Ucap Sheila.
"Jagalah kekasihmu itu." Ucap Reno.
"Hai kau...." Balas ku ingin memukuli Reno karena mengejekku.
Reno pun berlari keluar rumah.
"Aku juga akan pergi sekarang." Ucap Sheila seraya membungkukkan badannya lalu berjalan keluar mengikuti Reno.
...****************...
PoV Author
Di tempat lain dimana Brian dan Ana berada.
Brian membawa Ana pergi ke sebuah rumah.
"Sayang, apa kau menyukai nya?" Tanya Brian.
"Brian, kapan kau melakukannya?" Balas Ana bertanya.
"Aku membeli rumah ini dengan nama kita." Ucap Brian seraya tersenyum.
Ana langsung memeluk Brian.
Setelah itu, Ana dan Brian lalu masuk ke dalam rumah baru itu. Brian menunjukkan berapa kamar dan ruangan lainnya di dalam rumah itu kepada Ana.
"Bisakah aku menutup matamu sekarang, ku mohon sayang?" Ucap Brian dengan wajah penuh harap.
Ana pun menganggukkan kepalanya. Brian lalu menutup mata Ana dengan sebuah kain. Dia memegang tangan Ana dan membawa Ana ke dalam sebuah kamar.
"Ini adalah kamar kita." Ucap Brian.
Dia lalu membuka kain penutup mata Ana. Setelah itu, Ana melihat ke dalam kamar itu dan mulai untuk menangis.
"Jangan menangis. Aku berpikir untuk memberikan kejutan ini kepadamu. Aku minta maaf jika semua ini melukai mu." Ucap Brian tampak khawatir.
Ana berlutut dan memegang wajahnya. Brian ikut berlutut di samping Ana lalu melepaskan tangan Ana dari wajahnya dan berkata, "aku benar-benar minta maaf. Aku akan menghapus semuanya. Maaf karena sudah membuatmu menangis." Ucap Brian semakin merasa bersalah.
Ana langsung memukuli dada Brian dengan tangannya dan kemudian memeluknya dengan sangat erat.
"Ti.. tidak perlu menghapusnya." Ucap Ana dengan terus menangis. "Terima kasih Brian." Lanjutnya lalu memberikan ciuman di pipi Brian.
Brian begitu terkejut. Selama ini Brian dan Ana selalu menjaga batasan mereka sampai sekarang. Mereka hanya berpegangan tangan dan tidak pernah saling berciuman satu sama lain bahkan walau hanya saling mencium pipi saja mereka tidak pernah dan ini adalah ciuman pertama mereka.
"Ini adalah kejutan yang terbaik dalam hidupku." Ucap Ana.
"Jangan menangis lagi, ku mohon sayang." Ucap Brian.
"Maaf Brian, aku menangis karena bahagia." Balas Ana.
Brian pun ikut merasa begitu bahagia.
'Aku harus berterima kasih kepada Ellie karena dia lah aku jadi bisa mengetahui bahwa Ana sangat menyayangi Mamanya.' ucap Brian dalam hati.
Brian mendapat gambar dari Mama Ana dari Papanya, kemudian dia mendekorasi kamar masa depan mereka dengan gambar Mama Ana.
"Bisakah aku tetap ada dalam kamar ini untuk malam ini?" Tanya Ana.
Brian tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
"Aku akan keluar membeli beberapa pakaian dan makanan untuk kita." Ucap Brian.
"Tunggu, aku akan ikut denganmu." Balas Ana.
"Baiklah sayang." Balas Brian lagi.
Mereka berdua lalu pergi berbelanja. Mereka membeli beberapa pakaian dan bahan-bahan makanan, lalu kembali ke rumah baru mereka.
Setelah itu, mereka berdua berganti pakaian dan makan malam bersama. Kemudian, Ana pergi ke kamar yang disiapkan Brian tadi, sementara Brian pergi ke kamar tamu.
Beberapa saat kemudian Ana mengetuk pintu kamar tamu. Brian membuka pintu dan bertanya padanya.
"Ada apa sayang?" Tanya Brian.
"Aku lupa tentang Ellie." Ucap Ana.
"Sekarang sudah jam 10.00 malam, mungkin dia sudah tidur." Balas Brian dengan menguap.
"Bisakah kau menelpon Vino untuk ku?" Tanya Ana penuh harap.
"Baiklah." Balas Brian lalu mengambil ponselnya untuk menelpon Vino dan menekan tombol speaker.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments