Saat aku terbangun, aku berada di tempat tidur rumah sakit.
"Nona, anda tidak sadarkan diri. Anda mengalami demam, dokter sudah mengobati luka di kepala anda." Ucap asisten pribadi dari pria yang aku tolong itu.
"Terima kasih atas bantuan anda. Aku akan pergi sekarang." Balas ku.
"Orang ku akan mengantar anda pulang Nona." Ucap asisten pribadi itu lagi.
"Tidak perlu Pak, anda sudah sangat membantuku." Balas ku.
"Tidak Nona, anda mengalami demam. Kondisi anda belum stabil. Kami akan mengantar anda pulang." Ucapnya lagi.
Aku tidak punya pilihan lain dan aku juga tidak punya uang atau ponsel untuk menghubungi seseorang. Jadi aku menerima tawarannya. Asisten pribadi itu meminta sopir untuk mengantarku. Aku memberikan alamat Ana. Sopir itu mengantarku ke sana.
Tiba di rumah Ana, aku mengetuk pintu. Ana pun membuka pintu rumahnya.
"Ellie sayang, apa yang terjadi? Kau kelihatan begitu pucat? Kenapa dengan kepalamu itu?" Tanya Ana melihat perban di kepalaku.
Ana lalu membawaku masuk ke dalam rumahnya dan kami duduk di sofa ruang tamu.
Aku dan Ana duduk dalam diam beberapa saat. Ana terus melihatku dia lalu kembali bertanya kepadaku.
"Ellie, katakan apa yang terjadi?"
"Ini hanya kecelakaan kecil." Balas ku.
"Apa kau baik-baik saja?" Tanya Ana lagi.
"Iya. Tapi Ana, bisakah kau membantuku?" Tanyaku.
"Aku akan membantumu, katakan saja." Balas Ana.
"Bisakah aku tinggal di sini beberapa hari?" Tanyaku kepada Ana.
"Tentu saja kau bisa tinggal di sini. Aku terus menelpon mu. Kenapa kau tidak menjawab panggilan dariku?" Tanya Ana.
"Maafkan aku beb, aku kehilangan ponselku." Balasku.
"Oh.... hmmmm.... aku punya berita baik untukmu." Ucap Ana antusias.
"Apa itu?" Tanyaku dengan tersenyum.
"Papa dari kekasihku setuju akan hubungan kami. Dia lalu datang ke kantor Papaku hari ini dan menentukan tanggal pertunangan kami dan akan mengadakan sebuah pesta. Pernikahan kami akan berlangsung setelah kelulusanku nanti. Datanglah hari rabu di pesta pertunangan ku itu. Mereka mengadakan pesta sederhana dengan hanya keluarga dan orang-orang terdekat yang akan hadir. Kau harus ada di sana untukku." Ucap Ana dengan wajah penuh harap.
"Tentu aku akan hadir di sana untukmu dan datang hari rabu. Hmmmm.... Tunggu dulu, maksudmu hanya tinggal 3 hari bukan?" Ucapku menyadari semuanya.
Ana tertawa geli melihat sikapku.
"Iya." Ucapnya.
Aku lalu memeluk Ana dan memberikan selamat kepadanya atas pertunangannya itu.
"Hei, kau mengalami demam. Tunggu di sini aku akan membawa obat penurun demam untuk mu." Ucap Ana.
Ana lalu masuk ke dalam kamarnya membawa obat. Aku pun meminum obat itu. Dia lalu membawaku masuk ke kamar tamu. Aku merasa sangat buruk hari ini dan aku tidak mau sendirian.
"Ana, bisakah kau bersamaku? Ku mohon....! Saat aku tidur, kau bisa pergi ke kamarmu." Ucapku meminta kepadanya.
"Baiklah." Balas Ana.
Setelah itu Ana mulai menceritakan sebuah cerita padaku. Aku tidak tahu kapan, tapi aku akhirnya tertidur.
...----------------...
Hari berikutnya...
Aku terbangun saat siang hari. Aku lalu melihat sebuah catatan yang menempel di lemari pendingin.
'Beb, kekasihku datang menjemput ku. Aku akan pergi berbelanja untuk pesta pertunangan ku nanti. Jadi aku harus mempersiapkan semuanya. Aku juga sudah menyiapkan makanan untukmu. Makan dan beristirahat lah. Aku menaruh ponsel lamaku di dekatmu, jika kau memerlukannya gunakan itu'
Aku lalu mengambil ponsel yang ditinggalkan Ana dan membuat panggilan kepada Alan, tetapi ponsel Alan tidak aktif. Aku lalu pergi ke dapur dan makan siang. Aku kemudian mengirim pesan kepada Alan.
(Alan, aku kehilangan ponselku. Jangan menelpon atau mengirim pesan ke nomor lamaku. Telepon lah nomor ini saat kau melihat pesanku ini.) Tulis ku.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments