Tak terasa waktu begitu cepat menuju malam, Nayla dan Dhika dalam perjalanan menuju penginapan di dalam perjalanan Nayla memalingkan wajahnya ke arah jendela dan menamati saat-saat waktu yang sudah berakhir hari ini. Dhika yang memperhatikan Nayla ia pun menanyakan apa yang ia rasakan.
"Nay? Kamu baik-baik aja? " Tanya Dhika
"Aku baik-baik saja Dhika. " Balas Nayla.
"Ngomong-ngomong aku mau ucapin terimakasih banyak untuk hari ini, aku sangat menikmati setiap saat liburan dan pergi ke air terjun juga aku mau ucapin terimakasih untuk ceritanya tadi, ntah akan ada waktu seperti hari ini lagi atau tidak tapi yang jelas aku cukup bahagia" Ucap Nayla dengan tersenyum bahagia.
Mendengar ucapan dari Nayla Dhika pun menjawab.
"Nayla, walaupun kita baru saja kenal. Kamu tidak perlu sungkan kepadaku aku hanya ingin kamu punya teman yang bisa kamu andalkan. Dan aku berharap pertemanan kita tidak akan berhenti di tempat ini saja. " Ucap Dhika berterus-terang.
Mendengar ucapan Dhika membuat hati Nayla terasa luluh, ia menilai bahwa Dhika adalah pemuda yang baik dan bisa menjadi teman baiknya.
"Mari berteman, dan kamu janji harus ajak aku liburan lagi" Ucap Nayla dengan sumringah.
Di tempat lain, di sebuah hotel dekat penginapan pantai. Reyfan menghabiskan waktunya bersama Rena. Di sebuah kamar hotel yang sebelumnya sudah di pesan oleh Rena.
"Sayang, apa kamu masih sangat mencintaiku? " Tanya Rena bernada manja kepada Reyfan.
"Tentu sayang aku masih sangat mencintaimu dan tidak ada yang akan menggantikan posisi mu di hatiku" Balas Reyfan memastikan perasaannya.
Keduanya tampak begitu mesra berdekapan di atas ranjang seperti pasangan suami dan istri. Reyfan yang tidak peduli dengan pernikahan bahkan tidak memikirkan Istrinya. Malam ini ia hendak menghabiskan waktu bersama Rena.
"Sayang, besok adalah hari terakhir aku dan Nayla disini. Aku pikir-pikir untuk apa berlama-lama disini bersamanya. Besok kamu mau pulang bersamaku? " Ucap Reyfan mengajak Rena.
"Kamu mau aku bertemu istrimu? " Tanya Rena ketus.
"Iya. Aku ingin dia sadar kalo kamu memang yang aku mau" Jelas Reyfan.
"Boleh banget sayang, kebetulan aku penasaran sama dia secantik apa sih dia. " Ucap Rena.
Di tempat lain, Nayla dan Dhika akhirnya sampai di penginapan. Ada sesuatu yang mengganggu pikiran Nayla yang membuatnya tidak fokus.
"Dhika, terimakasih ya tapi aku belum mau tidur aku ingin duduk di pinggiran pantai. Kamu jika capek bisa pulang dulu ke kamar mu. " Ucap Nayla.
"Ada apa Nayla sepertinya ada yang mengganggu pikiranmu,? " Tebak Dhika.
Dhika yang tidak bisa meninggalkan Nayla sendirian berinisiatif untuk menemaninya.
"Nayla ayo duduk disana dulu, ceritalah apa yang membuat mu terbebani. Siapa tau aku bisa bantu kamu. " Jelas Dhika mempersilahkan Nayla duduk.
Dengan Mata yang berkaca Nayla duduk di atas kursi panjang bersama Dhika. Melihat Mata Nayla yang basah dengan Air mata. Ia langsung menanyakan kepada Nayla.
"Nay. Ada apa? " Tanya Dhika lembut dengan menggenggam tangan Nayla.
"Besok adalah hari terakhir aku disini, aku sangat tidak menyukai situasi yang akan datang. Aku harus bagaimana Dhika. Aku di benci oleh laki-laki yang sekarang menjadi suamiku. Aku berusaha untuk terlihat tegar dan tidak peduli tapi hatiku sangat sakit. Apakah aku akan kuat menjalaninya." Jelas Nayla meluapkan uneg-uneg dalam hatinya.
Dhika spontan memeluk Nayla dan berusaha untuk menenangkan Nayla.
"Nayla. Kamu boleh nangis sesukamu malam ini, tapi besok kamu tidak boleh menangis lagi, aku bisa melihat kalo kamu adalah wanita kuat. Kamu bisa menjalani kehidupan mu nanti. Jangan lupa aku ada untukmu aku mau melindungi mu jadi kamu jangan merasa sendiri atau takut lagi ada aku sekarang. " Jelas Dhika.
Mendengar ucapan Dhika membuat hati Nayla mencair. Ia merasa bahwa ia berhak di lindungi dan di cintai seperti wanita lain.
"Terimakasih Dhika aku gak tau kalo tidak ada kamu. Pastinya aku akan sendirian" Ucap Nayla seraya mengusap air mata di kedua pipi nya.
"Nay besok aku juga mau pulang, mau ku antar? " Ucap Dhika menawarkan.
"Tidak Dhika akan gawat jika nanti aku pulang bersamamu, mungkin Reyfan tidak peduli tapi keluarga kami di rumah akan syok. " Tolak Nayla.
"Baiklah, tapi ingat ini bukanlah perpisahan kalo aku ingin bertemu kamu apakah bisa.? " Tanya Dhika memastikan.
"Tentu bisa kamu bisa tinggal telfon aku saja kalo aku tidak sibuk hehehe" Jawab Nayla sedikit bercanda.
"Akan ku pastikan kamu bahagia bersama ku Nayla. " Ucap Dhika.
Mendengar ucapan itu seketika membuat Nayla membeku dan mencerna maksud dari ucapan Dhika.
"Maksudnya Dhik? " Tanya Nayla.
"Nayla, mungkin kedengarannya aneh buat mu dan mungkin kamu tidak percaya tapi aku lebih baik mengatakan ini langsung kepada mu. Aku tidak butuh jawaban dari mu. Tapi perlu kamu tau aku jatuh cinta padamu pada pandangan pertama saat malam disaat kita pertama kali bertemu. Aku berusaha untuk menghilangkan rasa ini tapi tidak bisa. Tapi aku mohon jangan lah kamu menilai buruk niat ku. Aku hanya ingin kita berteman dan melindungi mu dari sesuatu yang membuat mu sedih. Percayalah. " Dhika mengungkapkan isi hatinya kepada Nayla.
Mendengar perasaan itu Nayla hanya menatap mata Dhika. Di dalam hatinya ia masih belum percaya tapi inilah kenyataannya. Nayla pun membuat keputusan yang tak terduga.
"Aku sudah tau kamu akan mengatakan ini, walaupun kamu tau posisiku kamu tetap menyatakan perasaan mu. Aku hargai itu Dhika. Lebih baik kita jalani kedepannya sebagai teman. Kita harus saling kenal satu sama lain kalo kita berjodoh kita tetap akan bersama." Jelas Nayla.
"Terimakasih Nayla" Balas Dhika dengan tersenyum kepada Nayla.
Begitupun dengan Nayla ia pun tersenyum ramah kepada Dhika. Begitu lah malam ini mereka habiskan.
\* \* \*
Pagi yang cerah, Nayla yang masih tertidur akibat pulang larut malam semalam. Di pintu kamar Nayla terdengar ada yang mengetuk pintu.
"Tok... Tokkk.. Tokkkkkk, Nay.. Nayla aduh nie cewek tidur apa mati sih udah setengah jam gedok-gedok manggilin gak bangun-bangun." Grutu Reyfan.
Mendengar suara ketokan yang gak berhenti-henti Nayla pun terbangun. Dengan mata yang masih berat badan yang lemas Nayla menjawab si pengetuk pintu agar dia tau bahwa Nayla sudah bangun.
"Yaaa.. Sabar" Jawab Nayla sambil berjalan membuka pintu.
"Nayla, ya ampun belum siap-siap kamu mau pulang gak? " Tegas Reyfan.
"Iya maaf Rey. Aku kmaren begadang gak bisa tidur jadinya kesiangan. " Jawab Nayla.
"Bodoamat emang aku peduli! Sekarang cepat mandi dan bersiaplah kalo lama aku tinggal. Kamu tau Rena sudah bersiap dan cantik sedangkan kamu.! Amit-amit" ketus Reyfan membandingkan Rena dengan Nayla.
"Aku mandi" Jawab Nayla.
Setelah menunggu beberapa saat akhirnya Nayla selesai mandi dan bersiap. Akhirnya Nayla keluar dari kamarnya dan menuju mobil dengan membawa koper besar.
Setelah sampai di mobil ia terkejut melihat seorang wanita yang tidak lain adalah kekasih Reyfan. Dengan berat ia melangkah menuju mobil.
"Sampai juga kamu. Lama banget! " Ucap Reyfan ketus.
"Ohh ini ya yank istri kamu, bangunnya siang gimana mau jadi istri yang baik" Ledek Rena.
"Ohh ini kekasihnya Reyfan ya. Iya aku kemaren begadang jadi telat bangun nya. Salam kenal" Balas Nayla.
Dalam hati Nayla " Dasar nenek lampir, bikin badmood aja ahh. " Kesal Nayla.
Akhirnya mereka masuk mobil akan tetapi.
"Kamu duduk di belakang Nay biar Rena duduk di depan " Suruh Reyfan.
"Loh, kan aku istri kamu masa aku di belakang trs dia di depan.? " Pungkas Nayla merasa ini tidak benar.
"Kalo Reyfan nyuruh kamu duduk di belakang ya nurut dong. Pagi-pagi kok mancing keributan sih" Tambah Rena memanasi.
"Oke terserah! " Jawa Nayla. Ia males jika harus berdebat dengan Reyfan dan Rena.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Rosey
ikutan nangis bacanya ntah nie cerita yang relate apa gw nya yg kebawa baper 😭
2023-05-30
0