Dekati Dia!

"Airin, wajah kamu pucat sekali. Kalau kamu sakit, libur saja." kata Bunda Rili saat sarapan bersama pagi hari itu.

"Bunda, Ayla juga sakit. Ayla gak disuruh libur juga?" yang menyahuti justru Ayla. Sejak kecil dia memang sering iri dengan adiknya yang selalu diperhatikan oleh kedua orang tuanya.

"Ayla, kamu gak papa. Kamu sudah kelas 12 gak boleh malas-malasan."

Ayla memanyunkan bibirnya sambil mulai memakan sarapannya.

"Ayla, kamu belajar yang rajin. Kalau kamu gak lulus SMNPTN nanti kamu masuk fakultas boga saja."

Mendengar perkataan Ayahnya itu, Ayla semakin mendumel. "Dih, deskriminasi." Ayla berdiri dan menyudahi sarapannya yang masih tinggal setengah itu.

"Ayla, dihabiskan dulu sarapannya." Rili menghela napas panjang. Putrinya yang satu itu memang mudah marah.

"Biar Ayah yang nasihati." Alvin akhirnya berdiri dan menyusul langkah Ayla.

"Ya udah, dihabiskan sarapannya. Biarkan saja Kak Ayla. Dia memang suka ngambek."

Beberapa saat kemudian, Ayla sudah kembali dengan membawa tasnya dan juga tas Airin. Wajahnya sudah tidak cemberut lagi, bahkan kini ada senyum yang mengembang di bibirnya.

"Ayla bekalnya double aja, nanti Ayla makan waktu istirahat." Ayla beralih mengambil dua kotak bekal lalu dia isi dengan nasi dan lauk.

Rili hanya terbengong menatap putri pertamanya. Ekspresinya bisa berubah dengan cepat.

"Gak usah heran Bun, Ayah korban lagi selembar uang merah." kata Alvin sambil tersenyum lalu duduk dan melanjutkan sarapannya. "Masukin juga bekal adiknya."

"Iya Ayah, ini Ayla ambil kotak bekal dulu." Ayla mengambil satu kotak bekal lagi. "Adek cepat sembuh ya. Duh, padahal ada Azka si kapten basket yang ganteng tuh, nikmatilah masa remaja kamu. Biarin tuh hantu nongol lagi, gak usah digubris. Kalau perlu tendang dan siram pakai air garam."

Airin tersenyum kecil mendengar celoteh kakaknya. Andai saja dia seperti kakaknya yang selalu ceria dan bukan tipe pemikir.

"Ayo, kalau sudah selesai kita berangkat sekarang biar gak kesiangan." Alvin memakai blazernya juga karena setelah mengantar kedua putrinya dia langsung ke kafe.

Kedua putrinya kini berpamitan pada Bundanya.

"Airin, kalau ada apa-apa langsung hubungi Ayah atau Bunda." pesan Rili pada Airin.

"Iya, Bun." Airin mencium punggung tangan Bundanya lalu keluar dari rumah.

"Ayla, gak boleh bandel di sekolah. Bunda dapat laporan dari Arsyad kalau kamu bandel dan sering godain guru."

"Ih, Bang Arsyad tukang ngadu banget." Ayla mencium punggung tangan Bundanya sambil cemberut lagi.

Alvin hanya menggelengkan kepalanya melihat kedua putrinya yang berbeda sifat. "Aku, berangkat dulu ya. Nanti kalau kamu gak ngapa-ngapain, kamu ke rumah Bang Rasya saja, temani Mami sama Papi di sana."

Rili menganggukkan kepalanya lalu mencium punggung tangan Alvin. "Mas Alvin juga hati-hati. Hp nya jangan sampai mati, kalau Airin minta jemput biar tahu."

"Iya, kemarin di kafe ada acara, aku gak tahu kalau baterainya habis." Alvin mencium singkat kening Rili lalu dia keluar dari rumah.

Setelah mereka semua masuk ke dalam mobil, mobil itu segera melaju menuju sekolah Airin terlebih dahulu.

"Airin, aku gak nyangka hidup Della berakhir dengan tragis seperti ini." Ayla masih menscroll berita tentang Della yang menyebar di internet.

Airin hanya terdiam. Dia kini mengalihkan pandangannya ke luar jendela mobil.

"Ayla jangan bahas masalah itu lagi sama Adek." kata Alvin yang melihat wajah putri keduanya seketika berubah.

"Iya, maaf."

Tidak ada lagi percakapan di antara mereka. Ayla masih sibuk dengan ponselnya, sedangkan Airin semakin menenggelami pikiran dan perasaannya sendiri.

Beberapa saat kemudian mobil Alvin sudah berhenti di depan sekolah Airin.

"Airin, sudah sampai."

Airin tersadar dari lamunannya, lalu dia meraih tangan Ayahnya dan mencium punggung tangannya sebelum turun dari mobil.

"Hati-hati ya di sekolah. Nanti kalau minta jemput hubungi Ayah, kalau nomor Ayah gak aktif bisa hubungi nomor Om Adit."

"Iya Ayah."

Airin turun dari mobil Ayahnya lalu masuk ke dalam gerbang sekolahnya. Dia menatap bangunan utama sekolahnya yang tinggi dengan aura negatif yang semakin terasa. Tiba-tiba saja bayangan Della jatuh dari lantai empat terlintas lagi dan terlihat begitu nyata.

Airin menutup matanya sesaat.

Tersadar saat ada suara klakson sepeda motor dan sebuah tarikan yang membawanya menepi. "Kalau bengong, jangan di tengah jalan."

Seketika Airin mengusap dadanya karena terkejut. Dia menoleh Revan yang lagi-lagi menolongnya. "Iya, makasih." katanya.

Tatapan mata Airin kini tertuju pada asap hitam yang tiba-tiba muncul di sebelah Revan. Asap hitam itu semakin nyata dan berubah menjadi Della. Lagi-lagi Della menatapnya tajam. Wajahnya semakin putih dan pucat. Sangat menakutkan hingga membuat bulu kuduk Airin berdiri.

Dekati Revan, agar kamu tahu semuanya!

Airin melebarkan matanya. Dia semakin memundurkan kakinya, lalu dia membalikkan badannya dan berlari menjauhi Revan.

Revan hanya menatap bingung tingkah Airin.

"Hai, bengong aja lo." Guntur datang dan merangkul bahu Revan. "Gue tahu lo sedang berduka cita. Jangan terlalu dipikirkan. Namanya takdir, semua orang tidak ada yang tahu. Buat have fun aja. Hidup lo gak berhenti sampai di sini."

Revan hanya menghela napas panjang. "Iya, lo benar."

"Nanti sepulang sekolah ikut kita latihan basket."

"Gue gak bisa. Nanti ada rapat OSIS." Mereka mengobrol sambil berjalan menuju kelas.

Sedangkan Airin kini menghentikan langkahnya di depan kelas untuk mengambil napas panjang.

"Airin, ngapain kamu lari. Aku panggil dari tadi gak dengar." Melodi akhirnya bisa menyusul langkah Airin lalu duduk di sebelahnya.

Airin menarik napas panjang lalu duduk di depan kelas. "Gak papa." Setelah napasnya teratur, kini dia meluruskan pandangannya. Ada Revan yang sedang berjalan dengan Guntur.

Beberapa teman perempuannya juga mengucapkan belasungkawa pada Revan. Lebih tepatnya belasungkawa atas berakhirnya hubungan Della dan Revan untuk selamanya.

"Revan, kamu kan sekarang duda. Eh, sorry, maksudnya jomblo, nanti jalan bareng yuk."

Salah satu dari tiga perempuan tak tahu malu itu terang-terangan menggoda Revan.

"Aku sibuk." jawab Revan sambil berlalu bersama Guntur.

Guntur tertawa dengan keras. "Gila sih, yang antri masih banyak aja."

"Gue gak mau lagi mikirin cewek karena kehilangan itu menyakitkan."

"Sadis man."

Airin mengernyitkan dahinya sambil menatap langkah Revan.

"Kenapa?" tanya Melodi.

Airin membisikkan sesuatu pada Melodi.

"Tadi aku sempat dengar waktu lihat Della di dekat Revan, dia suruh aku buat deketin Revan."

Seketika Melodi terkejut. "Gila! Jangan! Aku gak mau kamu..."

Airin menutup bibir Melodi dengan tangannya. "Jangan keras-keras nanti ada yang dengar."

Seketika Melodi memelankan suaranya. "Jangan pernah turuti omongan setan. Ingat itu!"

💕💕💕

.

Like dan komen ya...

Terpopuler

Comments

Al Fatih

Al Fatih

bener tuh ai...,, jgn ikutin omongannya setan...

2023-11-03

0

Eika

Eika

awas bisikan setan menyesatkan

2023-04-29

0

◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ

◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ

betul tuh, jangan dengerin setan 👿

2023-03-03

3

lihat semua
Episodes
1 Awal Terbukanya Mata Batin
2 Tragedi Di Sekolah
3 Menyimpan Rasa
4 Mimpi Buruk Lagi
5 Dekati Dia!
6 Salah Paham
7 Merasa Rapuh
8 Tak Sadarkan Diri
9 Dua Lembar Foto
10 Kita Sahabat
11 Flashback
12 Sebuah Rencana
13 Kamu Akan Ikut Bersamaku!
14 Tetap Pada Rencana Awal
15 Puncak Masalah
16 Semua Telah Berlalu
17 Kisah Misteri Masih Berlanjut
18 Tolong Aku
19 Mereka Dimana?
20 The Next Couple Of Leader
21 Setengah Hati yang Tertinggal
22 Hujan
23 Modus Terbaru
24 Tak Bisa Menemanimu
25 Apa Hanya Pelarian?
26 Belum Waktunya
27 Murid Baru
28 Will Be Mine?
29 Andai...
30 Perubahan
31 Merasa Aneh
32 Aura Pemikat
33 Di Perpustakaan Itu...
34 Ungkapan Rasa yang Salah
35 Penasaran
36 Masih Butuh Waktu
37 Galau
38 Do You Know What I Feel?
39 Bolos Bareng
40 Masa Lalu Satya dan Lisna
41 Mengantar Pulang
42 Kesedihan Azka
43 Siapa Dia?
44 Hati yang Terluka
45 Menanti Sebuah Jawaban
46 Belajar Di Perpustakaan
47 Hidup Itu Rumit
48 Benarkah Dia?
49 Hal Tak Terduga
50 Mengikuti Fani
51 Belum Terlambat
52 Semua Telah Terjadi
53 Sudah Lelah
54 Tidak Bisa Bersama Lagi
55 Belum Bisa Memaafkan
56 Semakin Bucin
57 Kenangan Manis
58 Berangkat Camping
59 Sudah Baikan
60 Tersesat di Hutan
61 Tidak Menemukan Jalan
62 Kita Harus Tetap Bersama
63 Harus Bertahan
64 Semoga Saja
65 Terus Berusaha
66 Semua Telah Berlalu
67 Kamu Pasti Bisa
68 Nge-Date
69 Butuh Usaha
70 Masuk Sekolah
71 Di Kafe
72 Lepaskan!
73 Semua Terungkap
74 Jangan Menyerah
75 Kado?
76 Pacar Pura-pura
77 Siapa Putri?
78 Permintaan Terakhir
79 Mimpi Atau Nyata?
80 Ada Apa Airin?
81 Tidak Sadar
82 Merasa Bersalah
83 Bukan Airin
84 Cermin Itu!
85 Mencari Airin
86 Kalian Pembunuh!
87 Menyesal?
88 Kamu Pasti Bisa!
89 Sudah Membaik
90 Noni Belanda
91 Sejarah
92 Kepulangan Azka
93 Kerasukan
94 Jangan Takut
95 Kedatangan Revan
96 Menjelajah Waktu
97 Pulang Cepat
98 ke Rumah Revan
99 Makam Esmee
100 Meminjam Raga?
101 Jangan Sedih Lagi
102 Semangat Azka
103 Persembahan Terakhir
104 Melepaskan
105 Putus?
106 Hari Kelulusan
107 Perpisahan
108 Pertama di Kampus
109 Bermain Basket Lagi
110 Menganggapmu Pacar
111 Kontrak Hampir Selesai
112 Kencan
113 Jangan Pergi
114 Menyesal
115 Kembalilah Azka
116 Video Viral?
117 Pelukan Terakhir
118 Selamat Tinggal
119 Will You Marry Me?
120 Ledakan
121 Gawat
122 Sudah Sadar
123 Pemulihan
124 Pagi Itu...
125 Pagi Itu 2
126 Married With Bad Boy
127 Selalu Bersama
128 Sudah Jadi?
129 Gender Reveal
130 Wellcome To The World
131 PENGUMUMAN
132 Hantu Kapten Basket (Karya Baru)
133 Azka terbaru udah rilis
Episodes

Updated 133 Episodes

1
Awal Terbukanya Mata Batin
2
Tragedi Di Sekolah
3
Menyimpan Rasa
4
Mimpi Buruk Lagi
5
Dekati Dia!
6
Salah Paham
7
Merasa Rapuh
8
Tak Sadarkan Diri
9
Dua Lembar Foto
10
Kita Sahabat
11
Flashback
12
Sebuah Rencana
13
Kamu Akan Ikut Bersamaku!
14
Tetap Pada Rencana Awal
15
Puncak Masalah
16
Semua Telah Berlalu
17
Kisah Misteri Masih Berlanjut
18
Tolong Aku
19
Mereka Dimana?
20
The Next Couple Of Leader
21
Setengah Hati yang Tertinggal
22
Hujan
23
Modus Terbaru
24
Tak Bisa Menemanimu
25
Apa Hanya Pelarian?
26
Belum Waktunya
27
Murid Baru
28
Will Be Mine?
29
Andai...
30
Perubahan
31
Merasa Aneh
32
Aura Pemikat
33
Di Perpustakaan Itu...
34
Ungkapan Rasa yang Salah
35
Penasaran
36
Masih Butuh Waktu
37
Galau
38
Do You Know What I Feel?
39
Bolos Bareng
40
Masa Lalu Satya dan Lisna
41
Mengantar Pulang
42
Kesedihan Azka
43
Siapa Dia?
44
Hati yang Terluka
45
Menanti Sebuah Jawaban
46
Belajar Di Perpustakaan
47
Hidup Itu Rumit
48
Benarkah Dia?
49
Hal Tak Terduga
50
Mengikuti Fani
51
Belum Terlambat
52
Semua Telah Terjadi
53
Sudah Lelah
54
Tidak Bisa Bersama Lagi
55
Belum Bisa Memaafkan
56
Semakin Bucin
57
Kenangan Manis
58
Berangkat Camping
59
Sudah Baikan
60
Tersesat di Hutan
61
Tidak Menemukan Jalan
62
Kita Harus Tetap Bersama
63
Harus Bertahan
64
Semoga Saja
65
Terus Berusaha
66
Semua Telah Berlalu
67
Kamu Pasti Bisa
68
Nge-Date
69
Butuh Usaha
70
Masuk Sekolah
71
Di Kafe
72
Lepaskan!
73
Semua Terungkap
74
Jangan Menyerah
75
Kado?
76
Pacar Pura-pura
77
Siapa Putri?
78
Permintaan Terakhir
79
Mimpi Atau Nyata?
80
Ada Apa Airin?
81
Tidak Sadar
82
Merasa Bersalah
83
Bukan Airin
84
Cermin Itu!
85
Mencari Airin
86
Kalian Pembunuh!
87
Menyesal?
88
Kamu Pasti Bisa!
89
Sudah Membaik
90
Noni Belanda
91
Sejarah
92
Kepulangan Azka
93
Kerasukan
94
Jangan Takut
95
Kedatangan Revan
96
Menjelajah Waktu
97
Pulang Cepat
98
ke Rumah Revan
99
Makam Esmee
100
Meminjam Raga?
101
Jangan Sedih Lagi
102
Semangat Azka
103
Persembahan Terakhir
104
Melepaskan
105
Putus?
106
Hari Kelulusan
107
Perpisahan
108
Pertama di Kampus
109
Bermain Basket Lagi
110
Menganggapmu Pacar
111
Kontrak Hampir Selesai
112
Kencan
113
Jangan Pergi
114
Menyesal
115
Kembalilah Azka
116
Video Viral?
117
Pelukan Terakhir
118
Selamat Tinggal
119
Will You Marry Me?
120
Ledakan
121
Gawat
122
Sudah Sadar
123
Pemulihan
124
Pagi Itu...
125
Pagi Itu 2
126
Married With Bad Boy
127
Selalu Bersama
128
Sudah Jadi?
129
Gender Reveal
130
Wellcome To The World
131
PENGUMUMAN
132
Hantu Kapten Basket (Karya Baru)
133
Azka terbaru udah rilis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!