Pencarian jenazah Resty langsung dilakukan. Ada lima belas orang yang dikerahkan dipimpin langsung oleh Sekretaris Lim. Sebagai sang suami, Tomi yang merasa bertanggung jawab juga ikut turun. Sedangkan yang dilakukan Resty dalam tubuh Cinta, wanita itu tak kuasa menolak permintaan Tuan Maheza yang memboyongnya masuk ke ke dalan mobil lantaran rintik gerimis begitu setia menemani sore menjelang petang kali ini.
Cinta dan Tuan Maheza duduk di tempat duduk penumpang mobil Tuan Maheza. Keduanya kompak diam hanyut dengan pemikiran masing-masing. Tentunya, yang menyita pikiran Tuan Maheza adalah Cinta dengan segala perubahannya. Khususnya, alasan Cinta bisa tahu Resty ada di dasar jurang sana.
“Apa lagi yang ingin kamu katakan? Kamu ingin cerita apa lagi?” tanya Tuan Maheza.
“Aku enggak giila, Mas!” Lirih Cinta gemetaran.
Cinta tetap menunduk dan hanya sesekali melirik Tuan Maheza. Namun baru saja, pria itu meraih kedua tangannya yang awalnya saling tumpuk di pangkuan. Dan apa yang Tuan Maheza lakukan sukses membuat seorang Resty menatap kedua mata pria itu menggunakan kedua mata Cinta.
“Aku tidak pernah berpikir begitu karena aku mencintaimu. Hanya saja aku bingung, bagaimana bisa kamu mengetahui semua itu? Apakah saat kamu koma, ada semacam kehidupan lain yang kamu ketahui?” lirih Tuan Maheza sarat perhatian. Ia menatap teduh sekaligus lekat-lekat kedua mata Cinta. “Apa pun itu, katakan saja. Katakan semuanya agar aku bisa berguna untuk kamu.” Kali ini, ia benar-benar menyakitkan.
“Percaya kepadaku, aku akan menjadi orang pertama yang selalu percaya kepadamu apa pun itu. Daripada melihatmu tertekan seperti ini, bagiku itu jauh lebih menyakitkan. Aku ingin kamu benar-benar bebas. Aku ingin kamu menjadi dirimu sendiri seperti yang selama ini kamu katakan kepadaku.” Tuan Maheza masih bicara.
Dalam hatinya, Resty yang masih menatap kedua mata Tuan Maheza, menyimak setiap ucapan pria itu dengan saksama, berkata, “Berarti hubungan kalian memang tidak baik-baik saja.”
Resty membiarkan Tuan Maheza memeluk Cinta. “Dia begitu mencintai Cinta. Dia tulus dan akan tetap mencintainya walau dunia menganggap wanita ini gilla. Jadi setelah ini, hal yang akan aku lakukan adalah mencari tahu alasan Tuan Maheza malah menikahi Elia,” batin Resty lagi.
“Apakah menurutmu, benar-benar Tomi yang telah membunuh istrinya?” lirih Tuan Maheza sambil mengelus punggung Cinta penuh sayang.
Resty yang mendengar itu langsung terisak nelangsa, mengangguk-angguk kemudian balas memeluk Tuan Maheza.
“Dia melakukannya bersama seorang wanita yang juga menjadi selingkuhannya. Hubungan mereka sudah sampai menghasilkan anak, sementara si wanitanya sudah bersuami dan dia bukan orang sembarangan. Mereka bekerja sama untuk misi jahat, tapi aku belum bisa menceritakan secara detail karena aku belum memiliki bukti!” isak Resty.
Tuan Maheza menyimak, mengangguk-angguk. “Aku percaya kepadamu. Aku akan membantumu membuktikan semua itu!”
Mendengar itu, hati seorang Resty langsung terenyuh. Walau sadar alasan pria yang memeluknya melakukannya untuk Cinta, ia tetap merasa bahagia. Ia kian mengeratkan dekapannya di tengah air matanya yang berlinang. Tak lupa, ia juga mengucapkan terima kasih tiada henti pada Tuan Maheza yang sampai detik ini masih ia panggil Mas.
Beberapa saat kemudian, Cinta yang sudah sampai memakai jas Tuan Maheza, terjaga di pinggir jalan menuju jurang tengah dilakukan pencarian. Di sekitar sana, mobil-mobil milik petugas yang melakukan pencarian diketuai Sekretaris Lim, berjejer di sepanjang jalan. Dan di antara tujuh mobil di sana, salah satunya merupakan Lexus putih yang digunakan Tomi untuk menabrak Resty.
Gerimis masih setia menemani petang kali ini hingga suasana puncak sekitar sana menjadi terasa makin dingin. Tuan Maheza menggunakan payung untuk mereka berlindung. Tangan kanan pria itu memegang gagang payung, sedangkan tangan kiri merangkul punggung Cinta. Di antara beberapa nyamuk yang berlomba-lomba menggigit, Tuan Maheza setia mendampingi Cinta menunggu hasil dari pencarian yang masih berlangsung.
Di dekat dasar jurang, mereka yang mengandalkan tali khusus untuk langkah demi langkah nyaris menyerah. Kedua telinga sekretaris Lim mulai panas mendengar keluh kesah lirih yang mengatakan pencarian mereka tidak masuk akal. Gerimis, licin, gelap, dingin sekaligus banyak nyamuk, tapi mereka harus membuktikan ucapan orang yang baru bangun dari koma. Orang yang juga menjadi sibuk mengoceh yang tidak jelas. Sungguh, mendengar itu Sekretaris Lim ingin mengamuk. Tak terima rasanya ada yang mengolok-olok Cinta. Apalagi jika ia ingat kesedihan seorang Cinta yang sangat berharap bisa membuktikan ucapan sekaligus keyakinannya. Masalahnya Sekretaris Lim sendiri juga merasa apa yang Cinta katakan tidak masuk akal.
Terguncangnya tali yang mereka gunakan untuk berpegangan menelusuri jurang, membuat Sekretaris Lim maupun semuanya tercengang. Di bawah sana, Tomi yang mengawali langkah mendadak mempercepat langkah bahkan memisahkan diri.
“Ada motor matic putih!” ramai mereka dan Sekretaris Lim langsung menyikapi dengan serius.
“Itu beneran motor Resty yang di CCTV!” batin Sekretaris Lim yakin. Ia nekat tak berpegangan pada tali mereka berlindung. Tatapannya langsung bringas mengikuti gerak Tomi yang menjadi sangat lincah memisahkan diri dari rombongan.
Segera Sekretaris Lim berlari sambil terus berpegangan pada pepohonan atau akar di sekitar yang juga beberapa kali nyaris membuatnya terjatuh. Di bawah sana dan hanya terpaut sekitar enam meter, Tomi tengah sibuk menggeledah tas selempang yang menghiasi pundak sesosok yang terbujur kaku. Sekretaris Lim yakin itu jenazah Resty. Pakaian termasuk celana kulot yang sebagiannya tersangkut di plat mobil lexus bagian depan, sangat mirip!
Ketika Sekretaris Lim yang memakai jas hujan layaknya petugas pencarian lainnya, menyorot sosok terbujur kaku itu menggunakan senter di tangan kanan, benar ... wajah itu sungguh wajah Resty! Yang membuat Sekretaris Lim tak habis pikir, bukannya menangisi apalagi mengamankan tubuh sang istri, Tomi malah sibuk menggeledah tas Selempang Resty kemudian ia pergoki mengambil ponsel dari sana.
Tomi baru saja balik badan dan siap pergi, tapi Sekretaris Lim menahannya. Pria itu menyodorkan tangan kanannya, sambil menatapnya dengan sangat bengis dan benar-benar menakutkan.
“Berikan ponsel itu!” todong Sekretaris Lim.
Tomi kebingungan, tapi ia sungguh tidak berniat memberikan ponsel Resty yang ia ketahu sempat digunakan istrinya itu untuk merekam adegannya dan Elia di kolam renang. Hanya saja, mengandalkan status dan kuasanya, pria berkacamata bening itu merampas paksa ponsel Resty darinya.
Dalam diamnya, Sekretaris Lim yang menatap bengis Tomi makin yakin, pria itu berperan penting terhadap apa yang menimpa Resty. Bahkan bisa jadi, kecurigaannya bahwa Tomi tega menabrak Resty setelah sebelumnya pria itu bersama Elia juga mengejar Resty bak buronan sejak dari vila, merupakan kebenaran yang sesungguhnya.
Di atas, seruan dari hate yang Tuan Maheza taruh di mobil bagian depan sebelah mereka terjaga, langsung membuat jantung keduanya berdebar-debar. Baik Cinta maupun Tuan Maheza refleks bertatapan, sebelum akhirnya kedua sejoli itu juga kompak menoleh ke belakang, menjadikan hate sebagai fokus perhatian.
“Pencarian selesai dilakukan. Motor dan jenazah Resty sudah ditemukan.”
Itu suara Sekretaris Lim. Mendengar itu, tubuh Cinta langsung sempoyongan dan berakhir jongkok. Tatapan Cinta langsung kosong. Sesekali, butiran bening jatuh dari kedua mata Cinta.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
𝚒𝚗𝚒 𝚋𝚎𝚛𝚊𝚛𝚝𝚒 𝚜 𝚌𝚒𝚗𝚝𝚊 𝚒𝚝𝚞 𝚜𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚖𝚎𝚗𝚒𝚗𝚐𝚐𝚊𝚕 𝚊𝚜𝚕𝚒𝚗𝚢𝚊 𝚢? 𝚍𝚊𝚗 𝚍𝚖𝚊𝚜𝚞𝚔𝚒 𝚊𝚛𝚠𝚊𝚑 𝚁𝚎𝚜𝚝𝚒..𝚋𝚝𝚠 𝚊𝚛𝚠𝚊𝚑 𝚎 𝚛𝚎𝚜𝚝𝚒 𝚖𝚊𝚜𝚒𝚑 𝚍 𝚙𝚎𝚛𝚍𝚎𝚋𝚊𝚝𝚔𝚊𝚗 𝚊𝚔𝚊𝚗𝚔𝚊𝚑 𝚊𝚔𝚑𝚛𝚎 𝚔𝚎𝚖𝚋𝚊𝚕𝚒 𝚔𝚎 𝚓𝚊𝚜𝚊𝚍 𝚊𝚜𝚕𝚒𝚗𝚢𝚊 𝚍𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚒𝚗𝚐𝚐𝚊𝚕🤔
2023-12-05
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝙏𝙤𝙢𝙞 𝙩𝙚𝙜𝙖 𝙠𝙖𝙢𝙪 😡😡😡
2023-06-07
1
Mbah Edhok
Akhir pencarian ...
2023-05-24
0