...༻◩༺...
Sempat teringat dengan kenangannya bersama Luiz, Raquel lekas menggeleng kuat. Ia tak mau lagi mengingat masa lalunya bersama Luiz. Tidak ada yang perlu diharapkan dengan hubungan itu. Apalagi dengan keadaan yang ada sekarang. Jelas semakin mustahil cinta Raquel dan Luiz bisa kembali bersatu.
Raquel melangkah mundur. Tanpa sengaja kakinya menabrak kaki meja. Menimbulkan suara berisik yang membuat Luiz dan wanitanya mendengar. Pasangan yang bercumbu itu lantas menoleh ke arah Raquel.
"Ma-maaf. Kalian bisa lanjutkan lagi." Raquel buru-buru pergi. Dia merasa sangat malu karena sudah tertangkap basah.
"Siapa itu?" tanya wanita yang bersama Luiz.
"Bukan siapa-siapa. Ayo kita lanjutkan ke kamar," sahut Luiz sembari mendelik ke arah Raquel. Lalu menghilang ditelan pintu bersama wanitanya.
Seperti biasa, Luiz sering bermain perempuan. Itu dia lakukan agar bisa melupakan Raquel. Mengingat hal tersebut semakin sulit dilakukan karena Raquel tinggal serumah dengannya.
Kini Luiz sudah ada di kamar. Dia kembali berciuman bibir dengan wanita bernama Sita itu. Perlahan mereka menjatuhkan diri ke ranjang. Tanpa harus melepas tautan bibir.
Dahi Luiz berkerut dalam. Posisinya sendiri berada di atas badan Sita. Masih saling bergulat lidah dengan wanita tersebut. Meskipun begitu, Luiz merasa kehilangan minat untuk melanjutkan sentuhan ke tahap lebih intim. Semuanya hanya karena dirinya tadi melihat keberadaan Raquel.
Pakaian atasan sudah dilepas Luiz maupun Sita. Wanita berambut pirang itu sangat lihai memainkan mulut ke kulit putih Luiz. Sita semakin bergairah.
Sementara Luiz sendiri, justru tidak bergairah sama sekali. Dia merasa sia-sia jika kegiatan intim diteruskan. Alhasil Luiz mendorong Sita. Lalu kembali mengenakan pakaian.
"Kenapa? Apa ada yang salah?" tanya Sita heran.
"Maaf, sepertinya aku tidak bisa lanjut. Pikiranku mendadak terganggu," jawab Luiz.
"Apa karena perempuan yang menonton kita tadi?" selidik Sita.
"Tentu saja bukan! Aku tidak tahu tiba-tiba merasa datar begini," bantah Luiz sambil menyurai rambut hitamnya dengan kesal.
Sita memutar bola mata jengah. Dia segera mengenakan pakaiannya kembali. "Matamu tidak bisa berbohong. Perempuan tadi sepertinya orang yang spesial untukmu," ucapnya.
Luiz membuang muka. Ia tak mau menanggapi perkataan Sita.
"Aku tidak tahu siapa perempuan itu bagimu. Tapi saranku, jika kau ingin bercinta dengan perempuan lain, lebih baik di tempat dimana kau tidak akan bertemu dia. Kalau tahu begini, kita harusnya tadi memilih pergi ke hotel," kata Sita. Dia mengambil tas dan keluar dari kamar Luiz. Sita sendiri adalah orang asing yang kebetulan di temui Luiz di klub malam hari ini.
Luiz mendengus kasar. Dia berdiri dan mengamuk. Menendang lemari sekuat tenaga. Ia menggeram kesal. Merasa frustasi dengan perasaannya sekarang. Kehadiran Raquel benar-benar membuat pikiran Luiz kacau.
Luiz melangkah cepat keluar kamar. Dia mendatangi kamar Raquel. Perempuan itu sudah telentang di ranjang dengan balutan selimut. Raquel langsung bangkit saat pintunya tiba-tiba dibuka oleh Luiz.
"Luiz!" Raquel kaget.
"Apa yang kau lakukan tadi, hah?!" timpal Luiz mengomel.
"Apa ini mengenai aku yang tak sengaja melihatmu bersama--"
"Iya itu!" potong Luiz tegas.
"Tadi hanya kebetulan. Aku tidak sengaja melihatmu begitu. Maaf, kalau itu mengganggu--"
"Cukup!" Luiz kembali memotong perkataan Raquel. "Mulai sekarang jangan pernah dekati kamarku! Apalagi sampai masuk ke sana!" tegasnya dengan mata melotot.
"Apa hal kecil seperti itu pantas dipermasalahkan?! Kenapa kau sangat berlebihan!" balas Raquel yang mulai tersungut. Dia berjalan ke hadapan Luiz. Hingga posisi mereka sekarang saling berhadapan.
"Kalau perlu kau tidak usah muncul lagi di hadapanku! Wajahmu itu sangat mengerikan!"
"Oh begitu? Apa perlu aku memakai topeng?! Atau haruskah aku pergi dari sini? Maka aku akan bilang pada ayahmu bahwa kau sangat terganggu denganku!"
Luiz terdiam. Dia dan Raquel membisu dalam sepersekian milidetik. Dengan nafas yang tersengal-sengal akibat menahan amarah. Tanpa sadar keduanya saling terpaku satu sama lain.
Mata Luiz bergerak turun menatap bibir Raquel. Hal serupa lantas juga dilakukan Raquel. Keduanya merasa saling tergoda.
"Sial!" Luiz berbalik badan. Dia bergegas keluar dari kamar Raquel. Dirinya tidak sanggup terlalu lama berhadapan dengan Raquel.
Sementara Raquel sendiri, mematung di tempat. Dia memegangi dadanya. Merasakan jantungnya berdegup sangat kencang.
"Jangan, Raquel! Kau tidak boleh melakukan ini. Kau istrinya Tuan Felipe sekarang." Raquel memperingati dirinya sendiri. Dia segera kembali telentang di ranjang.
Malam itu Raquel tidak bisa tidur. Pikirannya tidak berhenti mengingat kenangan saat masih berpacaran dengan Luiz.
"Aku sepertinya harus melakukan sesuatu. Paling tidak, aku harus menjaga jarak dari Luiz," gumam Raquel. Dia menyalakan musik dari ponsel. Raquel terpaksa melakukan itu agar bisa melupakan Luiz.
...***...
Pagi yang cerah menyambut. Kali ini Raquel ikut memasak dengan para pelayan. Dia tidak mau lagi Julio mengerjainya seperti kemarin.
Setelah selesai memasak, Raquel segera menyuguhkan masakannya untuk Felipe. Dia menemani suaminya itu sarapan.
"Kali ini aku akan biarkan anda makan sendiri. Kita makan bersama," cetus Raquel.
"Itu ide yang bagus! Tapi aku sedih kau terus bicara formal kepadaku," sahut Felipe.
Raquel terkekeh. "Aku masih segan. Karena dimataku kau adalah orang yang terhormat. Apakah benar tidak apa-apa jika aku bicara informal?" tanyanya.
"Tentu saja. Kita harus melakukan itu agar bisa lebih akrab," jawab Felipe.
"Baiklah. Biar aku mencoba." Raquel mulai menikmati pembicaraannya dengan Felipe. Dia merasakan kebaikan hati dari lelaki paruh baya tersebut.
"Pelan-pelan saja, Raquel... Aku akan menunggu. Asal kau tidak bicara formal kepadaku selamanya," ujar Felipe. Dia segera tergelak kecil bersama Raquel.
Hari itu Raquel sengaja tidak sarapan di meja makan karena tak mau bertemu dengan Luiz. Dia berniat akan pergi dari kamar Felipe setelah memastikan Luiz pergi. Dari jendela kamar, Raquel bisa melihat Luiz beranjak dari mansion dengan mobil mewah. Begitu pun Julio yang juga sudah memiliki mobil pribadi.
"Raquel," panggil Felipe.
"Ya?" Raquel yang tadinya menatap ke luar jendela, segera menoleh.
"Apa kau ingin kuliah lagi?" tanya Felipe.
Raquel tersenyum. "Iya, tapi kalau aku kuliah, aku tidak bisa menjagamu begini di setiap waktu," ungkapnya. Mencoba berbicara informal.
"Rasanya damai bisa mendengarnya," komentar Felipe. Dia terkekeh dan meneruskan, "kau bisa melanjutkan kuliahmu kalau mau. Aku tidak masalah kita bertemu saat malam saja. Yang terpenting aku bisa melihatmu setiap hari."
"Benarkah tidak apa-apa?" Raquel memastikan.
"Iya, tentu saja. Berjanjilah kau tidak akan melupakan tugasmu sebagai istri," ucap Felipe.
"Terima kasih." Raquel memeluk Felipe sambil tersenyum. Dia tidak tahu kenapa, hatinya selalu saja menganggap lelaki itu seperti ayahnya sendiri.
Di saat Felipe tidur, Raquel menghabiskan waktu di sore hari dengan mencoba berenang ke kolam renang. Kebetulan kolam renang di mansion keluarga Edwardo cukup besar. Saat pertama kali datang, Raquel sudah tertarik ingin berenang ke sana.
Raquel melepas bathrobenya. Tubuh moleknya yang berbalutkan bikini terlihat. Ia langsung melompat ke kolam renang.
Bersamaan dengan itu, Luiz baru saja pulang dari kuliah. Ia pergi ke dapur karena hendak mengambil minuman segar dari kulkas.
Ketika minum dan berdiri menghadap dinding kaca, Luiz melihat Raquel. Dia tidak jadi meminum minumannya karena terpaku memperhatikan Raquel. Perempuan tersebut tampak seksi dengan balutan bikini. Raquel sendiri tidak hanya berwajah cantik, bentuk tubuhnya yang ideal juga menjadi salah satu alasan kenapa kecantikannya bisa dibilang nyaris sempurna.
'Kenapa dia terlihat lebih seksi sekarang?' Tanpa sadar, batin Luiz berkomentar. Dia menenggak ludahnya sendiri tatkala melihat Raquel keluar dari air. Wajah cantik yang juga menunjukkan belahan dada serta tubuh molek bak gitar Spanyol, benar-benar pemandangan surga dimata Luiz. Ditambah Raquel adalah perempuan yang dicintainya hingga sekarang.
Raquel duduk di tepi kolam renang. Ia mengambil hidangan yang telah disediakan pelayan.
Dari belakang Luiz, seseorang diam-diam mendekat. Tangannya sudah terulur karena sengaja ingin mengejutkan Luiz.
..._____...
..._____...
..._____...
..._____...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
SariRani
Cocok bangeeet 😍😍
2024-08-12
0
Faizah Indah lestari
keren visualnya thor
2023-03-04
2