Selesai membersihkan kamar Ryu yang dihiasi banyak godaan dari pemuda itu, Aisyah pun meminta ijin untuk melakukan ibadah, tentu saja Ryu mengijinkannya.
"Aku akan tetap di sini, janji tak akan mengganggu mu, beribadah lah dengan tenang," jawab Ryu saat Aisyah menyuruhnya untuk keluar kamar.
Aisyah pun tak lagi protes, dia tak bisa memaksa pemuda itu keluar dari lamanya sendiri.
Ryu terus memperhatikan kekasihnya yang sedang beribadah itu, dia memang baru pertama kali melihat cara ibadah seorang muslim. Ryu tersadar tembok tinggi dan besar yang memisahkan dia dengan Aisyah, tak mungkin dia meminta Aisyah meninggalkan Tuhannya demi dirinya, tapi apakah mungkin jika dia yang tak menganut agama apapun mengikuti Aisyah menyembah Tuhannya.
Ryu terkejut saat mendengar deringan ponsel yang berasal dari dalam tas kekasihnya, dia hanya menatap tas milik Aisyah itu tanpa berani menerima panggilan tersebut meski sebenarnya penasaran siapa yang nelepon sang kekasih.
Tak berapa lama Aisyah pun selesai dengan kegiatannya, dia pun langsung menghampiri tas miliknya dan meraih ponsel, melihat siapa yang menelpon, tapi baru saja dia membuka ponselnya, deringan itu terdengar lagi.
"Siapa?" tanya Ryu.
"Sahabat ku, boleh ya aku menerimanya," ijin Aisyah.
"Tentu saja, kenalkan aku juga dengan sahabatmu itu," sahut Ryu.
"Sepertinya ide yang buruk," jawab Aisyah, dia pun langsung menerima panggilan dari Santi yang ternyata masih berlibur bersama Nita.
Ryu terus memperhatikan gerak gerik Aisyah yang sedang menerima telepon dari sahabatnya itu, gadis itu terlihat begitu bahagia saat bercerita menggunakan bahasa negaranya, Ryu sama sekali tak mengerti dengan apa yang mereka bicarakan. Yang dia tahu saat Aisyah menyebut namanya sambil melirik dirinya dan juga nama Ye Jun serta The Boys, tapi entah apa yang mereka bicarakan.
"Apa yang kalian bahas? Kenapa sering menyebut nama Ye Jun? Jangan bilang kamu masih mengidolakan dia!" tuduh Ryu setelah sekian lama terdiam mendengarkan ocehan Aisyah dengan kedua sahabatnya.
"Biasa, aku dan salah satu teman ku kan emang mengidolakan Ye Jun, jadi...." Aisyah tak melanjutkan ucapannya karena Ryu menyela nya.
"Apa? Jadi, sampai sekarang kamu masih mengidolakan dia? Tega sekali kamu, bisa-bisanya ngomong di depan ku langsung," Ryu tak terima jika kekasihnya itu masih mengidolakan sahabatnya sendiri.
"Jangan salah paham dulu babe, aku belum selesai berbicara. Iya aku memang mengidolakan Ye Jun tapi dulu, sekarang aku mengidolakan mu, itu yang aku katakan pada temanku, dan memang seperti itu kenyataannya," jelas Aisyah dia tak mau mereka bertengkar apalagi penyebabnya adalah Ye Jun yang tidak tahu apapun.
Ryu menghela nafas kasar, dia selalu saja cemburu jika menyangkut tentang Ye Jun, entahlah dia merasa jika Ye Jun memang lebih segalanya dari dirinya, dia takut Aisyah berpaling dengannya karena Ye Jun.
"Aku pulang ya, sudah sore," Aisyah memang merasa sudah terlalu lama dia berada di apartemen Ryu, apalagi keadaan Ryu yang sepertinya menjadi badmood setelah salah paham dengannya tadi.
Ryu menatap Aisyah dengan tatapan tajam khasnya, "Aku tak akan mengijinkan mu pulang, tidurlah malam ini di sini," jawabnya.
Aisyah terkejut mendengar jawaban Ryu, pikirannya sudah melayang ke suatu hal yang tidak-tidak, dan dia tak mau hal itu terjadi.
"Tidak bisa begitu! Aku harus pulang, tidak baik menginap di rumah laki-laki yang bukan siapa-siapa ku," Aisyah tak terima dengan keputusan Ryu.
Ryu menghela nafas, dia tahu apa yang ada dalam pikiran kekasihnya itu, "Sweetheart, dengarkan aku dulu. Aku tak akan melakukan apapun selama kamu menginap di sini. Aku hanya khawatir dengan kondisi mu, mengertilah." Dia meletakkan kedua tangannya di bahu Aisyah dan menatap lembut gadis itu.
"Nanti sore aku ada urusan dengan The Boys, dan aku mengatakan pada Lee untuk membawa kekasihnya ke sini, dia akan menginap di sini untuk menemani mu," lanjutnya.
Aisyah yang sejak tadi memalingkan wajah, kini menatap kekasihnya itu, ingin tahu apakah Ryu mengatkan sebuah kejujuran atau tidak, dan Ryu memganggukkan kepala menunjukkan jika dia memang serius.
"Baiklah, aku akan menginap di sini," putus Aisyah akhirnya.
Ryu benar-benar menyuruh kekasih Lee menginap di apartemennya, terbukti sore hari saat senja telah menyapa, dua orang itu datang ke apartemen tersebut.
Aisyah kagum dengan kecantikan kekasih Lee, dia jadi minder melihat wanita itu. Kulit putih bersih, tubuh proporsional dengan tinggi badan sekitar 170 cm, rambut lurus dibawah bahu, membuat wanita itu terlihat anggun. Berbeda dengan dirinya yang memiliki tinggi tak lebih dari 160 cm itu.
"Dia suka masak seperti dirimu, jadi silahkan kalian berperang dengan alat dapur ku," ucap Ryu setelah mengenalkan Lee dan kekasihnya pada Aisyah.
Malam hari setelah makan malam, Ryu dan Lee pergi ke luar, tinggallah Aisyah dan Eun Ji, kekasih Lee.
Aisyah memutuskan untuk tidur di kamar atas, dia tak mau tidur di kamar Ryu untuk menghindari sesuatu yang selama ini dia hindari, bisa saja terjadi bukan, kalau Ryu pulang dalam keadaan mabuk atau tak sadarkan diri, dan Aisyah tak mau itu terjadi.
"Kau sering menginap di sini ya?" tanya Eun Ji saat mereka sudah berada di dalam kamar.
"Tidak, ini pertama kalinya aku tidur di sini. Kenapa?" Aisyah merasa kekasih Lee itu mengintimidasi dirinya.
"Ah begitu? Aku kira kalian sering tidur bersama. Atau Ryu yang sering tidur di tempatmu seperti Lee yang sering menginap di tempat ku," ternyata Eun Ji mengira Aisyah dan Ryu berpacaran seperti dirinya dan Lee.
"Tidak juga, kami tidak akan melakukan itu sebelum menikah," jawab Aisyah.
"Ah seperti itu ya. Tapi di negara ini wajar kok kalau berpacaran sering tidur bersama. Kalau kalian sepakat tidak mau melakukan hal itu juga tak masalah sih," Eun Ji merasa tak enak karena dia telah menuduh Aisyah, meski dia tak begitu percaya dengan ucapan Aisyah, karena yang dia lihat tadi sebelum Ryu pergi mereka sempat berpelukan cukup lama di hadapannya dan juga Lee.
Aisyah hanya diam, dia tak mau banyak berkomentar tentang apa yang dikatakan Eun Ji, selain itu dia juga tak mau menyinggung perasaan Eun Ji jika salah dalam mengucapkan kata-kata.
"Aisyah, sepertinya ada yang datang, biar aku buka ya?" Eun Ji pun merasa tak enak dengan Aisyah, dia segera bangkit dari tempat tidur untuk turun ke lantai bawah guna membukakan pintu, karena sejak tadi ada yang menekan bel.
Aisyah teringat akan ucapan Ryu, jika mereka tak usah membuka pintu untuk siapapun yang datang, karena jika Ryu yang datang dia akan langsung masuk, tapi Eun Ji sudah terlanjur membuka pintu, membuat Aisyah panik, tapi dia juga bingung harus berbuat apa.
💜❤️🔥💜❤️🔥💜
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments