Bab 17 - Kamera Yang Terus Merekam

...༻◩༺...

Perayaan Día de muertos telah tiba. Di malam hari biasanya orang-orang akan berkumpul dengan keluarga dan membuat sesaji untuk yang sudah meninggal.

Sekarang Raquel duduk sambil memegang kamera. Dia sibuk merekam aktifitas orang-orang. Terutama Clara yang tampak menata makanan di meja.

"Bukankah harusnya kau membantu nenekku," celetuk Luiz yang tiba-tiba telah duduk di sebelah Raquel.

"Aku harus melakukan ini sebentar," sahut Raquel. "Jangan menggangguku. Awas saja," lanjutnya sambil mendelik.

"Mengganggu bagaimana? Maksudmu seperti ini?" Tangan Luiz berbuat nakal di bawah meja. Dia mengelus paha Raquel, sampai menyingkap dress perempuan itu.

"Luiz!" Raquel menyenggol Luiz dengan siku. Bisa-bisanya lelaki tersebut berbuat begitu di depan umum.

"Apa? Tidak ada yang melihat kan? Kau sangat menggemaskan kalau sedang ketakutan begini," komentar Luiz seraya tergelak.

"Tidak lucu!" hardik Raquel. Dia kembali asyik menggunakan kamera.

"Apa kau tidak bosan? Perlukah kita menjelajah keluar sebentar? Lumayan untuk dokumentasimu bukan?" cetus Luiz.

Raquel terdiam. Dia berpikir dan menurutnya ide Luiz sangat bagus.

"Kau benar! Ayo!" Raquel beranjak. Begitu pun Luiz. Sebelum pergi, mereka tidak lupa meminta izin kepada Clara dan keluarga lain.

"Kita harus mencoba kuliner asli sini bukan? Mau mencoba taco?" tawar Luiz yang berjalan lebih dulu.

"Tentu saja." Raquel mengangguk. Dia dan Luiz menghampiri kedai yang menjual taco. Mereka memesan dua porsi untuk dimakan masing-masing.

Setelah menunggu, dua porsi taco jadi. Porsi taco yang dibuat di toko itu ternyata sangat besar. Hal itu membuat Luiz dan Raquel tertawa.

"Ini besar sekali," komentar Raquel.

"Buen provecho!" ujar penjual taco. Dia mengucapkan selamat makan dalam bahasa Spanyol.

"Biar aku yang ambilkan." Luiz mengambilkan taco milik Raquel. Dia menyuapi perempuan tersebut sedikit demi sedikit.

Tanpa sadar, kamera mengarah kepada Luiz. Bahkan memperlihatkan ekspresinya yang terlihat bahagia saat berinteraksi dengan Raquel. Mereka sepertinya merasa kembali ke masa-masa saat berpacaran dulu.

"Bagaimana?" tanya Luiz.

"Lezat..." Raquel menjawab sambil mengunyah taco dari suapan Luiz. Keduanya bertukar pandang sambil tersenyum. Memancarkan binar mata penuh cinta. Rasanya mereka telah menemukan kebahagiaan yang telah lama hilang.

Luiz terpikir untuk berbuat jahil. Hingga dia memberi suapan pada Raquel tanpa henti. Apa yang dilakukannya berhasil membuat Raquel kewalahan. Mulut perempuan itu bahkan sampai belepotan.

"Luiz! Kau jahat sekali. Awas saja! Sini tacomu." Raquel mencoba mengambil taco milik Luiz. Akan tetapi lelaki tersebut sigap menjauhkan taconya dari jangkauan Raquel.

"Mentang-mentang punya badan tinggi!" Raquel berjalan lebih dekat ke hadapan Luiz. Ia berjinjit untuk menjangkau taco milik lelaki itu.

Tanpa Raquel sadari, wajahnya dan Luiz dalam keadaan sangat dekat. Luiz memanfaatkan kesempatan itu untuk memeluk Raquel dengan satu tangan.

"Gotcha!" seru Luiz. Dia membersihkan mulut Raquel yang belepotan. Lalu mengecup dalam bibir Raquel.

"Eummmph!" Raquel memejamkan mata. Jujur saja, dia merasa bahagia sekarang. Dirinya dan Luiz berciuman bibir sebentar di depan toko. Untung saja tidak ada orang dekat yang melihat mereka.

Satu hal yang pasti. Kamera Raquel masih menyala. Bahkan merekam bibir Raquel dan Luiz yang asyik berpagutan.

Raquel tidak menyadari hal itu. Dia hanya mengira kamera tidak merekam dirinya dan Luiz.

Merasa terus dikerjai Luiz, Raquel melakukan pembalasan. Selepas berciuman, dia langsung mencubit perut Luiz. Lelaki tersebut reflek memekik.

"Kau tidak berubah!" tukas Raquel sembari tertawa puas. Sama seperti Luiz, dia juga sangat tahu titik tubuh paling sensitif lelaki itu.

"Tapi perlukah kau melakukannya di depan umum, hah?" Luiz berusaha mengejar Raquel. Perempuan tersebut lantas menghindar. Dia dan Luiz tak berhenti bercanda gurau. Saat itulah Raquel sukses mengambil taco dari tangan Luiz. Ia segera menyuapi lelaki itu.

"Oke, oke. Sebaiknya kau habiskan tacomu," ucap Raquel sambil menyodorkan taco ke mulut Luiz.

Karena tadi sudah mengerjai Luiz, Raquel menyuapi dengan pelan-pelan. Sampai akhirnya taco dihabiskan oleh Luiz.

Di potongan terakhir, Luiz sengaja menggigit jari telunjuk dan tengah Raquel sekaligus.

"Tanganku bukan taco!" protes Raquel seraya terkekeh. Dia tahu Luiz hanya bercanda.

"Tapi rasanya lebih enak dari taco." Luiz masih memegangi tangan Raquel. Dia menjilat jari telunjuk dan tengah perempuan tersebut.

Raquel menggigit bibir bawahnya. Sekelebat ingatan muncul dalam kepalanya. Yaitu momen saat dirinya dan Luiz melakukan hubungan intim terpanas ketika masih berpacaran dulu.

"Sudah! Jangan coba-coba memancing. Ugh! Tanganku jadi bau liur," ujar Raquel. Dia menarik tangannya dari genggaman Luiz. Lalu mengelap tangan ke baju lelaki tersebut.

"Sikap menyebalkanmu tak pernah hilang," tukas Luiz. Dia tentu kesal mendengar Raquel bicara begitu.

Raquel dan Luiz lanjut menjelajah. Luiz juga dengan senang hati membantu Raquel untuk bertanya-tanya pada orang-orang di sana.

Pengambilan dokumentasi yang diperlukan Raquel berjalan lancar. Dia juga tak berhenti tersenyum dan tertawa saat melakukannya. Sebab Luiz selalu melemparkan candaan. Baik kepadanya maupun orang-orang yang di ajaknya bicara.

...***...

Perayaan día de muertos sudah lewat. Raquel, Luiz, dan Julio harus kembali ke Spanyol sekarang. Mereka tak lupa berpamitan dengan Clara dan yang lain. Kini ketiganya baru saja memasuki pesawat.

Raquel sudah menemukan tempat duduknya. Dia menunggu Luiz yang diketahuinya akan duduk di sebelahnya lagi.

Semburat wajah dengan senyuman terukir di wajah Raquel ketika melihat Luiz datang. Lelaki tersebut segera duduk ke samping Raquel.

Bertepatan dengan itu, Julio juga datang. Sejak kemarin ekspresinya tampak cemberut. Dia tidak ceria dan juga jahil seperti biasanya.

"Pergilah! Aku kali ini ingin duduk di sebelah Mommy," ujar Julio.

"A-apa?!" Luiz membulatkan mata. Dia langsung menggeleng. "Tidak! Aku tak mau! Jelas-jelas kursi ini memiliki nomor yang sama dengan tiketku," tegasnya.

"Ayolah! Kau sudah menghabiskan waktu terlalu banyak dengan Mommy! Sekarang giliranku!" Julio menarik tangan Luiz. Memaksa sang kakak untuk pergi.

Raquel kebingungan melihat pertengkaran tak terduga dari kakak beradik. Dia lantas merasa harus memilih salah satu di antara mereka. Pilihan paling logis dalam benaknya adalah memilih Julio. Terlebih remaja itu tampak seperti sedang mengalami masalah.

"Luiz! Kau sebaiknya mengalah dengan adikmu!" kata Raquel.

Luiz melotot. "Apa kau bercanda?!" tanggapnya. Merasa tak percaya.

"Lihat! Mommy bahkan memilihku. Dia pasti sudah bosan denganmu," ujar Julio.

Luiz cemberut. Dia terpaksa mengalah.

"Maaf..." Raquel menyempatkan diri mengucapkan kata maaf dengan pelan. Namun Luiz tidak menoleh lagi. Lelaki tersebut segera menempati kursi Julio.

"Thanks, Mom. Sudah memilihku. Kau yang terbaik." Julio mengacungkan jempol. Kemudian duduk ke kursi di sebelah Raquel. Dia perlahan meletakkan kepalanya ke pundak perempuan itu.

"Kau baik-baik saja? Kau terlihat sangat murung dari kemarin?" tanya Raquel.

"Aku putus dengan gadis yang kusuka. Menyebalkan sekali. Aku benar-benar bosan! Aku tidak pernah bisa menjalin hubungan lama dengan seseorang," curhat Julio.

"Jika begitu, kau harusnya introspeksi diri. Mungkin kebiasaanmu yang salah," sahut Raquel.

"Tidak! Aku tak pernah selingkuh dari pacarku. Justru mereka yang selingkuh. Menyebalkan!" Julio mendengus kasar. Dia menatap Raquel dengan sudut matanya. "Mungkin sekarang aku harus mencoba menjalin hubungan dengan perempuan yang lebih tua dariku," ungkapnya.

"Ya, mungkin saja. Tapi kau masih sangat muda, Julio. Waktumu masih banyak," tanggap Raquel sembari mengusap puncak kepala Julio. Dia menganggap lelaki itu seperti adik kandungnya sendiri.

Terpopuler

Comments

Aini Chayankx Ahmad N

Aini Chayankx Ahmad N

kka, jangan bilang si Julio suka ma Raquel.kenapa lebih suka begitu ya kak.ih manjanya julio.banyakin kak

2023-03-21

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Menikah
2 Bab 2 - Masih Merasa Tak Percaya
3 Bab 3 - Hari Pertama Di Rumah Keluarga Edwardo
4 Bab 4 - Godaan Mantan [Bonus Visual]
5 Bab 5 - Hampir Berciuman
6 Bab 6 - Ingin Pindah
7 Bab 7 - Leche Frita
8 Bab 8 - Perselingkuhan Yang Gagal
9 Bab 9 - Día De Muertos
10 Bab 10 - Usaha Merahasiakan Status
11 Bab 11 - Broken Bed
12 Bab 12 - Pergi Ke Meksiko
13 Bab 13 - Akhirnya Terjadi
14 Bab 14 - Cinta Lama Bersemi Kembali
15 Bab 15 - Tiba Di Kota Della Cruz
16 Bab 16 - Pilihan Raquel
17 Bab 17 - Kamera Yang Terus Merekam
18 Bab 18 - Keadaan Felipe Yang Membaik
19 Bab 19 - Serba Salah
20 Bab 20 - Tertangkap Basah
21 Bab 21 - Gara-Gara Rekaman Tak Disengaja
22 Bab 22 - Kebetulan Yang Salah
23 Bab 23 - Felipe Yang Tergoda
24 Bab 24 - Malam Yang Panas Di Kolam Renang
25 Bab 25 - Belum Siap
26 Bab 26 - Bantuan Luiz
27 Bab 27 - Kecurigaan Felipe
28 Bab 28 - Keputusan Raquel
29 Bab 29 - Pengakuan
30 Bab 30 - Memulai Hidup Baru
31 Bab 31 - Kehadiran Tak Terduga Buah Cinta
32 Bab 32 - Move On
33 Bab 33 - Persiapan
34 Bab 34 - Tidak Berjodoh
35 Bab 35 - Kontraksi
36 Bab 36 - Perselingkuhan Lagi
37 Bab 37 - Cinta Penuh Ambisi
38 Bab 38 - Kabar Bahagia
39 Bab 39 - Merelakan
40 Bab 40 - We Go Down Together [1]
41 Bab 41 - We Go Down Together [2]
42 Bab 42 - Kembali
43 Bab 43 - Menikah
44 Bab 44 - Kematian Felipe
45 Bab 45 - Harta Warisan
46 Bab 46 - Bayi Tertampan [Ending]
47 Novel Impoten : Ritual Bergairah
Episodes

Updated 47 Episodes

1
Bab 1 - Menikah
2
Bab 2 - Masih Merasa Tak Percaya
3
Bab 3 - Hari Pertama Di Rumah Keluarga Edwardo
4
Bab 4 - Godaan Mantan [Bonus Visual]
5
Bab 5 - Hampir Berciuman
6
Bab 6 - Ingin Pindah
7
Bab 7 - Leche Frita
8
Bab 8 - Perselingkuhan Yang Gagal
9
Bab 9 - Día De Muertos
10
Bab 10 - Usaha Merahasiakan Status
11
Bab 11 - Broken Bed
12
Bab 12 - Pergi Ke Meksiko
13
Bab 13 - Akhirnya Terjadi
14
Bab 14 - Cinta Lama Bersemi Kembali
15
Bab 15 - Tiba Di Kota Della Cruz
16
Bab 16 - Pilihan Raquel
17
Bab 17 - Kamera Yang Terus Merekam
18
Bab 18 - Keadaan Felipe Yang Membaik
19
Bab 19 - Serba Salah
20
Bab 20 - Tertangkap Basah
21
Bab 21 - Gara-Gara Rekaman Tak Disengaja
22
Bab 22 - Kebetulan Yang Salah
23
Bab 23 - Felipe Yang Tergoda
24
Bab 24 - Malam Yang Panas Di Kolam Renang
25
Bab 25 - Belum Siap
26
Bab 26 - Bantuan Luiz
27
Bab 27 - Kecurigaan Felipe
28
Bab 28 - Keputusan Raquel
29
Bab 29 - Pengakuan
30
Bab 30 - Memulai Hidup Baru
31
Bab 31 - Kehadiran Tak Terduga Buah Cinta
32
Bab 32 - Move On
33
Bab 33 - Persiapan
34
Bab 34 - Tidak Berjodoh
35
Bab 35 - Kontraksi
36
Bab 36 - Perselingkuhan Lagi
37
Bab 37 - Cinta Penuh Ambisi
38
Bab 38 - Kabar Bahagia
39
Bab 39 - Merelakan
40
Bab 40 - We Go Down Together [1]
41
Bab 41 - We Go Down Together [2]
42
Bab 42 - Kembali
43
Bab 43 - Menikah
44
Bab 44 - Kematian Felipe
45
Bab 45 - Harta Warisan
46
Bab 46 - Bayi Tertampan [Ending]
47
Novel Impoten : Ritual Bergairah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!