Di luar ruang rawat Ryu, empat pemuda terlihat sedang mengintip kegiatan yang ada di dalam ruangan itu, mereka bahkan mendengar semua percakapan dua orang yang ada di dalam ruangan tersebut. Empat pemuda itu menguping dengan cara unik, hingga semuanya bisa melihat situasi di dalam ruang rawat tersebut meski mereka hanya membuka pintu ruangan itu sedikit. Salah satu diantara mereka ada yang jongkok, membungkuk, berdiri lalu menjijit, hingga kepala mereka terlihat berjejer.
"Harusnya kita enggak ngintip kaya gini, memalukan," ucap Sam, dia salah seorang yang tersiksa karena berada di posisi paling bawah.
"Mereka berdua sepertinya tidak bisa diganggu, jadi kita lebih baik pergi dari tempat ini. Kita kembali nanti malam," sahut Lee, dia juga merasa tak ada gunanya berada di rumah sakit itu, apalagi mereka seperti seseorang yang kepo akan urusan orang lain yang tak seharusnya mereka campuri.
"Yah kalian benar, semoga saja Ryu lekas membaik. Pekerjaan kita selanjutnya setelah dia sembuh yaitu membujuknya kembali bersama kita lagi," Shin membenarkan ucapan dua sahabatnya itu, sebab merasa konyol berada di tempat tersebut.
"Dia pasti akan segera sembuh, obatnya sudah datang sendiri tanpa diminta," Ye Jun akhirnya membuka suara setelah sejak tadi hanya diam menyimak pembicaraan ketiga sahabatnya.
Ketiga orang itu menghentikan langkah setelah mendengar ucapan Ye Jun, tak mengerti apa maksud dari ucapan itu.
"Apa maksud mu?" tanya Sam.
Lee dan Shin menganggukan kepala, mereka juga ingin menanyakan apa yang ditanyakan oleh Sam.
Ye Jun menghela nafas, "Nanti aku cerita, tapi tidak di sini, terlalu banyak yang memperhatikan kita sepertinya." Dia melihat sekeliling, ternyata banyak yang memperhatikan empat pemuda tampan itu, mungkin mereka semua familiar dengan wajah keempat pemuda tersebut, hanya saja orang-orang itu belum tahu siapa mereka.
Bergegas mereka menuju ke dalam satu mobil yang tadi membawa mereka ke rumah sakit ini.
"Coba ceritakan, apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Lee tak sabaran.
"Apa kalian tidak merasakannya? Maksud ku kalian tidak menyadari perubahan Ryu setelah bertemu dengan gadis itu?" bukannya menjawab Ye Jun justru balik bertanya, membuat ketiga pemuda itu berfikir apakah ada perubahan dari diri Ryu.
"Sepertinya bukan sejak saat itu, tapi setelah kita kembali datang ke negara gadis itu, tapi Ryu mengatakan tak melihat gadis itu, kan? Dan sejak saat itu dia seperti tak memiliki tujuan hidup lagi," Shin menemukan saat pertama sikap Ryu berubah, dia menyadarinya sekarang.
Ye Jun mengangguk, membenarkan ucapan sahabatnya. "Bahkan terkahir kali dia bilang mau keluar, sebelum dia melukai dirinya sendiri." Ucapnya.
"Tapi sepertinya alasan Ryu mencoba mengakhiri hidupnya bukan karena gadis itu, tapi karena hal lain. Ye Jun, bukankah kau paling dekat dengannya? Jadi, apakah dia pernah menceritakan kehidupannya di rumah bersama keluarga atau tidak? Menurutku salah satu faktor terkuat adalah masalah keluarga," Sam menganalisis, dia menduga Ryu memiliki kehidupan keluarga yang tak harmonis.
Ye Jun menggeleng, "Sama sekali dia tak pernah bercerita tentang keluarganya. Dia hanya menceritakan ibunya yang kembali ke negara asalnya, itu saja tanpa menceritakan alasannya," jawabnya.
Mereka memang menganggap satu sama lain adalah sahabat bahkan keluarga, tapi mereka tetap memiliki rahasia yang tak pernah diceritakan pada teman-temannya. Jadi, tak heran jika Ryu tak pernah menceritakan tentang keluarganya.
"Aku hanya berharap, kehadiran gadis itu akan membuat Ryu kembali bersemangat melewati kehidupannya, tak lagi melakukan hal konyol yang katanya hanya iseng itu," sambung Ye Jun.
Ya, saat ditanya alasan ingin mengahiri hidup dengan memoting nadinya, Ryu hanya menjawab iseng saja, seperti yang dikatakan pada Aisyah juga. Karena jika dia ingin mengakhiri hidupnya sungguh-sungguh, bisa saja dia melompat dari gedung tertinggi, bukan?
💜❤️🔥💜❤️🔥💜
"Bercanda mu berlebihan Ryu," Aisyah menganggap ucapan Ryu yang memintanya untuk menjadi kekasih adalah sebuah guyonan, sebab mereka baru bertemu dua kali, tidak mungkin jika Ryu secepat itu jatuh cinta dengannya.
"Kalau aku serius, bagaimana?" tanya Ryu.
Aisyah menggeleng, "Mana mungkin kamu jatuh cinta dengan orang yang sama sekali belum kamu kenal, bahkan kita baru bertemu dua kali, kita belum saling mengenal, lalu alasan jatuh cintanya karena apa coba?" dia tak mau baper dengan ucapan Ryu, meski dia berharap ucapan itu menjadi sebuah kenyataan.
"Oh begitu ya, jadi kita harus saling mengenal dulu baru boleh jatuh cinta?" Ryu tersadar, jika apa yang dikatakan oleh Aisyah benar adanya, tapi dia juga tidak sepenuhnya setuju dengan ucapan itu.
"Ya begitulah. Em, kamu pasti belum makan siang, kan? Kali ini aku yang akan menyuapi mu makan, bagaimana?" Aisyah sengaja mengalihkan pembicaraan, dia tak mau terlalu jauh membicarakan soal perasaan, sebab bisa saja menyakiti dirinya atau Ryu tanpa mereka sadari.
"Aku sangat bahagia sekali jika kamu mau melakukan hal itu," jawab Ryu.
Kali ini Ryu benar-benar menikmati makanannya, selama mengunyah dia terus menatap Aisyah. Gadis itu terlihat makin manis dan cantik daripada saat awal mereka bertemu, dia juga terlihat lebih dewasa.
Aisyah sebenarnya menyadari jika Ryu terus menatapnya, tapi dia bersikap seolah tak menyadari akan tatapan pemuda itu. Sungguh jantungnya terus berdetak tak beraturan, apalagi saat tatapan mereka tak sengaja bertemu. Dia tak mengerti dengan apa yang dirasakannya saat ini.
Setelah makan siang, Ryu meminum obatnya. Lalu Aisyah menyuruh pemuda itu untuk istirahat dan dia akan pulang, tapi Ryu mencegahnya, dia mengatakan masih ingin bersama gadis itu. Aisyah hanya bisa pasrah dan mengikuti kemauan pemuda itu.
"Jadi, kamu kuliah di sini sekarang? Kenapa tidak pernah mengatakan hal itu? Kalau saja kamu mengatakannya sejak awal, aku tak akan merasa kecewa ketika berkunjung ke negaramu tapi kamu tak ada," ucap Ryu setelah Aisyah menceritakan jika saat ini dirinya sedang menimba ilmu di negara tersebut.
"Bagaimana akau mengatakannya, coba? Kamu saja tidak punya media sosial pribadi. Eh, tunggu! Kapan kalian ke negera ku? Kenapa aku tidak tahu?" Aisyah bingung, selama ini dia terus membuka akun media sosial milik boyband idolanya itu, tapi tak pernah mendapatkan kabar apa pun.
"Ah iya, aku lupa. Tapi apa benar kamu tidak tahu jika aku kembali ke sana? Pantas saja aku tak melihatmu hadir," Ryu sedikit tak percaya jika Aisyah tak mengetahui kedatangan dirinya ke negara gadis itu.
"Sungguh aku tak tahu apapun, akun media sosial kalian sunyi senyap," jawab Aisyah.
"Aku lupa, aku medsos kami yang dulu dihack sama orang yang tidak bertanggungjawab, tapi kami sudah memberi informasi, mungkin saat itu kamu tak membuka media sosial," Ryu lupa jika akun medsos The Boys dibajak orang tak dikenal, hingga mereka kehilangan banyak followers, tapi kini sudah kembali mendaptkan followers tersebut.
"Pantas saja, selain itu aku pun sibuk belajar. Jarang sekali membuka media sosial, apalagi saat itu aku benar-benar harus belajar bahasa negara ini dengan baik, karena urusan Papa harus kembali, dia tak mungkin menemaniku selama aku kuliah di sini," jelas Aisyah.
Mereka terlibat obrolan santai hingga sore hari, dan Aisyah harus segera kembali ke apartemen nya. Kali ini Ryu tak bisa mencegah seperti siang tadi, dia membiarkan Aisyah pulang. Ryu berjanji akan mengunjungi apartemen gadis itu suatu saat nanti. Sebelum gadis itu pergi, Ryu meminta nomor ponselnya.
💜🔥💜🔥💜
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments