Gambaran yang ada di depan matanya tampak begitu nyata sehingga Nayla yang terbawa perasaan ingin sekali menyentuh tangan Kevin namun tiba-tiba Gambaran itu telah berganti.
kemudian ia melihat bayangan ketika dirinya tengah di panggil oleh Ayahnya ke ruang kerja di situ ada pula Mama Nayla. Nayla ingat betul waktu itu adalah waktu dimana ia tau bahwa ia akan di jodoh kan oleh salah satu kerabat kerja Ayahnya. Pernikahan politik lah jalan satu-satunya untuk menjalin kerjasama di bidang bisnis. Hal tersebut yang di lakukan Ayah Nayla di karenakan saat itu bisnis dan sahamnya mengalami penurunan ia memerlukan bantuan investasi dari perusahaan yang besar. Dengan alasan itu membuat Nayla terpaksa untuk menyetujui permintaan kedua orang tuanya meskipun hatinya sangat berat.
Banyangan itu tampak sangat nyata hingga Nayla menangis meratapi takdirnya. Memori yang sangat menyakitkan ketika Nayla menyaksikan kembali ketika ia bertemu dengan Reyfan di sebuah acara makan malam keluarga. Sangat jelas waktu itu ekspresi Reyfan tampak muram dan dingin, terbukti ketika Nayla di perkenalkan dengan Reyfan. Nayla menyodorkan tangan kanannya duluan bermaksud untuk berkenalan namun Reyfan tidak membalas jabatan tangan Nayla. Waktu itu selain acara makan malam kedua belah pihak keluarga merencanakan acara resepsi pernikahannya. Mendengar itu Nayla tak mampu berbuat apa-apa. Resepsi pernikahan memang dambaan setiap wanita karena itu adalah acara sekali seumur hidup. Bersama pasangan yang di cintai dan duduk berdampingan di kursi pelaminan. Acara yang megah meriah adalah impian yang tidak semua wanita dapat merasakannya. Nayla yang mendengar itu sama sekali tidak merasa senang begitu juga Reyfan.
Terlihat dengan jelas ketika resepsi pernikahan di gelar Nayla melihat dirinya juga Reyfan yang duduk berdampingan namun sama sekali tidak menggambarkan kegembiraan melainkan sebaliknya ekspresi yang penuh tekanan dan keterpaksaan. Saat itu Nayla tidak berani menegur Reyfan akhirnya ia hanya mengikuti acara sampai selesai. Kedua belah pihak keluarga tampak bergembira dan menikmati acara. Ketika akad dan resepsi pernikahan sampai acara berakhir Nayla akhirnya akan pergi ke sebuah rumah yang akan ia tinggali bersama Reyfan, sepanjang perjalanan ia hanya terdiam.
Nayla melihat sendiri ketika dirinya terdiam ketika harus satu mobil dengan Reyfan mereka bersama menuju rumah ia paham saat itu ia merasa sangat tertekan dan hatinya sangat hancur. Tiba-tiba banyangan itu berganti ketika Nayla pertama kali di bentak oleh suaminya Reyfan yang hendak tidur di kamarnya. Nayla yang kelelahan dan ingin beristirahat harus kena bentakan oleh Reyfan yang tidak ingin tidur dengannya. Waktu itu hati Nayla terasa sesak namun ia berusaha untuk menutupi dan pergi mengikuti ucapan Reyfan.
Bayangan ingatan Nayla tiba-tiba berganti lagi ketika Nayla kembali melihat ia di tinggalkan oleh Reyfan ketika perjalanan pulang masih sangat jelas ketika Reyfan melampiaskan emosinya kepada Nayla karena Rena yang marah kepadanya. Dengan teganya Reyfan membentak dan meneriaki Nayla kemudian meninggalkan nya begitu saja tanpa memberi kan kesempatan untuk mengambil tas yang berisi uang. Hal itu membuat Nayla tidak bisa pulang dan menaiki bus dan membeli air ketika ia haus sehingga ia mengalami dehidrasi parah yang berakhir terjatuh tidak sadarkan diri.
Semua gambaran memori yang Nayla alami terpampang jelas seakan nyata. Hatinya kembali perih tanpa disadari Nayla menangis dan mengigau dalam tidurnya.
"Kamu jahat! Aku benci kamu! "
"Aku benci kamu! " Ucap Nayla mengigau.
Mendengar suara Nayla Dhika yang sedang tertidur di samping Nayla pun terbangun lalu Dhika berusaha membangun kan Nayla.
"Nay? Ada ap Nay. Bangun Nayla. " Ucap Dhika sambil menggoyangkan tangan Nayla.
"Nayla? Tenang ya ada aku disini kamu aman" Ucap Dhika menenangkan Nayla.
Nayla yang mengigau akhirnya tersentak dan tersadar.
Nayla membuka matanya dan menatap sekeliling ia pun terkejut melihat Dhika yang duduk di sampingnya.
"Dhika? Kamu kok ada disini? Aku ada di mana sekarang? " Tanya Nayla bingung.
"Syukurlah kamu sudah sadar Nay, aku khawatir banget pas nemuin kamu tergeletak di jalan sendirian. Untung aja aku lewat jalan itu. Melihat kamu yang pingsan aku langsung bawa kamu ke klinik Nay. " Jelas Dhika.
Mendengar penjelasan dari Dhika membuatnya ingat bahwa ia tadi sudah di tinggalkan oleh Suaminya. Di jalan yang sepi dan wilayah yang tidak ia ketahui.
"Dhika makasih kamu udah menolong ku, entah aku akan gimana kalo kamu gak datang. " Ucap Nayla.
"Sudah kamu tenangin diri dulu ya aku panggil dokter untuk priksa kamu lagi. Nanti aku mau tau kenapa kamu bisa ada di tempat itu tadi. " Ucap Dhika kemudian pergi keluar.
Nayla hanya mengangguk mengiyakan ucapan Dhika. Dhika pun berjalan menuju pintu keluar. Nayla pun yang teringat lagi dengan peristiwa itu. Ia mulai menangis ia benar-benar melepaskan semua kesedihannya yang ia tahan selama ini. Nayla menangis tersedu-sedu. Tanpa ia sadari itu di lihat oleh Reyfan yang memperhatikannya dari luar.
"Aku benci kamu Reyfan! " Ucap Nayla
"Apa salahku? Aku juga tidak menginginkan ini! Aku di paksa oleh keadaan. Kamu kira kamu aja yang terpaksa! Aku juga sangat terpaksa! Kamu pikir aku senang? Tidak! Aku sama sekali tidak senang harus hidup denganmu. Tapi apadaya ku, aku tidak bisa melihat kedua orang tuaku dalam kesulitan aku tidak bisa apalagi ayahku memiliki penyakit lemah jantung yang bisa saja kambuh kapan saja jika ia stres akibat masalah bisnis ini! " Ucap Nayla melampiaskan perasaannya.
Reyfan yang mendengar semua pernyataan Nayla ia semakin merasa bersalah. Ia tidak tau harus bagaimana, dengan berat hati ia pun pergi dari depan kamar inap Nayla. Reyfan sadar bahwa selama ini ia sudah sangat keterlaluan melampiaskan emosinya kepada Nayla. Sekarang Nayla sudah membencinya Reyfan tidak tau harus melakukan apa. Reyfan dengan langkah berat berjalan menuju pintu keluar klinik kesehatan. Ia berjalan menuju mobilnya ia memikirkan waktu yang tepat untuk berbicara dengan Nayla.
"Apa yang aku lakukan? Aku harus bagaimana sekarang" Ucap Reyfan.
Reyfan pun berjalan menuju mobilnya dan berdiam diri menunggu waktu yang tepat untuk menemui Nayla.
Beberapa saat kemudian Dhika kembali ke kamar Nayla bersama dengan Dokter.
Dokter pun memeriksa kondisi Nayla, untung saja kondisi Nayla sudah mulai membaik tinggal menghabiskan cairan infus Nayla sudah bisa pulang.
"Kondisi nya sudah berangsur membaik untung saja tidak telat. Tinggal menunggu infusnya habis Nayla sudah boleh pulang" Jelas Dokter.
"Baik terimakasih dok" Ucap Nayla lega.
Dokter pun pergi meninggalkan Dhika dan Nayla. Dengan penasaran Dhika pun menanyakan penyebab Nayla yang tergeletak di pinggir jalan lalu.
"Nayla kamu istirahat dulu ya. Ngomong-ngomong kalo kamu tidak keberatan aku penasaran kenapa kamu bisa ada di tempat seperti itu sendirian lagi.? " Tanya Dhika.
"emt, sebenarnya tadi sempat ada problem sama suami Dhik. Kita berdebat dan aku memutuskan untuk pulang sendiri. Aku keluar dari mobilnya dan berjalan meninggalkannya. Tapi aku lupa waktu turun dari mobil aku tidak ambil tas yang ada di bagasi karena dompet dan uang ku ada di dalam sana. Yaahh karena emosi. Aku baru ingat gak bawa uang jadi terpaksa harus jalan sambil nunggu sapa tau ada mobil angkutan aku bisa menumpang tapi waktu itu jalannya sepi banget. Setelah itu aku lupa tiba-tiba aja aku udah disini. " Jelas Nayla yang mengarang cerita menutupi kebenarannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Rosey
bener Nay kamu jgn trlalu baik sama cowok gitu kan ada Dhika, siapa yg setuju ama Dhika cung 😌
2023-05-30
0