Aku membuka mataku. Jam menunjukkan pukul 02.22 dini hari. Aku merasa begitu buruk.
Aku tidak tahu kapan aku tertidur. Semua yang terjadi tadi itu ternyata adalah mimpi.
'Tapi siapa mereka?' pikirku.
Mereka terlihat begitu familiar.
'Kenapa aku merasakan hal yang buruk akan terjadi?'
Aku tidak bisa tidur. Aku lalu turun ke lantai bawah mengambil air untuk minum. Aku melihat Papa tampak duduk di sofa ruang tamu dengan wajahnya yang terlihat begitu pucat.
Aku pun bertanya kepada Papa.
"Papa, kenapa Papa di sini? Apa Papa baik-baik saja?"
"Papa hanya kelelahan. Papa akan baik-baik saja besok pagi." Balas Papa.
"Baiklah Pa, biarkan aku membantu Papa. Aku akan membawa Papa ke kamar Papa." Ucapku.
Papa mengangguk dan aku pun membantu papa sampai ke kamarnya. Aku lalu menaruh Papa di atas tempat tidur. Ini adalah pertama kalinya aku masuk ke dalam kamar ini setelah 19 tahun lamanya.
Mama tiri ku tidak suka aku masuk ke dalam kamarnya. Jadi aku tidak pernah mencoba untuk masuk ke sana.
Aku melihat ke arah sekeliling kamar itu. Ada banyak foto yang bergantung didinding. Setiap foto itu adalah foto Papa dan Mama tiri ku. Aku tidak bisa menemukan satu foto pun foto dari mendiang Mama seperti dulu yang sering aku lihat.
Dengan pikiran yang terus berlari di dalam kepalaku, aku tiba di kamarku aku mengambil sebuah album dari dalam laci meja. Air mata turun ke pipiku.
"Mama, aku merindukan Mama. Aku sangat merindukan mama." Ucapku.
...****************...
Keesokan paginya, aku memeriksa keadaan Papa. Sekarang Papa sudah baik-baik saja. Aku lalu membuat sarapan dan beberapa saat kemudian, Papa pun datang.
"Apa kau tahu di mana Novi pergi?" Tanya Papa.
"Tidak Pa, aku tidak tahu." Balas ku.
Setelah itu aku pergi ke kampus.
Hari-hariku terasa kacau tanpa hadirnya Alan. Aku tiba-tiba mendapat sebuah panggilan telepon dari Mama tiri ku.
"Hai anak sialan, pulanglah ke rumah sekarang. Aku meninggalkan dokumen penting di dalam kamarku, sebuah dokumen dari perusahaan X. Ambil itu dan datanglah ke kantor kurang dari 2 jam, atau kau tahu apa yang bisa aku lakukan." Ucapnya lalu menutup sambungan telepon.
Aku lalu pulang ke rumah dan mulai mencari dokumen dari perusahaan X itu. Aku menemukan banyak foto orang di dalam laci mejanya. Aku tidak tahu siapa mereka.
Setelah itu, aku lalu keluar dan mulai menuju kantornya.
Aku mulai memikirkan tentang masa lalu. Jika aku melakukan kesalahan, Mama tiri ku akan menghukum ku. Dia menghukum ku dengan begitu kejam. Pernah suatu hari aku tidak sengaja merusak ponselnya.
Dia tersenyum dan mengatakan, "tidak apa-apa sayang. Lain kali berhati-hatilah."
Itu dia lakukan di depan Papa ku. Tapi saat Papa pergi, dia langsung berubah. Dia akan pergi ke kamarnya untuk mengambil sebuah cambuk dan membawaku ke dalam kamarku. Dia lalu mengunci pintu kamarku dan mulai memukuliku dengan cambuk itu.
Aku mulai berteriak kesakitan.
"Kenapa kau berteriak anak sialan? Jangan berteriak! Kau sudah merusak ponselku. Apa kau tahu ada banyak hal penting di sana? Jadi kau pantas mendapatkan hukuman." Ucapnya.
Dia mencambuk tanganku dan kakiku, menutup mulutku dengan kain. Dia bahkan tidak akan memberikanku makanan atau minuman, setidaknya selama 8 jam. Kadang-kadang dia mengambil sebuah pisau dan menggores kulitku dan memukuli tepat di luka itu.
Malam harinya dia akan menaruh obat di luka itu karena Papa akan pulang. Dia bertingkah seolah dia adalah ibu yang paling perhatian di hadapan Papa.
Dan sekarang, aku merasa begitu terluka dengan hukuman itu. Jadi aku mulai untuk bersikap hati-hati terhadap dirinya.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments