Sampai Di Kerajaan

Dia kembali mengucek matanya berkali kali dan berusaha untuk menyadarkan dirinya serta berharap bahwa semua itu hanya mimpi untuknya, namun sayang sekali meski dia sudah mengedipkan matanya berkali kali dan mengusap matanya itu, dia tetap bisa melihat istana yang besar dan megah tersebut, bahkan kini dia menjadi berada jauh lebih dekat dengan istana tersebut.

Di tambah dia memang benar-benar bukan berada di dalam mimpi namun sebuah kenyataan saat itu sebab detektif Zen sudah mencoba mencubit tangannya sendiri dengan sekuat tenaganya namun hasilnya malah dia yang meringis kesakitan dan melihat tangannya mulai memerah namun dia tetap saja berada di tempat tersebut.

"Astaga... Bagaimana ini, aku benar-benar berada di tempat aneh ini dan bagaimana caranya aku kembali ke dunia asliku" gumam detektif Zen merasa sangat bingung dan cemas.

Terlebih lagi yang dia tahu hanya ada satu jalan dimana dia bisa kembali ke dunianya, yakni tak buku yang ada di dalam kamar sang raja api dimana terdapat buku aneh itu dan sebuah cahaya aneh disana, dia juga pertama kali menemukan buku itu di rak buku tersebut, hingga dia juga kembali menemukan buku aneh tersebut di ruang kerja bawah tanah miliknya.

"Wahhh... Ini sudah tidak benar, ini pasti gara-gara rumah baru dan ruangan bawah tanah itu, sebelumnya aku tidak pernah mendapatkan pengalaman aneh seperti ini, bagaimana aku bisa memecahkan semua keanehan ini, tidak ada satu petunjuk pun yang bisa aku temukan jika aku berada di istana ini, aahhh sepertinya keputusan aku ikut dengan kedua orang ini salah besar" gumam detektif Zen yang menyesali keputusannya sendiri saat itu.

Dia sekarang merasa sangat bingung harus berbuat apa sedangkan semuanya sudah terjadi dan dia tidak mungkin untuk kembali ke belakang lagi, atau pergi ke istana api yang jaraknya sangat jauh dari istana ini, dia juga tidak bisa menunggangi kuda bahkan tidak memiliki apapun di tempat tersebut, dia hanya mengenal sang raja api Lu Shi Cheng tersebut karena hanya dia yang sudah melihat dan mengetahui bahwa dirinya memang bukan putri selir dari kerajaan suci tersebut.

Detektif Zen tidak bisa berhenti untuk memikirkan keresahan pada pikiran dan hatinya saat itu sampai dia tidak sadar bahwa sedari tadi sang putra mahkota Ming Hao sudah mengulurkan tangan kepadanya dan mau membantu dia untuk turun dari kudanya tersebut.

"Adik.. Xiao You apa yang sedang kamu tunggu, ayo turun dari sana bukankah kau sudah sangat lelah menunggangi kuda? Adik Xiao You hey... Adik apa kamu baik-baik saja?" Ucap sang raja api sambil menyentuh tangan detektif Zen yang langsung bisa menyadarinya dengan sekejap.

"Aahhh... I...iya kakak maafkan aku tadi aku hanya termenung sejenak" balas detektif Zen dan dia segera menerima uluran tangan sang putra mahkota Ming Hao secepatnya.

Mereka pun segera masuk ke dalam istana besar dan megah milik kerajaan suci yang sangat di kagumi oleh seluruh penduduk negeri tanah suci dan damai tersebut, detektif Zen hanya terus memegang tangan sang kakak hingga dia di bawa masuk menghadap sang raja lalu membungkuk pada sang raja memberi hormat.

Terlihat seorang raja yang terlihat sudah sangat tua duduk di singgasana dengan memakai mahkota yang terlihat cukup berat di kepalanya saat itu, sedangkan di sampingnya ada seorang wanita yang menatap ke arah detektif Zen dengan sorot mata tajam dan terlihat seperti mengancam.

"Ehh... Siapa wanita itu, kenapa dia terlihat seperti tidak menyukai kedatanganku ke kerajaan ini, sementara aku lihat semua orang sedari tadi menyambut kedatangan aku dengan begitu senang hati dan gembira" Gumam detektif Zen merasa heran.

Detektif Zen terus merasa bingung dan heran ketika melihat wanita yang terlihat berusaha sekitar empat puluh tahunan, namun dia memakai pakaian yang terlihat sangat ribet juga berat sebab dia memakai banyak sekali perhiasan pada pakaiannya juga pada badannya itu, termasuk sebuah mahkota kecil yang ada di kepalanya juga.

"Hormat kami paduka raja, aku sudah membawa sang putri kembali ke kerajaan dengan selamat" ucap sang putra mahkota Ming Hao setelah memberi hormat pada paduka raja yang tidak lain adalah ayahnya sendiri.

Detektif Zen dan An Cheng segera ikut membungkuk setelah Ming Hao dan mengucapkan kalimat yang sama saat memberi hormat kepadanya.

"Hormat kami padaku raja" ucap aku dan An Cheng bersamaan.

Sang raja tersebut tersenyum begitu menyejukkan hatiku dan entah kenapa aku merasa seperti pernah melihat sosok raja tersebut namun aku tidak bisa mengingatnya dengan jelas, dia juga terlihat sangat senang dengan kembalinya diriku saat itu.

"Syukurlah jika kalian berdua berhasil membawa adik kalian kembali ke kerajaan ini, ingat jagalah dia karena dia adalah satu-satunya calon ratu di kerajaan ini, dan ayah akan mengumumkan hal penting pada acara penobatan raja besok pagi, kalian pergilah untuk beristirahat, terutama kau Ming Hao, kau adalah pengganti aku kau harus bisa menjaga kesehatan dirinya dengan baik aku sudah tidak memiliki banyak waktu lagi di dunia ini" ucap sang raja dan terdengar begitu pilu dalam telingaku.

Kami segera membungkuk kembali dan pergi berpamitan dari sana, hingga sang putra mahkota Ming Hao mengantarkan aku hingga ke kamarku di kerjaan tersebut.

Namun anehnya disaat detektif Zen sudah masuk ke dalam kamar pribadi itu, dia merasa sangat aneh dan heran, hatinya terasa sangat sakit dan sedih ketika mendengar ucapan sang raja sebelumnya yang mengatakan bahwa dia tidak akan lama lagi di dunia ini, aku merasa seperti memiliki ikatan batin dengannya namun dia tidak tahu itu hal semacam apa.

"Ada apa denganku sebenarnya, kenapa aku merasa sangat sedih dan gelisah ketika mendengar baginda raja berkata seperti tadi? Bukankah seharusnya aku baik-baik saja karena mereka semua juga bukan siapa-siapa dalam hidupku, bahkan aku baru melihat mereka saat ini" gerutu detektif Zen terus memikirkan hal itu sendirian di kamarnya.

Sampai tidak lama disaat dia hendak beristirahat saat baru saja selesai membersihkan diri di tempat aneh itu, karena bagaimana pun meski dintempat aneh dan aku tidak tahu sama sekali aku tetap harus mandi untuk menjaga kesehatan tubuhku sendiri.

"Tok....tok...tok.... Adik Xiao You.... Keluarlah ini aku kakakmu An Cheng" ucap seseorang dari balik pintu kamar ku malam itu.

Segera detektif Zen pergi untuk memeriksanya keluar, dan saat dia membuka pintu itu ke samping rupanya itu memang sang kakak keduanya An Cheng, dia mengerutkan kedua alisnya dengan heran melihat sang kakak tiba-tiba saja datang menemui dia dengan bicara sambil berbisik pelan kepadanya seperti itu.

"Kakak... Ada apa kau kemari?" Tanya detektif Zen dengan kebingungan,

"Eeehh....syuttt... Pelankan suaramu adik, jika sampai pelayan dan dayang disini mengetahuinya mereka bisa melaporkan aku pada sang ratu, sudah ayo ikut aku" ucap sang kakak kedua An Cheng yang langsung menarik tangan detektif Zen juga membawanya keluar dari istana dengan cepat.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!