Saat Azka akan naik ke atas motornya, tiba-tiba ada yang membekap mulutnya dari belakang. Dia menarik paksa Azka.
Bugh!
Dengan keras Azka menyikut perutnya hingga bekapan itu terlepas. Dia membalikkan badannya dan menendangnya hingga terjatuh.
"Breng sek lo! Lo salah milih lawan!" Azka akan menghajarnya lagi tapi pemilik kos tiba-tiba keluar. Tidak mau membuat masalah semakin panjang, Azka naik ke atas motornya lalu dia melajukan motornya dengan kencang meninggalkan tempat kos itu.
Azka harus segera menyelesaikan masalah ini. Dia tidak mau Airin menjadi korban selanjutnya.
...***...
Pagi hari itu, Airin sudah diperbolehkan pulang ke rumah. Badannya sudah jauh lebih baik dari sebelumnya, meskipun bayangan-bayangan menakutkan itu seolah terus mengikutinya.
"Airin, kamu istirahat dulu." Rili menata bantal yang ada di atas ranjang Airin agar Airin bisa tidur dengan nyaman. "Mau ditemani Bunda?"
Airin menggelengkan kepalanya. "Airin berani sendiri, Bun."
"Ya sudah, pintunya tidak usah ditutup ya. Kalau ada apa-apa, langsung teriak saja. Bunda mau mencuci pakaian dulu."
Airin menganggukkan kepalanya. Setelah Bundanya keluar dari kamarnya, Airin merebahkan dirinya. Dia kini menatap layar ponselnya.
Tiba-tiba ada sebuah pesan yang masuk, dia sangat terkejut saat melihat nama yang muncul.
"Della!"
Airin, aku ingin bertemu kamu. Besok malam datang ke atap gedung sekolah. Sendiri!
"Gak mungkin! Ini pasti bukan Della. Apa ponsel Della menghilang waktu itu dan dibajak."
Airin mencoba menghubungi nomor itu tapi sekarang nomor itu justru tidak aktif.
"Tidak aktif? Sebenarnya hp Della dipegang siapa?" Airin mengambil screenshoot chat itu lalu mengirimnya pada nomor Azka.
Hanya selang beberapa detik Azka sudah membalas chatnya.
Nanti sepulang sekolah aku ke rumah kamu sama Revan. Aku punya satu rencana.
Airin mengernyitkan dahinya. Dia ingat betul sebelum dia pingsan, Azka berantem dengan Revan.
"Mungkin mereka sudah baikan. Syukurlah."
Kemudian Airin meletakkan ponselnya di atas nakas dan mulai memejamkan matanya. Beberapa saat kemudian, dia sudah tertidur.
"Aku dimana?"
Airin melihat sekitar tempat itu. Sepertinya dia tidak asing dengan rumah yang sekarang ada di depannya.
"Ini rumah Della."
Beberapa saat kemudian dari ujung jalan terlihat sebuah motor yang melaju ke arah rumah Della. Airin menepi dan melihat Revan yang sedang membonceng Della lalu menghentikan motornya di depan pagar rumah Della.
"Ini semua? Apa aku kembali ke beberapa hari yang lalu sebelum Della bunuh diri?" Airin berusaha menyentuh Della yang baru turun dari motor Revan tapi tangannya menembus tubuh Della.
"Makasih ya." kata Della sambil melepas helmnya dan diberikan pada Revan.
Di sini Airin hanya bisa jadi penonton yang tak kasat mata. Kejadian itu benar-benar terlihat nyata.
Revan tersenyum sambil mengusap pipi Della. "Sama-sama." Revan menarik tangan Della agar mendekat lalu mencium singkat pipi Della.
"Ih, Revan nanti ada yang lihat." Pipi Della memerah sambil menggigit bibir bawahnya.
"Dikit aja. Ya udah sekarang kamu masuk." suruh Revan. Dia masih duduk di atas motornya.
"Kamu aja yang jalan dulu. Aku tungguin di sini." kata Della.
"Udah malam, ayo cepat kamu masuk." kata Revan lagi.
"Iya, ini memang sudah malam makanya cepat pulang." Begitulah sepasang kekasih yang sedang kasmaran. Mereka sama-sama tidak ingin cepat berpisah.
Revan tersenyum sambil mencubit pipi Della. "Ya udah, aku pulang dulu ya. See you tomorrow."
"See you..."
Seelah motor Revan menjauh, Della membalikkan badannya tapi tiba-tiba ada yang membekap mulut Della dari belakang dan menggeretnya masuk ke dalam mobil.
"Della!!" Airin berusaha untuk menyelamatkan Della tapi tangannya saja tidak bisa menyentuh Della.
Tiba-tiba Airin kini berpindah tempat. Dia ada di atap gedung sekolah.
"Lepasin! Kalian mau apa!" Della berusaha melepas cekalan mereka.
"Kamu tinggalkan Revan!" Salah satu dari mereka merekam adegan itu dengan ponselnya.
"Kenapa?" tanya Della. Dia terus memberontak agar mereka melepas cekalannya.
"Gak ada yang bisa dapatkan Revan. Gak ada! Termasuk lo! Lo harus pergi dari hidup Revan untuk selamanya!"
Della masih berusaha memberontak. "Apa maksud kalian?"
"Masih kurang jelas apa yang aku katakan. Gak ada yang bisa memiliki Revan!"
"Maksud kalian apa?" sedetik kemudian Della mengkap kejanggalan mereka. "Revan cowok normal, mereka tidak akan mengikuti jejak kalian yang tidak normal ini."
"Cih, kamu kira kita gak normal. Guys, tunjukkan kalau kalian masih normal."
Mereka kini menjatuhkan Della dan menjamah seluruh tubuh Della. "Seksi bro, pantes Revan ngejar-ngejar dia."
"Lepaskan!!" Della berusaha menendang mereka tapi karena ada tiga orang yang mencekalnya, kekuatan Della kalah dengan mereka.
"Teriak yang kencang, tidak akan ada yang mendengar suara kamu di sini!"
"Jangan! Jangan lakukan ini! Aaa." Della menangis saat salah satu dari mereka berhasil mengambil mahkotanya.
"Kamu lihat kan, gue masih normal."
"Lepaskan!!" Della sudah tidak mampu lagi memberontak. Tenaganya telah habis.
Airin menutup bibirnya, dia berusaha menarik mereka menjauh dari Della tapi tangannya menembus tubuh mereka. "Jangan lakukan ini sama Della!" Terasa sangat menyakitkan saat Airin hanya bisa melihat kebrutalan mereka tanpa bisa menolongnya.
Airin semakin menangis saat melihat kekejaman mereka menggilir Della.
"Lo gak mau cobain juga!"
"Cih, gak sudi."
Della akhirnya tak sadarkan diri. Mereka membasuh tubuh Della agar jejak sentuhan mereka tidak tertinggal. Setelah merapikan baju Della. Mereka mengambil ponsel Della, lalu mengangkat tubuh Della dan melemparnya dari atap gedung.
"Tinggal kita buat aja rekayasa bunuh diri. Beres."
Airin hanya bisa menangis sesenggukan. Mereka sangat kejam. Benar-benar psychopath. Mereka tertawa dengan puas setelah melihat tubuh Della tergeletak tak bernyawa.
Airin kini membuka matanya. Kepalanya terasa sangat pusing. Pipinya juga sudah basah dengan air mata. Dia kini kembali menangis mengingat mimpi yang terlihat sangat nyata itu. Betapa kejamnya mereka menghilangkan nyawa Della dengan tragis.
"Mereka harus mendapatkan hukuman yang setimpal. Della, aku pasti akan membantu kamu."
💕💕💕
.
Like dan komen ya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
Laila Antoniii
kenapa g di visum cobak
2023-10-13
0
Eika
ternyata pelakunya jeruk yg suka makan jeruk 🤣🤣🤣
2023-04-29
0
Wina Yuliani
waduh saingan dela bukan cuma kaum hawa guys 😦😦
2023-03-11
0