Aku tidak mau bertemu dengannya lagi, jadi aku keluar dari pesta itu dan memanggil taksi. Aku mengirim pesan kepada Papa dan juga Ana.
(Aku dalam perjalanan pulang ke rumah. Jadi jangan cari aku di pesta.) Tulis ku.
Aku kembali memikirkan bahwa pria bernama Vino itu sudah mengambil ciuman pertamaku dan kenapa dia malah marah kepadaku.
Sebenarnya itu semua hanyalah sebuah kesalahan yang tidak disengaja. Aku seharusnya tidak menganggap itu sebagai sebuah ciuman.
"Jangan memikirkan tentang hal itu lagi Ellie, lupakan saja." Ucapku pada diriku sendiri.
Tapi saat aku menutup mataku, aku kembali mengingat ciuman itu.
Beberapa saat kemudian, aku tiba di rumah.
Aku membuka pintu rumah dan langsung menguncinya. Tiba-tiba seseorang memegang tanganku.
Aku tidak bisa melihat siapa orang itu karena semua lampu dimatikan. Jadi aku mulai berteriak dan memukuli dadanya. Tapi dia tidak menghiraukan aku. Dia membawaku ke dalam kamarku dan mendorongku ke arah tempat tidur dan duduk di atas tubuhku.
Aku berteriak untuk meminta tolong dan terus memukuli dadanya.
Dia memegang kedua tanganku dan menaruhnya di atas kepalaku. Tangan kirinya memegang kedua tanganku.
"Jangan berteriak. Aku tidak akan membunuhmu." Ucapnya.
"Tolong..... Seseorang tolong aku...." Teriakku.
"Jika kau berteriak lagi, aku akan memperkaos dirimu." Ucapnya menaruh tangan kanannya di antara leherku dan dadaku.
Aku pun berhenti berteriak.
"Aku tidak tahu siapa kau. Jadi bisakah kau melepaskan aku.... Aku mohon... Aku memohon kepada mu." Ucapku dengan suara yang perlahan.
Air mata mulai turun dari mataku.
"Baiklah, aku akan melepaskan mu. Jika kau melakukan apa yang aku katakan." Ucapnya padaku.
"Aku bersumpah bahwa aku akan melakukan apapun. Tolong lepaskan aku." Ucapku padanya.
Dia mendekat ke arah telingaku dan berbisik, "bunuh dirimu sendiri..."
"Apa...??" Ucapku terkejut.
"Lihat! Jangan berjanji, jika kau tidak bisa melakukannya." Ucap pria itu dengan tersenyum lebar. "Aku akan memberikanmu sebuah kesempatan. Aku akan melakukan apa yang kau lakukan kepadaku." Lanjutnya.
Dia mendekat ke arah wajahku dan aku bisa merasakan nafasnya yang hangat berhembus di wajahku.
"Ku mohon, tolong lepaskan aku." Ucapku kepadanya.
"Tentu, setelah aku mengembalikan apa yang sudah kau lakukan kepadaku. Jadilah gadis baik." Ucapnya.
Hanya ada sedikit saja jarak yang ada di antara bibir kami berdua.
"Tuan...." Ucapku.
Dia lalu menempatkan bibirnya di bibirku. Aku berusaha melepaskan diri darinya. Dia mulai menciumku dengan kasar. Aku menendang dia menggunakan kakiku. Dia memegang leherku dan mulai mencekik ku dengan sangat keras yang membuatku tidak bisa bernafas. Dia pun meninggalkan aku.
"Apa kau pikir aku akan membunuhmu dengan cepat? Kau melakukan sebuah kesalahan yang akan membuat hidupmu seperti di neraka." Teriaknya.
Dia lalu berdiri dari atas tubuhku.
Aku menyalakan flashlight di ponselku dan mengambil sebuah pisau dari atas meja. Aku melihat Vino Adiwijaya dan dia tengah menatapku. Aku bisa melihat kemarahan di wajahnya.
"Kau akan menyesali apa yang sudah kau lakukan." Teriaknya kepadaku. "Kau akan datang kepadaku dan memohon pertolongan dari ku. Kita pasti akan bertemu lagi." Lanjutnya, setelah itu dia pergi.
Air mataku mulai turun ke pipiku. Aku begitu ketakutan.
'Apa yang sudah aku lakukan sebenarnya? Semua itu hanya kesalahan yang tidak disengaja saja. Apa yang akan dia lakukan? Siapa dia sebenarnya?' pikirku.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments