Di Perjalanan

Sebenarnya saat itu detektif Zen sangat penasaran kepada sang raja api karena dia bisa menyebutkan namanya namun dia memang harus pergi dengan kedua orang yang mengaku sebagai kakaknya tersebut dan dia di bawa menaiki kuda lagi dengan sang putra mahkota Ming Hao saat itu, sampai di perjalanan detektif Zen berusaha untuk bertanya kepada putra mahkota yang tampan itu mengenai siapa dirinya sebenarnya.

"Eummm... Kakak bolehkan aku bertanya sesuatu kepadamu?" Tanya detektif Zen mulai bertanya,

"Tanyakan saja adik, aku akan selalu mendengarkanmu" balas Ming Hao sambil mengendarai kudanya dan sebelah tangannya yang melingkar memegangi pinggang detektif Zen saat itu.

"Begini kak, sebenarnya siapa aku ini, dan kenapa kau mengaku sebagai kakakku apakah kerajaan suci itu tempat tinggal ku?" Tanya detektif Zen dengan sedikit ragu.

Seketika putra mahkota Ming Hao langsung saja mengerutkan dahinya dia merasa sangat heran dan kaget karena sang adik menanyakan hal yang seharusnya sangat dia ketahui saat itu sehingga dia mengira sang adik tengah bercanda kala itu.

"Adik apa kau sedang bercanda? Tidak mungkin kau tidak mengenali aku yang jelas adalah kakakmu dan pengganti raja sebentar lagi, kau adalah adik kesayangan kami semua, satu-satunya putri dari kerajaan suci yang sangat disegani dan dicintai seluruh masyarakat kerajaan suci, tidak mungkin kau tidak tahu tentang hal itu" ujar sang putra mahkota mengatakannya.

Detektif Zen pun hanya mengangguk mengerti dan kini dia tahu harus bersikap seperti apa kepada pria tampan bernama Ming Hao tersebut.

"Ahaha... Kakak kau memang tidak bisa diajak bercanda, aku juga ingin bercanda dan mengobrol santai sebentar denganmu" balas detektif Zen dengan sengaja mengatakan itu agar tidak membuat sang kakak tidak mencurigai dia.

Detektif Zen hanya menikmati menunggangi kuda saat itu dan dia juga merasa sangat senang bisa menunggangi kuda seperti itu dan dia sangat nyaman di peluk oleh pria tampan seperti putra mahkota Ming Hao.

Dan tanpa detektif Zen sadari apa yang telah menunggu dia di kerajaan suci saat itu, perjalanan antara kerajaan api dengan kerajaan suci sangatlah jauh dan membutuhkan waktu satu hari satu malam untuk sampai di perbatasan satu sama lain, sehingga saat ini mereka bertiga terpaksa harus menginap di perjalanan dan saat itu mereka berhenti di pemberhentian pertama dan mulai memasang tenda untuk tidur.

"Kak kenapa kita berhenti, apa sudah sampai? Tapi dimana ini? Aku tidak melihat kerajaan sama sekali di sekitar sini?" Ucap detektif Zen sambil terus melihat ke sana kemari mencari keberadaan kerajaan suci yang sedari tadi mereka sebutkan itu.

Sang putra mahkota Ming Hao dan adiknya An Cheng langsung saja tertawa pelan mendengar ucapan dari putri Xiao You tersebut karena mereka benar-benar merasa terhibur dengan wajah polos sang adik tersebut.

"Adik kemarilah, duduk di pangkuanku baru kau akan melihat kerajaannya" ujar sang putra mahkota Ming Hao yang memang sejak lama dia sangat mencintai putri Xiao You.

Dengan polosnya detektif Zen justru malah mempercayai ucapan sang putra mahkota Ming Hao saat itu dan dia langsung saja duduk diatas pangkuan sang putra mahkota Ming Hao saat itu lalu dia kembali bertanya karena masih belum bisa menemukan kerajaan yang dia maksudkan saat itu.

"Kakak dimana kerajaannya aku masih belum bisa melihat kerajaan itu?" Tanya detektif Zen lagi saat itu.

Lagi-lagi mereka berdua tertawa dan An Cheng tertawa paling keras saat itu sebab dia merasa wajah adiknya sangatlah lucu dia juga langsung mencubit pipi detektif Zen yang membuat detektif Zen menatap heran dan kaget merasakannya.

"Ya ampun adik Xiao You ahaha... Kau ini sangat lucu sekali, kau masih saja bisa bercanda dalam keadaan seperti ini, kau sangat imut eeeuuuhh.... Aku sangat menyayangimu putri kecilku" ucap pangeran An Cheng saat itu sambil mencubit kedua pipi detektif Zen beberapa saat.

"Aaahhh... Kau menyakitiku aaahh pipiku pasti akan merah sekarang, kak dia menyakitiku dia membuat pipiku merah, ini sakit" ucap detektif Zen sengaja mengadu pada putra mahkota Ming Hao yang saat itu.

Yang tidak disangka adalah ketika dia mengusap pipinya yang terasa ngilu itu karena di cubit oleh kakak keduanya An Cheng, tiba-tiba saja putra mahkota Ming Hao mencium pipi detektif Zen saat itu dengan sekilas dan cepat namun detektif Zen sangat kaget mendapatkan ciuman itu dan langsung saja menatap dengan heran dan terperangah kepada putra mahkota Ming Hao yang tampan itu.

"KA...KA...kakak... Kamu menciumku?" Ucap detektif Zen merasa sangat kaget saat itu,

"Kenapa kau terlihat sangat kaget, memangnya ini yang pertama kali bahkan An Chen lebih sering melakukannya padamu kenapa kamu harus kaget seperti itu, kau bilang jika aku mengecup pipiku saat sakit itu akan sembuh, apa sekarang sudah tidak sakit lagi?" Balas putra mahkota Ming Hao.

Detektif Zen semakin menaikkan kedua alisnya dan dia membuka matanya dengan sangat lebar, dia tidak menyangka bahwa hubungan kakak dan adik bisa sampai sedekat itu sampai harus mencium pipinya begitu.

Dia memang kaget tapi perlahan dia tersenyum karena dia juga merasa sedikit senang merasakan bisa di perlakukan semakin itu oleh pria tampan seperti putra mahkota Ming Hao yang ada di sampingnya kala itu.

Sehingga ketiga kakak beradik itu mulai membuat tenda untuk beristirahat lalu mereka beristirahat disana malam itu, An Cheng berjaga bergantian dengan putra mahkota Ming Hao, sedangkan detektif Zen terus saja tidur di tengah-tengah mereka malam itu, bahkan dia tidak sadar bahwa An Cheng harus menepuk nyamuk yang hampir saja mengigit kulitnya malam itu.

An Cheng sangat menyayangi Xiao You karena dia sama sekali tidak memiliki teman lain selain adik kesayangannya yang manis dan cantik itu, saat peperangan terjadi adiknya memaksa untuk ikut berperang saat itu menggantikan putra mahkota Ming Hao yang tengah menjaga raja dan tidak bisa hadir saat awal perang antara kerajaan suci dan kerajaan api di mulai, namun sayangnya putri Xiao You tersebut di kabarkan terbunuh dan dia hilang begitu saja.

An Cheng yang pertama kali mendengar kabar itu, dia sangat cemas dan kaget sehingga dia mulai menyusul ke tempat yang di beritahukan oleh prajuritnya saat itu namun saat dia sampai ke sana dia hanya melihat sang adik putri Xiao You tergeletak dengan lemah di tanah dan dia segera membawanya menunggangi kuda dan berniat untuk segera mundur dari perang walaupun harus menerima kekalahan dan wilayahnya di kuasai kerajaan api saat itu.

Sampai di perjalanan tiba-tiba adiknya itu terbangun dan dia mulai bersikap aneh bahkan sampai berlari ke wilayah lawan saat itu, namun dia merasa sangat bersyukur saat ini karena sang adik selamat dan baik-baik saja.

"Adik Xiao You aku sangat senang kau baik-baik saja, aku sangat menyayangimu adik, aku tidak tahu apa yang akan aku lakukan jika seandainya kau benar-benar terbunuh dalam perang saat itu, aku mungkin tidak akan memaafkan diriku sendiri, dan aku akan menghancurkan seluruh kerajaan api sampai ke akarnya" ucap An Cheng sambil mengusap lembut rambut detektif Zen yang dia kira sebagai adiknya putri Xiao You saat itu.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!