"Sepertinya sudah banyak yang mengantri di belakang ku, terimakasih karena mau mengobrol denganku yah. Aku sangat bahagia sekali." Aisah menoleh ke arah belakang ternyata banyak yang mengantri di belakangnya, mungkin karena penasaran dengan seorang Ryuga yang terlihat sangat ramah itu.
"Baiklah, tapi sebelum itu apa tidak ada sesuatu yang ingin kamu berikan padaku? Maksudku biar aku selalu mengingat momen hari ini," tanya Ryuga, dia sebenarnya hanya bercanda saja tapi ternyata ucapannya itu dianggap serius oleh Aisah.
Aisah berfikir sejenak, lalu dia mengambil sesuatu dari dalam tasnya, sebuah hijab pasmina berwarna biru muda dia berikan pada idolanya itu.
"Hanya ini yang ku punya, sungguh aku tak berfikir untuk membelikan sesuatu untukmu karena aku terlalu bahagia akan bertemu dengan kalian. Ini sangat berharga untukku sebenarnya, sebab itu hadiah ulang tahu ke tujuh belas dari ibuku, di sini juga ada nama ku." Aisah menunjuk sebuah tulisan kecil di pojok hijab itu beserta tanggal lahirnya.
"Kalau begitu tidak usah saja, aku hanya bercanda tadi," tolak Ryuga.
"Aku tidak memberikan ini padamu hanya menitipkan saja, dipertemuan selanjutnya aku akan memintanya lagi. Jadi, kau harus menjaganya baik-baik. Ambilah, mereka yang berada dibelakangku sudah tak sabar ingin menyapamu." Aisah meletakkan pasmina itu di hadapan Ryuga kembali, lalu dia berpamitan untuk meminta tanda tangan personel lainnya yang sudah mulai sedikit antrian.
"Baiklah aku berjanji akan menyimpannya. Meskipun kau membuatku merasa memiliki tanggung jawab, tapi tak apa. Sampai bertemu kembali Aisah," ucap Ryuga sambil membaca nama Aisah di kain pasmina itu.
Aisah tersenyum dan berlalu menuju ke arah Ye Jun, diamana dia harus menunggu tiga orang lagi yang mengantri. Perasaannya begitu bahagia meski belum bertatap muka langsung dengan Ye Jun, sebab dia bisa berbincang panjang lebar dengan salah satu idolanya itu. Kali ini sepertinya dia akan berpikir ulang untuk mengidolakan Ryuga juga, dia tampan sebenarnya tapi memang tak setampan Ye Jun yang banyak di gemari oleh fans, bahkan penampilannya saat di panggung juga memukau.
Kini giliran Aisah yang berhadapan langsung dengan Ye Jun, dia gugup saat melihat idolanya itu tersenyum, bahkan senyum manis Ye Jun bisa menyihir nya hingga tak berkutik di hadapan pemuda itu.
"Terimakasih karena sudah menghibur sahabatku," ucap Ye Jun dengan bahasa Inggris.
Aisah mengangguk, dia lansung menyodorkan buku kesayangannya yang berisi tentang boyband idolanya itu untuk meminta tanda tangan Ye Jun. Hanya itu mereka tak terlibat banyak pembicaraan karena sepertinya Ye Jun sudah terlalu lelah. Sedikit kecewa, tapi tak apalah Ryuga sudah membuatnya bahagia hari ini.
Dia melanjutkan meminta tanda tangan dengan ketiga idol lain, tak banyak interaksi dengan mereka, hanya sebatas memberi tanda tangan dan senyuman yang umum diberikan pada fans manapun.
Setelah keluar dari gedung tersebut, Aisah langsung menuju stasiun untuk kembali ke kotanya. Sebenarnya dia ingin menunggu kepulangan The Boys di bandara tapi urung, sebab dia akan terlambat sampai rumah nantinya. Cukup puas kali ini dia bisa bertemu langsung dengan sang idol, dia berjanji akan hadir saat mereka mengadakan konser di sini, entah itu kapan.
Di dalam kereta dia memandang foto selfie Ryuga yang sangat tampan menurutnya berbeda saat dilihatnya di televisi, dia bahkan tersenyum sendiri saat melihat foto itu. Ternyata Ryuga manis sekali saat tersenyum, bahkan bisa dikatakan lebih manis dari Ye Jun.
"Ah Ryuga, aku jadi bingung harus milih kamu atau Ye Jun? Kamu begitu ramah dan baik, bahkan kamu menerima pemberianku yang tak seberapa itu, sudah dipakai pula, aku jadi kagum padamu," ucap Aisah dalam hatinya, tak mungkin dia berbicara sendiri disaat berada di keramaian seperti saat ini.
💜💜💜
Hari mulai gelap saat Aisah tiba di depan rumahnya, dia langsung masuk dan mengucapkan salam. Bukan hanya satu suara yang dia dengar dari dalam rumahnya, ada tiga suara dari arah ruang tengah, ternyata Nita dan Santi sudah berada di rumahnya entah sejak kapan.
"Akhirnya Lo pulang juga Ais, gimana hasilnya?" Nita dan Santi langsung memeluk sahabatnya itu, mereka penasaran apa yang Aisah dapatkan saat bertemu dengan idolanya itu.
"Luar biasa, gue seneng banget!" seru Aisah membalas pelukan dua sahabatnya dengan erat meski tangannya tak cukup.
"Ahh gue nyesel enggak bisa ikutan, sebenarnya gue pengen ikut, tapi waktu gue ke rumah Lo kata tante Winda Lo baru pergi, nyesel gue enggak telepon lo duluan," ucap Santi yang memang berharap ikut bersama Aisah.
"Nanti kita pergi bersama-sama kalau mereka konser ya, tapi entah itu kapan? Pokonya kita bertiga harus pergi, oke." Aisah juga sebenarnya kedua sahabatnya itu ikut bersamanya tapi ternyata tak memungkinkan.
"Lepas dulu, gue capek ini plus laper." Aisah melepaskan pelukan kedua sahabatnya lalu menghampiri sang Mama yang sedang sibuk menyiapkan makan malam.
"Mah, tumben lauknya macem-macem gini?" tanya Aisah setelah mengalami sang Mama.
"Mereka berdua kompak bawa lauk dari kampung neneknya, terus Mama masak sebagian untuk kita makan berempat malam ini," jawab sang Mama masih sibuk menata piring.
"Bagaimana kamu ketemu sama Ye Jun?" tanyanya.
Aisah mengangguk, "Aku minta maaf ya Ma, karena pasmina pemberian Mama waktu aku ultah kemarin aku berikan sama Ryuga," ucapnya.
Mama mengernyitkan dahi bingung, "Kok Ryuga bukan Ye Jun? Sudah pindah bias?" tanyanya.
Winda sedikit banyak memang mengerti tentang idola anaknya itu, sebab kerap kali Aisah menceritakan semuanya padanya.
"Ceritanya panjang Mah, kenapa bisa sampai Ryuga bukan Ye Jun. Tapi Mama enggak marah, kan?" Aisah ingin memastikan apakah sang Mama marah atau tidak jika pasmina dengan harga paling mahal diantara pasmina lainnya yang dia punya.
Mama menggeleng, "Enggak sayang, itu sudah hak kamu, mau kamu kasih ke siapapun itu terserah kamu, tenang sana." Mama mengusap puncak kepala putrinya yang masih tertutup hijab.
"Maaf sayang, sebenarnya itu bukan dari Mama tapi dari Papa kamu, Mama terpaksa berbohong. Mama mana mampu membeli hijab semahal itu. Tapi seperti keinginan Papa mu, Mama harus bohong biar kamu mau menerimanya," ucap sang Mama dalam hati, merasa bersalah karena telah berbohong pada putrinya.
"Sekarang kamu bersih-bersih dulu, setelah itu kita makan malam bersama, kita bertiga masih sanggup menunggu mu mandi, iya kan Nita, San?" Mama menatap Nita dan Santi secara bergantian.
"Pasti Tan, kita siap menunggu Aisah dan siap menanti Aisah bercerita tentang pertemuan nya dengan Ryuga sampai pasmina kesayangannya dia berikan," jawab Santi.
"Tentu dong Tan, kita belum terlalu lapar kok," Nita pun menjawab.
"Oke, aku mandi dulu Mah, sebentar aja kok enggak sampai sepuluh menit, tunggu ya." Aisah masuk ke dalam kamarnya untuk membersihkan diri.
💜💜💜
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments