"Memangnya kamu tidak latihan? Yang aku tahu biasanya kalian akan latihan hingga larut malam, apalagi ini bukan malam minggu, kan?" Aisyah sedikit penasaran dengan hadirnya Ryu, sebab yang dia tahu para idol itu selalu sibuk dengan kegiatan mereka.
Ryu meneguk air bersoda yang beberapa saat lalu disuguhkan oleh Aisyah setelah mereka menyelesaikan makan malamnya. "Aku mau keluar," ucap Ryu singkat.
Mendengar ucapan pemuda yang duduk di sampingnya itu, Aisyah sangat terkejut, "Jangan bercanda!" bahkan dia mengeluarkan suaranya naik satu oktaf.
Ryu juga terkejut melihat respon Aisyah, apalgi ucapan gadis itu yang seperti membentak nya.
"Maaf aku hanya terkejut," sesal Aisyah.
"Tapi kenapa kamu mau keluar? Apa alasannya coba? Coba kamu pertimbangkan lagi, mereka pasti akan sangat kehilanganmu jika kau keluar," lanjutnya.
Ryu terdiam, dia tak tahu apakah harus menceritakan alasannya keluar pada Aisyah atau tidak. "Banyak alasannya," akhirnya itu yang keluar dari bibir Ryu.
"Aku tak suka jika kamu keluar. Aku mengenalmu juga karena The Boys, andai kamu tidak berada dalam The Boys, sampai sekarang mungkin kita tak saling mengenal. Aku akan sangat kecewa dengan mu jika sampai itu terjadi," tutur Aisyah apa adanya.
Ryu tak menyangka jika respon Aisyah akan seperti itu, sungguh dia tak tega melihat wajah Aisyah yang menyiratkan sebuah kesedihan sekaligus kekecewaan padanya.
"Kamu tahu, aku sudah tak kuat dengan semua aturan mereka, yang seolah memaksa kami untuk tampil sempurna, dan masih banyak lagi," ucap Ryu.
"Bukankah aturan itu ada sejak awal? Lalu setelah sekian tahun kamu mengikuti aturan mereka kamu akan keluar dengan alasan itu, rasanya menurutku kurang tepat," sahut Aisyah.
Ryu menghela nafas mendengar ucapan gadai itu.
"Ku mohon, bersabarlah sebentar. Kamu jangan menyerah seperti itu, aku harus kali bersama mereka. Aku yakin suatu saat kalian akan mencapai puncak kesukaan," ucapan Aisyah sudah berubah lembut, dia terus memohon pada Ryu untuk tetap bertahan.
Suasana menjadi hening, hanya helaan nafas keduanya yang terdengar saling bersahutan. Entah apa yang mereka berdua pikirkan.
"Baiklah, aku akan mengurungkan niatku untuk keluar. Ini semua aku lakukan karena dirimu, tapi dengan satu syarat. Jika kamu mau melakukan syarat itu, aku akan kembali pada mereka, tapi jika tidak ya aku akan keluar," putus Ryu dengan santainya, dia ingin melihat seberapa besar keinginan Aisyah untuk dirinya kembali ke The Boys.
Aisyah mengernyitkan dahinya, tak mengerti dengan apa yang diucapkan oleh Ryu, "Kenapa begitu? Harus ya ada syarat seperti itu?" tanya Aisyah.
"Ya karena aku mau melakukannya, bagaimana kamu setuju atau enggak?" Ryu kembali bertanya.
Aisyah menghela nafas, gadis berusia delapan belas tahun tersebut berusaha mengikuti kemauan idolanya itu, "Apa dulu syaratnya?" tanyanya.
Ryu tersenyum mentap Aisyah, membuat gadis itu sedikit curiga dengan tingkah Ryu, "Syaratnya kamu harus jadi kekasihku, bagaimana? Kalau kamu mau, sekarang juga akan akan menelpon temanku kalau besok aku akan kembali ikut latihan, tapi kalau kamu enggak setuju, besok aku benar-benar akan keluar dari The Boys, karena tak ada lagi yang bisa aku harapkan," jelas Ryu panjang lebar.
Aisyah tak menyangka jika Ryu mengajukan syarat yang sangat sulit untuknya. Dia senang jika harus menjadi kekasih Ryu, tapi dia tak mau itu terjadi, karena pasti akan sangat menyakitkan, sebab mereka tak mungkin bisa bersatu. Menurutnya lebih baik mengagumi saja layaknya seorang fans dengan idolanya.
"Ryu, itu terlalu berat. Aku enggak mau kita saling menyakiti pada akhirnya, karena kita enggak akan mungkin bisa bersatu, cukuplah kamu menjadi idola ku saja tak lebih," jawab Aisyah.
"Baiklah, kalau begitu aku akan keluar dari The Boys," ucap Ryu dengan entengnya.
Aisyah berdecak mendengar ucapan pemuda itu, "Ternyata kamu itu pemaksa ya," ucapnya.
"Ayolah Aisyah, syaratnya cukup mudah kan? Aku hanya minta kamu menjadi kekasihku itu saja tidak lebih," ternyata Ryu berharap Aisyah menerima syarat tersebut.
"Ryu, dengarkan aku. Kita ini memiliki banyak sekali perbedaan yang tak bisa di satukan, aku enggak mau melakukan sesuatu yang sudah ku ketahui akhirnya seperti apa. Selain itu kau juga tak mencintai ku, jadi untuk apa aku menjadi kekasihku?" Asiyah masih dalam pendiriannya, dia tak ingin menyakiti dan tersakiti nantinya.
"Aku mencintai mu Aisyah, sungguh. Aku jatuh cinta dengan mu sejak pertama kita bertemu, kamu langsung menggetarkan hatiku saat itu. Untuk masa depan, jangan dipikirkan sekarang, kita tidak tahu bukan, seperti apa masa depan itu," Ryu juga tetap dalam pendiriannya, dia berharap Aisyah mau menjadi kekasihnya.
Aisyah menatap pemuda itu penuh selidik, dia hanya ingin memastikan apakah ucapan Ryu itu berbohong atau tidak, "Apa semudah itu jatuh cinta?" tanyanya.
Ryu mengangguk, dia memang benar-benar mencintai gadis itu, berharap suatu saat mereka akan bersatu, meski banyak yang harus dia lakukan untuk hal itu.
"Jadilah kekasihku Ais, aku sangat mencintai mu." Ryu meraih salah satu tangan Aisyah, "Kamu tahu kenapa aku melukai diriku seperti itu untuk mengakhiri hidup? Karena alasanku cuma satu yaitu kamu, aku bisa saja melompat dari gedung tertinggi, tapi aku tak melakukan hal itu karena bayanganmu selalu hadir dan mencegah diriku melakukan hal itu," lanjutnya.
"Aku takut," jawab Aisyah, sungguh dia hafal sekali seperti apa orang yang berpacaran di negara ini, mereka bahkan bisa tidur bareng meski tanpa ikatan pernikahan. Dia tak mau itu terjadi.
"Aku janji enggak akan melakukan sesuatu yang tak kamu sukai, yang terpenting kamu mau menjadi pendengar setia ku, menjadi seseorang yang paling aku butuhkan saat aku terjatuh. Aku tahu apa yang kamu takutkan, aku tak akan melakukan itu," bujuk Ryu, mereka berdua sudah melupakan tentang The Boys.
"Apa kamu yakin? Kamu enggak akan menyentuh ku berlebihan? Karena aku tak yakin jika kita kelak akan bersatu," Aisyah masih ragu, dia masih dalam ketakutannya.
Ryu mengangguk, "Aku yakin dan aku berjanji tak berbuat di luar batas kewajaran menurut standar mu," ucapnya.
Aisyah menghela nafas, lalu dia tersenyum dan mengangguk, "Baiklah aku mau menjadi kekasihmu," ucapnya.
Tanpa berfikir panjang, Ryu langsung memeluk gadis itu erat.
"Baru aja bilang enggak mau nyentuh aku, ini apa coba?" Aisyah tak membalas pelukan itu, cukup canggung dipeluk oleh pemuda tersebut. Meski sebelumnya mereka pernah berpelukan, tapi menurutnya itu sangat berbeda.
"Cuma peluk, kamu juga tidak mengijinkan aku memeluk mu?" Ryu seakan tak terima jika memeluk saja tak diijinkan.
Aisyah menggeleng, tapi kemudia dia membalas pelukan Ryu, "Sudah cukup, aku tak mau kamu menginginkan lebih dari ini." Dia pun melepaskan pelukan itu.
"Aku janji tak akan melakukan lebih dari ini. Percayalah, aku akan menjaga dirimu," ucap Ryu penuh keyakinan.
💜🔥💜🔥💜
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments