...༻✫༺...
Setelah mengurus perihal apartemen, Raquel bersiap akan berangkat ke Meksiko. Dia, Luiz, dan Julio harus tiba di kota Della Cruz sebelum tanggal 1 November.
Sekarang Raquel, Luiz, dan Julio sudah ada di pesawat. Luiz enggan duduk di tempatnya karena kursinya bersebelahan dengan Raquel.
"Tukar tempat duduk dengan Julio!" saran Raquel yang juga tak mau duduk di sebelah Luiz.
"Itulah yang kupikirkan sekarang!" sahut Luiz dengan raut wajah cemberut. Dia segera menghampiri Julio. Anak itu duduk dua helat dari posisi Raquel di belakang.
"Kau duduk di sebelah ibumu sana!" perintah Luiz.
"Tidak! Kau saja. Aku sudah nyaman dengan kursiku ini. Lagi pula aku sudah cukup akrab dengan Mommy. Sementara kau tidak. Jadi aku ingin memberimu kesempatan untuk lebih dekat dengannya," kata Julio. Dia sebenarnya punya alasan menolak tawaran Luiz. Yaitu karena tertarik dengan perempuan yang duduk di sebelahnya.
"Tidak ada penolakan. Cepat pergi sana!" Luiz memaksa.
"Ugh! Tolong! Dia ingin merebut kursiku! Nona Pramugari tolong aku!" seru Julio. Dia cukup cerdik untuk membuat sang kakak kalah telak.
"Ada apa, Tuan?" seorang pramugari langsung mendekat.
"Tidak ada apa-apa. Dia membuat keributan tak berdasar," jawab Luiz sambil menggertakkan gigi. Sebelum kembali ke tempat duduk, dia tak lupa menatap tajam Julio. Luiz terpaksa duduk di sebelah Raquel.
"Kenapa kau kembali? Mana Julio?" tanya Raquel. Menatap tak percaya.
"Dia tidak mau bertukar tempat duduk denganku," jawab Luiz yang terpaksa duduk di sebelah Raquel.
"Kau saja yang tidak pandai membujuknya," sahut Raquel sinis. Dia berdiri karena berniat bicara dengan Julio. Namun seorang pramugari yang lewat langsung menghentikan.
"Maaf, Nona. Pesawat sebentar lagi akan lepas landas. Disarankan duduk di kursi anda dan kenakan sabuk pengaman," ujar sang pramugari.
Raquel tak punya pilihan lain selain duduk kembali. Dia bisa bicara dengan Julio saat pesawat terbang dalam keadaan normal.
Hening menyelimuti suasana. Raquel dan Luiz sama-sama tidak bicara.
Ketika pesawat sudah terbang dengan normal, Raquel pergi menemui Julio. Akan tetapi urung dilakukan saat melihat Julio terlihat berciuman dengan perempuan yang duduk di sebelahnya.
"Anak itu! Pantas saja dia tidak mau bertukar tempat duduk!" keluh Raquel. Dia kembali ke kursinya.
Luiz yang melihat tersenyum puas. "Apa yang terjadi dengan ahli pembujuk?" tukasnya.
"Enyahlah!" balas Raquel ketus. Luiz lantas tergelak. Hubungan hate-lovenya dengan Raquel terkadang adalah sesuatu yang menyenangkan.
"Ngomong-ngomong, apa kau mengajari adikmu untuk menjadi playboy?" timpal Raquel tiba-tiba. Ia melipat kedua tangan di depan dada.
"Apa?! Untuk apa aku mengajarinya melakukan itu. Naluri merayu wanita memang selalu ada dalam darah daging seorang pria," tanggap Luiz.
"Ya, hanya ada pada pria sepertimu!"
"Maksudmu? Kenapa kau bicara seolah aku bukan pria yang baik?!" Luiz tersungut.
"Kenyataannya memang begitu kan?" balas Raquel.
"Kalau mengatai orang seperti itu, harusnya kau bercermin terlebih dahulu!"
"Apa?! Kenapa aku. Jelas-jelas kau yang selingkuh dariku!" Tanpa sadar, perdebatan Raquel dan Luiz menjurus ke masa lalu.
"Astaga." Luiz memutar bola mata sebal. "Dasar tidak tahu diri! Kau yang selingkuh dariku!" balasnya. Perdebatan terus berlanjut, sampai penumpang pesawat lain merasa risih. Julio bahkan heran dengan apa yang terjadi dengan Luiz dan Raquel. Untung saja dia tidak mendengar jelas pembicaraan dua orang itu.
"Bisakah kalian diam?! Anakku sedang mencoba tidur!" salah satu penumpang angkat suara. Membuat Luiz dan Raquel seketika terdiam. Keduanya kini sama-sama menanggung malu. Segera meminta maaf pada semua orang dengan canggung.
Selanjutnya, Raquel dan Luiz perlahan bertukar pandang. Mereka saling menatap kesal.
"Ini gara-gara kau!" timpal Raquel dengan nada berbisik.
"Kau yang mulai duluan!" balas Luiz yang tak kalah pelan.
"Kau!" Raquel tak ingin kalah.
"Kau!" Luiz juga.
"Kau!"
"Kau!"
Perdebatan berakhir saat pesawat mendadak bergetar hebat. Tanpa sengaja, Raquel dan Luiz saling berpegangan. Namun itu tidak berlangsung lama. Sebab mereka buru-buru sadar dan melepaskan.
"Tidak ada sesuatu yang akan terjadi lagi di antara kita," imbuh Raquel.
"Kau pikir aku berharap?" sahut Luiz sinis. Tanpa menoleh ke arah Raquel.
Selang beberapa jam, pesawat akhirnya tiba di Meksiko. Raquel dan Luiz sekarang mengambil koper mereka. Sejak tadi keduanya menunggu Julio. Karena pemuda tersebut tidak kelihatan sejak melakukan pemeriksaan imigrasi. Ditelepon bahkan tidak mengangkat sama sekali.
"Dia selalu saja begini," keluh Luiz yang sangat tahu bagaimana perangai Julio. Dia benar-benar lupa kalau adiknya itu memang gemar keluyuran. Terutama ke tempat-tempat baru. Luiz tahu Julio mempunyai banyak teman online di aplikasi game. Kemungkinan besar Julio sekarang pergi menemui temannya.
"Dia tidak diculik kan?" Raquel merasa cemas.
"Tidak." Luiz menjawab singkat.
"Bagaimana kau yakin? Kita harus laporkan ini ke pihak keamanan!" cetus Raquel.
"Dia sudah sering begini. Pertama-tama kita harus pastikan dia baik-baik saja," ucap Luiz seraya terus mencoba menghubungi Julio.
"Tapi bagaimana? Dia bahkan tidak mengangkat telepon!" ujar Raquel yang panik.
"Bisakah kau tenang?!" geram Luiz. Dia tidak tahan dengan kepanikan Raquel yang menurutnya terlalu berlebihan.
Selang sekian menit, Julio akhirnya mengangkat telepon. Katanya dia baru mengaktifkan ponsel. Julio mengatakan kalau dirinya sedang pergi bersama teman Meksiko-nya. Tidak heran dia memiliki teman dari negara tersebut. Mengingat Julio sudah beberapa kali ke sana.
Luiz percaya saja dengan Julio. Membiarkan sang adik menikmati waktu. Akan tetapi tidak untuk Raquel. Dia yang belum terbiasa dengan kehidupan bebas Julio, sangat mengkhawatirkan remaja itu.
"Bagaimana kalau dia ditipu oleh temannya? Apa kau tahu Meksiko adalah negara yang terkenal karena produk narkotika?! Aku takut Julio--"
"Bisakah kau diam?! Aku lelah sekarang! Kalau kau sangat mencemaskan Julio, pergi dan temui saja dia!" potong Luiz. Mengharuskan Raquel sontak terdiam. Mereka sudah ada di taksi sekarang. Dalam perjalanan menuju hotel.
"Oke! Beritahu aku dia ada dimana," tantang Raquel.
Luiz tersenyum sinis. Dia segera memeriksa lokasi Julio melalui ponsel. Lalu memperlihatkannya pada Raquel.
"Dia ada di klub malam sekarang!" kata Luiz. Dia yakin Raquel tidak akan nekat pergi begitu saja ke klub malam. Apalagi di negara asing yang baru didatanginya.
"Oke." Raquel bertekad. "Pak, berhenti! Aku ingin turun di sini!" perintahnya pada sopir taksi yang menyetir. Sopir itu lantas menghentikan mobil ke tepi jalan.
"Apa kau serius?!" Luiz tak percaya. Raquel benar-benar serius ingin menyusul Julio.
"Aku hanya berusaha menjaga anakku dengan baik! Bawakan tasku ke hotel!" tanggap Raquel seraya keluar dari mobil.
Luiz terperangah. Dia otomatis tak punya pilihan selain menemani Raquel. Luiz menyuruh perempuan itu kembali masuk ke mobil. Ia akan memindah arah tujuannya. Yaitu pergi ke tempat dimana Julio berada sekarang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Aini Chayankx Ahmad N
apa lagi ini
2023-03-12
2