Tamu Tak Diundang

Setelah hari itu Aisyah tak lagi bisa menjenguk Ryu di rumah sakit, sebab dia menjalani tes semester. Dia harus bekerja keras untuk mendapatkan nilai yang bagus. Sudah seminggu sejak hari itu, dan Aisyah sudah menyelesaikan ujiannya. Hanya ada satu tugas yang belum dia selesaikan, masih ada waktu tiga hari lagi.

Malam ini dia sedang memasak untuk makan malam, dia memang lebih memilih membeli bahan untuk dimasak dari pada membeli lauk matang, sebab lidahnya belum bisa menyesuaikan makanan di negara itu, meski dia sudah satu tahu berada di negara tersebut.

"Akhirnya selesai juga, soto daging kesukaanku, jadi makin lapar. Tapi aku akan sholat dulu sebelum makan." Dia meninggalkan soto daging buatannya di atas meja makan, dan berniat untuk melakukan kewajibannya sebagai seorang muslim, tapi baru saja tangannya memegang handle pintu kamar mandi, terdengar sebuah bel. Dia pun memilih untuk membuka pintu terlebih dahulu.

"Siapa yang datang di malam hari seperti ini?" tanyanya pada diri sendiri, sebab selama ini tak pernah ada tamu yang berkunjung di malam hari. Biasanya teman sekampus akan datang saat siang hari atau saat mereka menyelesaikan pembelajaran hari itu, dan mereka tentu datang bersama dirinya.

Aisyah membuka pintu perlahan, dia terkejut melihat seseorang yang berdiri tepat di depan pintu, seorang itu terlihat misterius, sebab seluruh tubuhnya hampir tertutup, hanya terlihat kedua bola matanya saja.

"Maaf, anda cari siapa ya?" tanya gadis itu. Dia masih berdiri di depan pintu dengan setengah tubuhnya berada di dalam. Bisa dibilang dia hanya memperlihatkan kepalanya saja.

Seseorang itu terdiam, dia justru terus menatap Aisyah, membuat gadis itu takut. Aisyah pun berniat untuk menutup pintu kembali, dia takut jika orang tersebut berniat jahat padanya. Tapi ucapan seseorang itu membuatnya urung menutup pintu kembali.

"Kamu tidak mengenali ku?" tanya seseorang itu.

Aisyah merasa familiar dengan suara tersebut, tapi dia takut jika seseorang itu hanya menirukan suara orang yang dia kenal.

"Bagaimana bisa aku mengenali mu, jika kau menutup seluruh wajahmu? Aku sepertinya mengenal suara itu, tapi coba kau buka dulu masker mu, biar aku yakin jika itu memang dirimu," titah Aisyah berhati-hati, dia tak mau orang yang tak dikenal masuk ke dalam apartemennya.

"Baiklah, aku akan membuka maskerku." Seseorang itu langsung membuka masker hitam yang menutup sebagia wajahnya tersebut, bibirnya menyunggingkan sebuah senyuman yang sangat manis.

Aisyah membalas senyuman itu, dia seakan terhipnotis dengan senyum orang tersebut, terlalu manis hingga membuat dirinya diabetes.

"Kamu masih tak mengizinkan aku masuk?" tanya orang itu.

Aisyah tersadar dari lamunanya, "Ah iya silahkan masuk Ryu, maaf sudah meragukanmu." Dia membuka lebar pintu unitnya dan membiarkan Ryu masuk, lalu kembali menutup pintu tersebut.

"Kamu sudah sembuh?" tanya Aisyah saat Ryu sudah duduk di sofa disusul oleh dirinya.

"Tentu saja, aku sudah tidak tahan berada di rumah sakit apalagi tak bertemu dengan mu," jawab Ryu, entah itu sebuah kejujuran atau hanya ingin menggoda Aisyah saja.

"Maafkan aku yah, aku baru saja melaksanakan Ujian, jadi tak sempat menjenguk dirimu lagi. Tapi aku bahagia kamu datang ke sini," timpal Aisyah dengan sangat jujur, karena dia memang begitu bahagia mendapatkan tamu seorang idolanya.

"Sudah makan?" tanya Aisyah.

Ryu tersenyum canggung lalu menggeleng, dia memang belum sempat makan malam saat akan menuju ke tempat Aisyah, dia rindu dengan gadis di hadapannya ini.

"Baiklah, setelah ini kita makan malam

Aku baru saja membuat soto daging, kamu harus mencobanya. Tapi aku mau beribadah dulu ya, kamu tunggu sebentar," ucap Aisyah.

Ryu tertegun mendengar kata ibadah yang keluar dari bibir gadis itu, dia tersadar jarak antara dirinya dan gadis itu begitu jauh, meski mereka berada di dalam satu ruangan.

"Ah, silakan, aku akan menunggu mu," timpal Ryu setelah tersadar dari lamunannya.

Aisyah mengangguk, dia meninggalkan Ryu menuju ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Selesai dari kamar mandi dia lewat di depan Ryu yang duduk di sofa, menuju kamarnya yang berada di loteng.

"Tunggu sebentar ya," ucapnya lalu menaiki anak tangga menuju loteng dimana tempat tidurnya berada.

Ryu memperhatikan gadis itu hingga menghilang di balik pintu loteng, dia sebenarnya penasaran dengan ibadah yang akan dilakukan oleh Aisyah, tapi tak mungkin dirinya lancang naik ke kamar gadis itu. Mungkin nanti dia akan mengajak Aisyah ke apartemennya dan tentu dia akan melihat seperti apa ibadah gadis itu. Jujur dia sangat penasaran.

"Kamu seorang yang taat agama, sedangkan aku tak pernah mengakui sebuah agama, apa mungkin jika aku berharap kita akan bersama? Tapi sepertinya akan sangat sulit," guamam Ryu.

Tidak sampai sepuluh menit, Aisyah sudah kembali menuruni anak tangga yang jumlahnya tak seberapa itu.

"Aku akan menyiapkan makanan untuk kita dulu, kamu masih sanggup untuk menunggu, kan?" tanya Aisyah dengan sebuah senyuman di bibir nya.

"Tentu saja, aku akan siap menunggu mu sampai kapan pun tanpa bosan," jawab Ryu entah apa yang ada dalam pikirannya.

Pemuda itu terus memperhatikan Aisyah yang menyiapkan makan untuk mereka berdua, bahkan dia sampai tak berkedip saat melihat Aisyah dengan lihai menata meja makan yang ukurannya hanya cukup untuk dua orang itu.

"Selesai, ayo ke sinilah, kita makan malam bersama," titah Aisyah.

Ryu pun mendekati gadis itu, yang sudah duduk di sebuah kursi dengan meja menghadap ke tembok, dia pun ikut duduk di samping gadis itu.

Dua buah mangkuk berisi soto daging dengan kuah bening beserta topingnya, tak lupa sambal berwarna merah yang tersimpan dalam wadah tersendiri. Ryu memperhatikan makanan tersbut yang terlihat asing di matanya, tapi melihat penampilan makanan tersebut membuatnya ingin segera mencoba, sepertinya sangat segar.

"Mau sama nasi?" tanya Aisyah.

Ryu menggelengkan kepala, "Satu mangkuk daging ini sangat cukup tanpa nasi, sepertinya juga lebih enak dinikmati tanpa nasi," jawabnya.

"Baiklah, aku juga tidak mau pake nasi, tapi biasanya aku selalu memakai nasi, kurang kalau enggak ada nasi," ucap Aisyah menceritakan kebiasaanya.

"Sudah nikmati saja soto dagingnya, simpan semua pertanyaan mu dulu, nanti bisa ditanyakan saat kita selesai makan." Aisyah berdoa sebelum menyantap makannya.

Ryu kembali tertegun mendengar doa yang di ucapkan oleh Aisyah, sangatlah asing di telinganya, meski begitu dia tetap ikut mengaminkan doa gadis itu.

"Enak sekali ternyata, meskipun di lidahku terasa asing, tapi enak. Kamu pandai memasak ternyata," ucap Ryu setelah memasukkan satu sendok soto daging iru ke dalam mulutnya.

"Terimakasih, ini adalah makanan kesukaanku. Meski rasanya tak senikmat soto daging di negara ku, tapi ini cukup untuk mengobati rasa rindu dengan negara tercinta ku," ucap Aisyah.

"Lain kali aku akan memasaknya lagi untukmu, jika kau menyukainya," lanjutnya.

"Tentu saja, itu harus," timpal Ryu.

Mereka berdua menikmati makan malam itu dengan diselingi sedikit obrolan ringan.

💜🔥💜🔥💜

Terimakasih buat kalian para readers yang sudah mendukung karyaku, serta meluangkan waktu untuk membaca karya receh ini.

Aku hanya minta dukungan dari kalian. Jangan lupa, like, kome dan beri bintang lima yah. Jika berkenan author juga mengharapkan diberi mawar dan vote🤭, tapi tidak memaksa jika kalian tak punya atau mau vote karya author lain.

Terpopuler

Comments

kavena ayunda

kavena ayunda

lanjut thorr q ksih bungaa deh

2023-03-16

1

lihat semua
Episodes
1 Hanya Bisa Berharap
2 Hari yang Ditunggu
3 Ryuga
4 Idola Baru
5 Hanya Mengagumi
6 Rencana Kuliah
7 Papa Aisyah
8 Shopping
9 Berpamitan
10 Kembali Bertemu
11 Menjenguk Ryuga
12 Tamu Tak Diundang
13 Syarat dari Ryu
14 Bertemu Ye Jun
15 Cinta Pandangan Pertama
16 Apartemen Ryu 1
17 Maafkan Aku
18 Tak Perlu Khawatir
19 Apartemen Ryu 2
20 Aku Akan Menjadi Suami Mu
21 Nasehat Mama
22 Kepergok
23 Saling Mengancam
24 Beruntung Memilikimu
25 Tiket Konser
26 Jangan Bicara Dengan Orang Asing!
27 Diculik?
28 Tak Bisa Diam Saja
29 Janji Ryu
30 Pilihan Yang Sulit
31 Dia Putriku
32 Harus Dihukum
33 Istana Tuan Park
34 Sahabat
35 Rahasia Tuan Park
36 Kencan Pertama
37 Kebahagiaan Aisyah
38 Sebuah Kesepakatan
39 Menjadi Milikmu
40 Makin Jatuh Cinta
41 Khawatir
42 Ajari Aku
43 Kembali Pulang
44 Jangan Tinggalkan Mama!
45 Permohonan Fadly
46 Jawaban Yang Sama
47 Tidak Penting
48 Bertemu Kembali
49 Saudara
50 Cemburunya Ryu
51 Komitmen
52 Bermain Peran
53 Sahabat
54 Bolehkah Aku Memeluknya?
55 Mama Winda
56 Alasan Mama
57 Menikmati Waktu Bersama Mama
58 Kamu Akan Menyesal
59 Sama Sekali Tak Berlebihan
60 Aku Setuju
61 Keputusan Yang Tepat
62 Jangan Datang Kesana!
63 Pembahasan Absurd
64 Masa Depanku
65 Tubuh Indah Ryu
66 Belum Yang Lain
67 Orang Pertama
68 Mereka Sudah Pergi
69 Senjata Api
70 Ibu Mertua
71 Keluarga Bibi Mey
72 Rencana Sora
73 Sambutan Untuk Ryu
74 Keputusan
75 Kamu Yang Utama
76 Bahagia Dan Duka
77 Bertemu Iren
78 Pindahan
79 Kehidupan Sam
80 Pelaku
81 Sebuah Foto
82 Pulang
83 Apa Yang Terjadi?
84 Kabar Ibu Ryu
85 Masalah Bertubi-tubi
86 Menerima Segala Keputusan
87 Tidak Mau Salah Langkah
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Hanya Bisa Berharap
2
Hari yang Ditunggu
3
Ryuga
4
Idola Baru
5
Hanya Mengagumi
6
Rencana Kuliah
7
Papa Aisyah
8
Shopping
9
Berpamitan
10
Kembali Bertemu
11
Menjenguk Ryuga
12
Tamu Tak Diundang
13
Syarat dari Ryu
14
Bertemu Ye Jun
15
Cinta Pandangan Pertama
16
Apartemen Ryu 1
17
Maafkan Aku
18
Tak Perlu Khawatir
19
Apartemen Ryu 2
20
Aku Akan Menjadi Suami Mu
21
Nasehat Mama
22
Kepergok
23
Saling Mengancam
24
Beruntung Memilikimu
25
Tiket Konser
26
Jangan Bicara Dengan Orang Asing!
27
Diculik?
28
Tak Bisa Diam Saja
29
Janji Ryu
30
Pilihan Yang Sulit
31
Dia Putriku
32
Harus Dihukum
33
Istana Tuan Park
34
Sahabat
35
Rahasia Tuan Park
36
Kencan Pertama
37
Kebahagiaan Aisyah
38
Sebuah Kesepakatan
39
Menjadi Milikmu
40
Makin Jatuh Cinta
41
Khawatir
42
Ajari Aku
43
Kembali Pulang
44
Jangan Tinggalkan Mama!
45
Permohonan Fadly
46
Jawaban Yang Sama
47
Tidak Penting
48
Bertemu Kembali
49
Saudara
50
Cemburunya Ryu
51
Komitmen
52
Bermain Peran
53
Sahabat
54
Bolehkah Aku Memeluknya?
55
Mama Winda
56
Alasan Mama
57
Menikmati Waktu Bersama Mama
58
Kamu Akan Menyesal
59
Sama Sekali Tak Berlebihan
60
Aku Setuju
61
Keputusan Yang Tepat
62
Jangan Datang Kesana!
63
Pembahasan Absurd
64
Masa Depanku
65
Tubuh Indah Ryu
66
Belum Yang Lain
67
Orang Pertama
68
Mereka Sudah Pergi
69
Senjata Api
70
Ibu Mertua
71
Keluarga Bibi Mey
72
Rencana Sora
73
Sambutan Untuk Ryu
74
Keputusan
75
Kamu Yang Utama
76
Bahagia Dan Duka
77
Bertemu Iren
78
Pindahan
79
Kehidupan Sam
80
Pelaku
81
Sebuah Foto
82
Pulang
83
Apa Yang Terjadi?
84
Kabar Ibu Ryu
85
Masalah Bertubi-tubi
86
Menerima Segala Keputusan
87
Tidak Mau Salah Langkah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!