Insiden

Ana lalu mendekat ke arah seorang laki-laki dengan menggandengaku. Ana lalu mengatakan kepadaku bahwa pria itu adalah Brian kekasihnya dan memperkenalkan yang lainnya kepadaku.

Ana mendekat ke arahku dan menaruh tangannya di leherku dan mengatakan, "semuanya perkenalkan dia adalah sahabat baikku Ellie."

Seorang laki-laki yang duduk di sudut ruangan dengan cepat melihat ke arahku setelah mendengar namaku disebut. Saat aku melihat ke arahnya, dia langsung mengalihkan perhatiannya ke arah lain.

Ana lalu duduk di dekat Brian. Aku tidak punya pilihan lain jadi aku memutuskan untuj duduk di sofa. Semua orang mulai mengobrol dan minum sementara aku memilih untuk tetap diam.

Salah seorang laki-laki menawarkan minuman kepadaku.

"Tidak, aku tidak minum." Ucapku mencoba menolak dengan sopan.

"Coba saja sedikit." Ucap pria itu.

Aku merasa tidak senang karena pria itu terus memaksaku. Ana pun sepertinya menyadari hal itu.

"Guys tolong jangan memaksanya dan jangan ganggu dia." Ucap Ana.

Aku menjadi merasa tidak enak hati karena sudah merusak suasana yang ada di dalam ruangan ini.

"Ana aku akan pergi sekarang." Ucapku kepada Ana.

Ana pun menganggukkan kepalanya.

"Jaga dirimu." Ucapnya.

Aku mengangguk lalu mulai berjalan keluar dari ruangan itu. Aku lalu melihat sekeliling area pesta itu mencari keberadaan Papa. Aku pun melihat Papa yang tampak tengah bicara dengan seorang pria sesama pebisnis dengannya. Aku lalu mendekat ke arah Papa dan memanggil Papa.

"Papa..." Ucapku.

Papa berbalik menatap ke arahku.

"Iya sayang." Ucap Papa.

"Papa...."

Sebelum aku bisa menyelesaikan ucapanku, pria teman Papa mengobrol itu pun lebih dulu bicara.

"Bolehkah aku tahu siapa gadis cantik ini?" Ucapnya.

"Dia adalah putri tertuaku." Ucap Papa.

Aku mengangguk ke arah pria itu dengan sopan.

"Sayang, bisakah kita bicara nanti." Ucap Papa dengan suara yang pelan.

Aku menganggukkan kepalaku dan pergi dari sana. Aku pergi ke ruangan istirahat mengambil ponselku dan mengirim pesan kepada Alan.

(Apa yang kau lakukan sekarang?) Tulis ku bertanya kepadanya.

Setelah menunggu beberapa saat, aku tidak mendapat balasan apapun dari Alan. Jadi aku memutuskan untuk keluar dari ruangan pesta itu. Aku melihat sebuah balkon dan aku langsung bergerak mendekat ke arah balkon itu. Aku tidak sengaja tersandung kaki ku sendiri karena gaun yang terlalu sempit membuat heels yang aku gunakan kehilangan keseimbangan dan jatuh ke arah depan membuatku menimpa tubuh seseorang.

Aku jatuh tepat di atas tubuhnya dan berakhir dengan bibir kami yang saling bertemu. Semuanya terjadi begitu cepat dan dalam waktu kurang dari satu detik.

Aku melihat siapa pria itu dan langsung merasa kesal karena aku harus kehilangan ciuman pertamaku. Dia ternyata adalah Vino Adiwijaya, salah seorang teman dari Brian, kekasih Ana, yang dia perkenalkan kepadaku sebelumnya.

Dia melihat ke arahku membuat mata kami saling menatap satu sama lain. Aku tidak tahu berapa lama kami saling menatap. Aku pun kembali kepada kesadaran ku. Saat aku hendak berdiri darinya, tapi dia menarik ku ke arahnya kembali dan membuat bibir kami kembali bertemu.

Aku dengan cepat berusaha bangun darinya lagi.

"Apa kau pikir aku ini adalah seseorang yang bisa dicium sembarangan?" Teriak Vino.

"Aku minta maaf. Aku tidak bermaksud melakukannya dengan sengaja. Aku...." Balas ku.

Tapi sebelum aku bisa menyelesaikan ucapanku dia langsung berteriak

"Kau...."

Sepasang pria dan wanita berjalan melewati kami. Jadi Vino tetap terdiam, tapi matanya menunjukkan kemarahan. Aku mulai berlari dari sana dan dia mengikuti aku. Tapi setelah beberapa detik, dia tidak mengikuti aku.

Bersambung....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!