...༻◩༺...
Raquel terkesiap. Ia menatap bibir Luiz yang begitu dekat dengan wajahnya.
"Yang aku tahu sekarang, seberapa keras kita saling menghindar, kita akan tetap berakhir membuat kesalahan," ucap Luiz dengan nada penuh penekanan.
Raquel memejamkan mata sejenak. Dia sebenarnya tidak bisa menampik pernyataan Luiz. Karena Raquel sadar bahwa dirinya dan Luiz masih saling mencintai.
Perlahan Raquel membuka matanya kembali. Dia menarik kerah baju Luiz. Lalu mencium bibir lelaki tersebut.
Ciuman yang diberikan Raquel sekarang otomatis menjadi jawaban untuk hubungan selanjutnya. Dia dan Luiz resmi menjalin kasih lagi. Walau harus dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Setidaknya sampai mereka siap mengatakan segalanya kepada semua orang.
Luiz tentu dengan senang hati menerima ciuman Raquel. Ciumannya bahkan lebih menggebu dibanding perempuan itu.
Raquel terpojok ke meja yang dihiasi dengan banyak bunga marigold. Bunga tersebut berjatuhan ke bawah. Di iringi suara kecup mengecup yang dilakukan Raquel dan Luiz.
Bersamaan dengan itu, figura berisi foto Imelda terjatuh. Namun suara jatuh yang tidak begitu terdengar nyaring tersebut tidak dihiraukan oleh Luiz dan Raquel sama sekali.
Tangan Luiz dengan cepat membuka kancing baju Raquel. Ia melakukannya sambil terus berciuman. Dengan buas, Luiz mengalihkan kecupannya ke dada Raquel. Lelaki tersebut mengemut hingga melumaat kedua buah dada Raquel secara bergantian.
Raquel reflek memejamkan mata. Kepalanya mendongak sembari mengangakan mulut. Menghembuskan nafas dari mulut yang di iringi dengan suara lenguhannya.
"Mmphh..." Luiz sangat menikmati sentuhannya sekarang. Dia seperti balita yang bergumul lama dengan buah dada.
Raquel yang juga terbuai, mencengkeram kepala Luiz dengan jari-jemari merekah. Dia sedikit membuka mata. Sampai Raquel akhirnya melihat foto Imelda yang tergeletak di lantai.
"Luiz! Hentikan..." suruh Raquel. Dia mencoba mendorong Luiz. Hingga cumbuan lelaki itu berakhir.
"Aku rasa ini bukan tempat yang tepat untuk melakukannya," ujar Raquel seraya menyematkan kancing bajunya. Kemudian meletakkan foto Imelda kembali ke tempatnya.
"Kau terlalu paranoid," komentar Luiz.
"Ya, tentu saja. Aku begini karena menghormati kepercayaan orang lain." Raquel memegangi dadanya. Dia beranjak keluar ruangan lebih dulu. Matanya langsung terbelalak ketika melihat Clara berdiri mematung di depan pintu.
Luiz yang berjalan mengiringi dari belakang juga dibuat kaget. Dia dan Raquel tentu takut Clara mengetahui hubungan mereka.
"Aku baru saja datang," kata Clara. Membuat Raquel dan Luiz mendengus lega bersamaan.
"Terimakasih sudah memberikan doa pada Imelda. Doa akan lebih mujarab jika dilakukan bersama," ujar Clara. Dia mengira Raquel dan Luiz melakukan doa bersama untuk putrinya.
"Iya. Tujuan kami datang ke sini adalah untuk itu," tanggap Luiz berkilah.
Raquel melirik tajam Luiz. Meskipun begitu, dia tidak kuasa memberikan protes.
"Ya sudah, kami akan istirahat," imbuh Raquel. Dia segera pergi menuju kamarnya yang terletak di lantai dua. Hal serupa juga dilakukan Luiz. Kebetulan sekali kamar mereka bersebelahan.
Karena Clara tidak mengikuti, Luiz mengikuti Raquel ke kamar. Perempuan itu lantas sadar dirinya di ikuti.
"Kau! Kenapa--" Ucapan Raquel terhenti saat Luiz mendorongnya lebih dalam ke kamar. Lalu menutup pintu.
"Aku rasa ini tempat yang cocok bukan?" cetus Luiz. Dia tiba-tiba menggelitiki perut Raquel. Perempuan tersebut sontak tertawa pecah. Hingga dirinya terjatuh ke atas ranjang.
"Kau memang selalu nekat," tukas Raquel yang sangat mengenali bagaimana perangai Luiz. Lelaki itu selalu menyukai hal berbau tantangan.
"Ya, apalagi untuk perempuan yang kucintai," sahut Luiz sembari memposisikan diri berada di atas badan Raquel.
"Apa kau tahu? Secara tidak langsung kau mengakui bahwa dirimu belum bisa melupakanku?" ucap Raquel.
"Melupakanmu adalah hal tersulit dalam hidupku, Raquel..." ungkap Luiz. Dia dan Raquel segera memadukan mulut mereka. Memulai ciuman dengan pagutan lembut.
Satu per satu pakaian dilepaskan oleh Luiz dan Raquel secara bergantian. Keduanya saling bergantian mencumbu satu sama lain. Sampai akhirnya penyatuan terjadi.
Untuk kedua kalinya Raquel dan Luiz bercinta. Mereka berhenti saat merasa sudah saling terpuaskan. Kini yang tersisa hanya hembusan nafas berat. Keduanya dalam keadaan telentang di ranjang. Tidak mengenakan sehelai benang pun dari balik selimut.
"Bagaimana kita menghadapi ayahmu dan Julio?" celetuk Raquel dengan tatapan sayu.
"Aku tidak tahu. Mungkin sampai kita benar-benar siap. Dan pastinya sekarang bukan waktu yang tepat," tanggap Luiz.
"Tentu saja. Ayahmu sedang sakit." Raquel mendengus kasar.
"Itulah yang kupikirkan. Aku bisa mempercayaimu bukan?" ujar Luiz.
"Maksudmu?" Raquel tak mengerti.
"Aku ingin kau membahagiakanku sekaligus ayahku. Aku tahu hubunganmu dengan ayahku itu tidak seperti pasangan suami istri pada umumnya. Tapi menurutku seperti seorang perempuan muda yang berusaha membalas budi," jelas Luiz panjang lebar.
"Bagaimana kau tahu?" Raquel memeluk Luiz dari samping.
"Aku bisa menyimpulkannya saat melihat interaksimu dengan ayahku," jawab Luiz.
"Aku akan berusaha membahagiakanmu dan ayahmu." Raquel mengeratkan pelukannya. Saat itulah Luiz kembali menindihnya di bawah. Posisi lelaki tersebut berada di atas badannya sekarang. Lalu mengusapkan wajahnya ke leher Raquel. Jelas Luiz mengajaknya untuk berhubungan intim lagi.
"Luiz! Apa tadi masih belum cukup?" protes Raquel seraya tergelak. Sentuhan Luiz membuatnya geli.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Aini Chayankx Ahmad N
tau
2023-03-19
0