Melanjutkan Perjalanan

Saat itu detektif Zen sama sekali tidak menyadari apapun bahwa dia di kecup keningnya oleh An Cheng dengan lembut sampai membuat sang putra mahkota Ming Hao langsung bangun dari tidurnya dan dia langsung saja menatap tajam ke arah sang adik An Cheng dan melarang dia untuk mencium putri Xiao You saat tengah tidur seperti itu karena takut mengganggu tidurnya yang terlihat sangat nyenyak.

"An Cheng apa yang kamu lakukan? Jangan mengganggu adik Xiao You dia bisa terbangun jika kau melakukan hal seperti itu kepadanya" ucap sang putra mahkota Ming Hao.

Seketika An Cheng pun tersenyum kecil menampakkan setengah dari giginya karena ketahuan oleh sang kakak tertua saat itu, dia juga langsung segera tidur dan kini bergantian berjaga dengan sang putra mahkota Ming Hao untuk menjaga mereka malam itu dan kini An Cheng yang akan beristirahat di samping putri Xiao You.

Sampai setelah malam berlalu adik An Cheng sudah bangun lebih dulu dan kedua kakak beradik itu menyiapkan kuda mereka, sedangkan detektif Zen kala itu masih mengantuk dan dia sangat enggan untuk bangun di saat putra mahkota Ming Hao membangunkannya dengan pelan saat itu.

"Adik Xiao You, bangunlah ini sudah pagi kita harus melanjutkan perjalanan lagi" ucap sang putra mahkota Ming Hao dengan menepuk pipinya pelan,

"Eummm... Aku masih mengantuk aku tidak mau bangun, aku masih ingin tidur kakak" balas detektif Zen yang sebenarnya sudah sadar namun dia masih merasa sangat malas untuk bangun dari tidurnya saat itu.

Hingga akhirnya sang putra mahkota Ming Hao langsung saja mengangkat putri Xiao You sekaligus secera tiba-tiba dan langsung membawa dia menunggangi kuda dengan bantuan sang adik An Cheng saat itu.

Sedangkan detektif Zen sendiri langsung saja terbangun membuka matanya dengan lebar karena dia juga merasa sangat kaget saat merasakan tubuhnya tiba-tiba saja melayang diangkat oleh seseorang sampai ketika dia melihat dan membukakan matanya dengan jelas, ternyata itu adalah sang putra mahkota Ming Hao yang merupakan kakak pertamanya sang calon raja nanti yang menggendong dia begitu saja.

"Aahh... Kakak kenapa kau tidak membangunkan aku saja, kenapa malah langsung menggendong aku seperti tadi aku sangat kaget karenamu" ucap detektif Zen dengan mata yang terbelalak lebar dan kaget sekali,

"Bukankah kamu masih mengantuk dan enggan untuk membuka matamu jadi aku harus melakukan itu untuk membawamu naik ke atas kuda ini" ujar sang putra mahkota Ming Hao sambil tersenyum menatap ke arah detektif Zen dengan lembut.

Detektif Zen pun langsung saja tersenyum kecil karena dia baru sadar dengan apa yang dia katakan barusan kepada kakak pertamanya tersebut disaat dia masih setengah sadar dalam tidurnya, dia pun langsung merasa malu setelah mengetahui kelakuan dirinya sendiri yang sangat labil sekali.

"Ehehe... Maaf kak aku tidak sadar tadi, tapi apa kau selalu menunggangi kuda kemanapun kamu pergi, aku merasa tidak nyaman menaiki kuda seperti ini" ucapku kepadanya dengan jujur.

Mungkin karena ini pertama kalinya bagi seorang detektif Zen untuk menaiki kuda seperti itu sehingga tentu saja dia merasa sangat tidak nyaman dan sangat melelahkan baginya karena harus menunggangi kuda dalam waktu yang cukup lama dan sangat membuatnya bosan sebab mereka belum sampai juga ke kerajaan suci yang selalu di ucapkan oleh mereka semua saat itu.

"Hmmm... Kak kapan kita akan sampai, ini sudah berapa lama sih, kenapa lama sekali aku sudah sangat lelah" ucap detektif Zen lagi yang hanya di tanggapi dengan senyuman dan gelengan kepada dari seorang putra mahkota Ming Hao.

"Adik kenapa kau menjadi lebih cerewet dari sebelumnya, apa kau sudah sangat merindukan kamar mu atau istana suci?" Balas sang putra mahkota Ming Hao sambil tersenyum begitu manis membuat seorang detektif Zen merasa sangat gugup mendapatkan tatapan dan senyuman semanis itu dari pria yang sangat tampan yang memegangi pinggangnya dan menunggangi kuda bersamanya saat itu.

Detektif Zen pun langsung berhenti bicara karena dia tidak ingin di curigai lebih banyak lagi oleh sang putra mahkota Ming Hao saat itu, tidak bisa di bayangkan jika seandainya seorang putri Xiao You itu kembali tiba-tiba hadir di tengah-tengah mereka dan membuat semua orang kaget, mungkin detektif Zen akan langsung mendapatkan hukuman yang sangat berat karena pasti di duga melakukan penipuan yang sangat besar.

Terlebih orang yang dia tiru adalah seorang putri kerajaan dengan kedua kakak yang sangat menyayangi dia dan melindunginya dengan amat sangat baik selama ini, dia juga merasa sangat penasaran dengan kerajaan suci yang selalu di sebutkan oleh kedua kakaknya tersebut juga raja api dan putri Shin yang dia temui sebelumnya.

"Sebenarnya seperti apa sih kerajaa suci itu, aku sangat penasaran sekali" gumam detektif Zen sangat penasaran dan sudah tidak sabar ingin segera melihatnya.

Hingga setelah beberapa menit kemudian akhirnya mereka mulai memasuki perbatasan dan gerbang besar yang mulai memasuki kawasan warga penduduk kerajaan suci terbuka sangat lebar tepat setelah kami mendekati gerbang besar yang menjulang tinggi tersebut.

Detektif Zen bahkan terpukau dan terperangah kagum melihat sebuah gerbang yang terbuat dari besi yang kokoh dan sangat tinggi bisa terbuka hanya dengan ditarik oleh beberapa orang yang ada di bawah sana, sehingga membuat pintu gerbang besar itu terbuka secara pelan dan mereka pun segera masuk ke dalam dengan cepat hingga gerbang besar itu kembali di tutup lagi dengan cara di dorong oleh beberapa orang yang cukup banyak saat itu.

"Wahhh... Kakak apakah mereka tidak merasa berat dan lelah, harus mendorong gerbang sebesar itu?" Ucap detektif Zen keceplosan karena dia sangat merasa heran melihatnya,

"Adik Xiao You kau memang memiliki hati yang lembut bagaimana bisa kamu bahkan mencemaskan seorang penjaga gerbang yang memang mereka semua sudah mengabdikan hidupnya pada kerajaan sebagai seorang penjaga gerbang dan bertanggung jawab untuk melindungi ketentraman kerajaan dan seluruh wilayah kami, jadi kamu tidak perlu mencemaskan pekerjaan mereka adik kecilku" ujar sang putra mahkota Ming Hao sambil langsung membelokkan kepala adiknya itu untuk kembali menatap lurus kedepan.

Selama di perjalanan menuju ke istana yang terlihat sudah dekat dari jalanan pedesaan yang tentram dan damai, terlihat sekali istana berwarna putih dan sangat besar itu menjulang tinggi di atas sebuah bukit yang sangat besar dan cukup tinggi, bahkan detektif Zen yang melihat istana tersebut sangat kagum juga langsung terperangah kaget melihatnya.

Dia tidak pernah sekalipun bermimpi bahwa dia akan datang ke istana sebesar itu, bak seperti dalam sebuah negeri dongeng, dan sekarang dirinya sendiri bisa melihat istana sebesar itu dengan mata kepalanya sendiri dengan sangat jelas dan nyata.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!