Semalaman Aisah tak bisa tidur dengan nyenyak, membayangkan bertatap muka langsung dengan idolanya, meski dia sadar tidak akan lama hal itu terjadi karena sudah pasti banyak yang mengangtri untuk sekedar minta tanda tangan atau memberikan sesuatu pada idolanya itu.
"Kira-kira gue ngasih apa ya? Gue enggak punya apapun buat di kasih sama dia, ahh andai gue tadi pagi datang lebih awal gue bisa beli barang dulu," Aisah bermonolog, dia menyesali kedatangannya yang sedikit terlambat siang tadi.
Aisah berfikir sejenak, kira-kira adalah barang yang bisa dia berikan tanpa harus membeli, sebab tak mungkin di tengah malam seperti ini keluar hotel seorang diri, apalagi dia petempuan sudah bisa dipastikan akan banyak pengganggu nantinya. Tapi sepertinya memberikan barang bekas bukan ide yang bagus, ah dia jadi frustasi sendiri memikirkan semua itu.
Malam makin larut tapi kedua bola matanya lagi-lagi tak mau diajak kompromi untuk sekedar terpejam sejenak, akhirnya dia memutuskan untuk menulis sebuah novel yang pernah dicetuskan oleh Nita sahabatnya. Novel itu sudah dia tulis sampai beberapa bab dan sudah dia publis di aplikasi novel online. Bahkan dia mendapatkan uang saku untuk ke kota ini juga hasil dari novel itu, tanpa meminta sepeserpun dari Mamanya.
Ternyata idenya untuk menulis novel justru berakhir dengan terpejam nya kedua mata, mungkin karena lelah akhirnya Aisah tertidur masih dengan memegang ponsel.
"Jam berapa ini?" dia terbangun saat mendengar alarm di ponselnya, alarm itu dia atur jam empat subuh juga jam enam pagi. Alarm pertama tentu untuk membangunkan dirinya dari mimpi, sedangkan alarm ke dua tanda jika dia harus segera berangkat ke sekolah, takutnya dia terbangun di saat alarm ke dua pagi ini.
"Syukurlah, ternyata baru aja subuh," setelah itu dia pun bergegas membersihkan dirinya dan membereskan beberapa pakaian karena hari ini dia akan langsung pulang ke kotanya setelah bertemu dengan idolanya itu.
Pagi hari sebelum berangkat ke acara jumpa fans itu dia menyempatkan menelpon sang Mama, meminta doa supaya dia benar-benar bisa bertemu dengan idolanya itu. Tentu saja sang Mama pun mendoakan dirinya.
Dia check-out dari hotel terlebih dahulu, sebab tak akan kembali ke hotel lagi setelah ini.
💜💜💜
Menunggu cukup lama bersama ratusan fans lainnya, membuat Aisah terus berdebar. Dia yakin kali ini bisa mendapatkan tanda tangan semua personel The Boys itu, tentu saja yang utama adalah Ye Jun. Dia juga ingin meminta foto, jika mereka berkenan tentu saja. Tapi sepertinya harapan yang satu ini tak akan bisa terwujud melihat banyaknya fans yang hadir siang ini.
Suara sorak sorai para fans membuatnya tersadar dari lamunan, dia pun menatap ke arah depan dimana personel The Boys masuk satu persatu dengan gayanya masing-masing. Jika yang lainnya teriak, maka dia hanya bisa tersenyum penuh binar bahagia. Menurutnya tak perlu berteriak asalkan bisa menatap mereka lebih lama.
Boyband itu mengenalkan diri mereka masing-masing menggunakan bahasa Inggris. Lalu pembawa acara membacakan aturan yang harus mereka sepakati jika ingin mendapatkan tanda tangan dari semua personel. Dan salah satu peraturannya mereka tak boleh meminta foto satu persatu. Tapi para fans tetap boleh memotret idolanya dari jarak jauh.
Tepat dugaan Aisah jika dia tak mungkin bisa berfoto dengan salah satu dari mereka. Dia hanya bisa pasrah asalkan bisa mendapatkan tanda tangan dari mereka berlima.
Tibalah saatnya mereka dipersilahkan untuk maju ke hadapan idola mereka, dengan rapi dan teratur. Tentu saja Aisah langsung berbaris ke arah barisan yang menuju ke tempat Ye Jun, dia akan mengantri ke Ye Jun lebih awal karena itu tujuan utamanya.
"Banyak banget yang ke sini ternyata, yang lain hanya beberapa aja," gumamnya saat melihat banyaknya orang yang dibelakang dirinya.
Dia melihat ke arah samping, terkejut saat mendapati salah satu personel idol tersebut tak ada yang mengantri. Tanpa pikir panjang dia langsung keluar dari barisan menuju ke arah idol itu. Menurutnya ini kesempatan langka karena dia akan berbicara banyak hal dengan idol itu tanpa ada yang menunggu.
"Hai, kenapa kamu keluar barisan dan memilih mendekatiku?" tanya idol itu sempat heran dengan sikap gadis berhijab dihadapannya ini.
Aisah gugup, dia sama sekali tak bisa menyembunyikan kegugupan nya dihapan sang idol. Dia hanya diam dan tersenyum, tak bisa berucap sepatah katapun, sebab ini seperti sebuah mimpi indah yang selama ini dia harapkan.
"Kamu tidak bisa bahasa Inggris?" tanya idol itu, mengira gadis dihadapannya tak bisa berbahasa Inggris sebab dia sejak tadi berbicara dengan bahasa Inggris.
Aisah menggeleng, "Aku bisa bahasa Inggris, cuma aku gugup dan tidak percaya, ini seperti mimpi saja," jawabnya.
"Tapi ini bukan mimpi, ini sebuah kenyataan." Ucap idol itu dengan sebuah senyum dibibirnya.
"Kau belum menjawab pertanyaannya ku tadi?" tambahnya.
"Ah itu, aku ingin mendapatkan tanda tangan setiap member, jadi ini kesempatan terbaik ku bisa mendapatkan tanda tangan dari kamu lebih dulu, sekaligus bisa berbicara seperti saat ini karena tidak ada yang mengantri." Aisah menoleh ke arah belakang, memang tak ada seorang pun yang mengantri di belakangnya.
"Terimakasih untuk itu, dan aku tak akan melupakan pertemuan ini," timpal idol tersebut.
"Bisakah kamu menggunakan bahasa negaraku? Aku sedikit sulit menggunakan bahasa Inggris sebenarnya." Ryuga meringis saat mengatakan hal itu, dia seakan terlihat bodoh di hadapan fansnya.
Aisah mengangguk lalu menggeleng, membuat Ryuga mengernyitkan dahi bingung.
"Sedikit," jawab gadis itu malu. Dia bertekad setelah ini akan mempelajari bahasa negara idolanya itu, supaya kalau mereka bertemu kembali dia bisa berbicara dengan idolanya dengan mudah.
Mereka berdua tersenyum secara bersamaan, merasa bodoh sendiri. Meski begitu mereka terlibat banyak obrolan dengan sesekali Aisah mentraslet bahasanya ke bahasa negara sang idol menggunakan aplikasi di ponselnya.
"Pinjam ponsel mu, peraturannya kan enggak boleh minta foto dengan kami, tapi kalau aku yang meminta tidak ada larangan. Aku akan selfi di ponsel mu, setelah itu kamu foto aku dari situ," ucap Ryuga, dia terkesan dengan gadis muda dihadapannya ini, jadi dia ingin memberi sedikit hadiah untuk gadis itu.
Aisah tersenyum bahagia, tak menyangka jika Ryuga sang idol mau berfoto menggunakan ponsel miliknya. Dia pun memberikan ponsel itu pada sang idol. Terlihat Ryuga selfi dengan berbagai macam gaya, setelah puas dia pun mengembalikan ponsel Aisah.
"Sekarang kamu boleh memotret aku dari tempat mu," ucap Ryuga.
Kegiatan mereka berdua mendapatkan perhatian dari personil The Boys lainnya, dan juga para fans yang masih mengatri. Mereka menjadi penasaran dengan seorang Ryuga yang bisa langsung akrab dengan fansnya.
💜💜💜💜
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments