15 : Cahaya Ketulusan dan Cinta

“Ibaratnya, ... ini wasiat terakhir Resty. Dia bertaruh nyawa hanya untuk mendapatkan bukti lanjutan. Namun kita sama-sama tahu, ponsel Resty malah entah di mana?” ucap Kalandra serius. Alasan yang membuat arwah Resty berlinang air mata.

Kalandra baru saja menunjukkan video selaku bukti obrolan WA antara Elia dan Tomi yang sengaja Resty rekam kemudian dikirimkan kepada Arum. Arwah Resty sampai gemetaran menatap suami dari sahabatnya, penuh rasa terima kasih.

“Kalian benar-benar orang baik. Aku beneran enggak menyangka, demi aku kalian berjuang sejauh ini. Kalian dari kampung, kalian sampai berani ngobrol dengan Tuan Maheza dan enggak sembarang orang berani melakukannya. Kalian, ... kalian bahkan sudah langsung laporin Tomi ke polisi!” Arwah Resty terisak-isak. Ia menggunakan kedua tangannya untuk membekap mulut. Kemudian tatapannya tertuju kepada Arum. Wanita yang dulu ia selamatkan dan nyaris menjadi korban rudapaksaa sekaligus perdagangan manusiaa, kini terlihat sangat lemas.

Arum terlihat sangat tidak bersemangat bahkan terpukul. Arwah Resty yakin, alasan Arum begitu karena kematiannya yang tragis, ditambah ia yang sampai mengiriminya pesan wasiat.

Tuan Maheza yang terlihat langsung terpukul, wajahnya pun sampai pucat, berdalih akan mengusut semuanya secepatnya. Pria itu akan memberi hukuman kepada Elia dengan caranya. Sementara untuk kedua anak Resty, Tuan Maheza berdalih telah mengadopsinya dan tinggal diurus peresmiannya saja.

“Terima kasih banyak untuk tanggapan positifnya, Tuan Maheza! Saya pastikan, saya akan mengawal kasus ini hingga final!” ucap Kalandra tegas sambil menyodorkan tangan kanannya untuk bersalaman dengan Tuan Maheza.

Tuan Maheza menatap sekaligus tersenyum samar kepada Kalandra. “Ada, wanita sebaik Resty yang rela bertaruh nyawa hanya untuk mengungkap kebenaran sekaligus kepentingan orang lain. Aku benar-benar berhutang budi kepadanya. Dia kehilangan nyawanya karena berjuang mendapatkan bukti akurat untukku,” batin Tuan Maheza tak hanya merasa sangat berhutang budi. Karena ia juga merasa sangat prihatin pada nasib Resty. “Tenanglah kamu di Surga sana, Res. Terima kasih banyak karena telah menjadi wanita kuat. Terima kasih banyak karena telah menjadi wanita pemberani. Sementara untuk kedua anakmu, aku janji akan merawat mereka. Aku pastikan mereka tak akan pernah kekurangan apa pun!” batinnya lagi.

Detik itu juga tubuh Resty mendadak berkilau. Ada cahaya yang menyelimutinya dan kenyataan tersebut membuat arwah itu kebingungan.

“Guardian Angel, ... Guardian Angel, ... ini apa maksudnya? Aku ... aku yakin kali ini aku tidak membuat kesalahan. Aku mohon, cepat kemari. Dari tadi aku bersikap baik, sumpah! Aku masih mau menjalani misi dua puluh satu hariku! Guardian Angel ayo cepatlah,” panik, Arwah Resty tersedu-sedu meratapi tubuhnya.

Tubuh arwah Resty tak lantas hilang. Tubuh itu hanya terus-menerus bercahaya.

Beberapa saat kemudian, Guardian Angel datang. Bersamaan dengan itu, Sekretaris Lim yang dari awal ada di belakang arwah Resty dan itu depan pintu IGD, Tuan Maheza tugasi untuk mengantar Kalandra dan Arum. Dari obrolan yang Resty simak, Arum dan Kalandra baru akan kembali setelah jenazah Resty selesai diautopsi. Keduanya akan pulang bersama pemulangan jenazah Resty.

“Sumpah aku enggak jadi arwah jahat. Dari tadi aku hanya di sini!” Arwah Resty masih sibuk meyakinkan tak lama setelah Tuan Maheza masuk IGD lagi.

Guardian Angel yang mengamati dengan sangat elegan berangsur bersedekap. “Ini bukan bertanda fatal. Ini bertanda baik. Antara cinta dan ketulusan, kamu baru saja mendapatkannya. Bisa jadi ini dari Tomi, dia menyesal dan tengah mengingat manisnya hubungan kalian. Selamat, hukuman kamu diringankan. Tinggal tunggu saja, mungkin besok kamu sudah bisa kembali jadi Cinta.” Ia mengulurkan tangan kanannya dan bermaksud menyalami arwah Resty.

Arwah Resty yang kegirangan sampai mencium punggung tangan Guardian Angel dengan takzim. “Aku ... boleh aku minta bantuan? Kasih bocoran dikit saja. Beneran dikit, aku kehilangan hapeku padahal di hapeku ada video Elia dan Tomi pas di vila sebelum aku terbunuh.” Ia benar-benar memohon di tengah tubuhnya yang masih berkilau.

Guardian Angel menghela napas pelan dan baru membuka bibir tipis bergincu merah cerahnya, tapi di hadapannya, arwah Resty mendadak tertarik kekuatan dahsyat. Kekuatan dahsyat tersebut membuat arwah Resty menembus pintu IGD Cinta dirawat.

“Resty!” panik Guardian Angel langsung melesat menyusul dan menembus pintu IGD juga.

“Guardian Angel tolong aku, ini apa?!” ucap arwah Resty yang seketika terbanting menempati tubuh Cinta. Kekuatan dahsyat itu membawanya kembali menempati tubuh Cinta lebih cepat dari yang Guardian Angel kira.

Detik berikutnya, Cinta spontan membuka mata dan itu karena arwah Resty yang sudah kembali menempati tubuh milik wanita cantik itu. Yang membuat arwah Resty dalam tubuh Cinta langsung tak berkutik, tak lain karena ia tersadar di tengah kenyataan bibir Cinta yang terkunci oleh bibir Tuan Maheza.

Bukan hanya arwah Resty yang tak berkutik. Karena Guardian Angel yang menyaksikannya malah sampai kebas. Malaikat cantik itu melirik dadanya. “Kenapa di dalam sana ada yang terasa sangat sakit?”

“H-hape ... hape Resty mana?” Arwah Resty mulai beraksi sambil melepaskan bibir bahkan tubuh Cinta dari Tuan Maheza. “Kalau tiap saat senam jantung gara-gara perhatian Tuan Maheza, aku malah jadi takut si Cinta mengidap kelainan jantung,” batin Arwah Resty.

“Tetap di sini. Tetap berbaring dan tunggu dokter!” tegas Tuan Maheza.

“Aku baik-baik saja. Aku sehat, lihat, aku bisa duduk dengan benar. Pokoknya aku sehat. Aku harus segera menemukan hape Resty.” Arwah Resty langsung berusaha membuat tubuh Cinta turun dari ranjang rawat. “Ingat, Res, hiduplah menjadi Cinta dan lakukan semua pembalasanmu melalui Cinta!” batin Resty meyakinkan dirinya sendiri. Ia yang sudah duduk, tak bisa menerobos Tuan Maheza yang sampai mengungkung tubuhnya.

“Besok saja karena ini sudah malam!” tegas Tuan Maheza tetap tidak mengizinkan.

“Masalahnya, aku enggak punya banyak waktu, Mas!” yakin arwah Resty.

Setelah terdiam serius, Tuan Maheza berkata, “Aku akan menemukannya untukmu!”

Mendengar itu, arwah Resty langsung berhenti membuat tubuh Cinta memberontak. Kedua mata mereka bertemu dengan kedua mata Tuan Maheza yang menatapnya dengan gugup. Arwah Resty sampai bingung, kenapa Tuan Maheza sampai gugup menatap kedua mata istrinya sendiri.

“Tapi kok aku jadi mikir, alasanku kembali menempati tubuh Cinta bukan karena Tomi, tapi malah karena bibir Tuan Maheza? Ini aneh, sih,” pikir arwah Resty yang kemudian akan menanyakannya kepada Guardian Angel. Tadi arwah Resty melihat malaikat cantik itu ada di depan pintu ruang IGD dan mereka sudah ada di ruangan yang sama. Namun, ternyata malaikat cantik itu tidak ada di sana padahal arwah Resty yakin, Guardian Angel sampai berusaha menolongnya.

“Aku mencintaimu!” ucap Tuan Maheza lirih dan terdengar tulus.

Jantung Cinta langsung deg-degan tapi Resty bisa merasakan dirinya juga mendadak tegang. Setelah memberanikan diri untuk menatap Tuan Maheza lagi, Resty malah langsung bengong. Di hadapannya, gawai pintar yang ia cari ada di tangan kanan Tuan Maheza dan sungguh ada di depan matanya.

Di tempat berbeda, di salah satu balkon rumah sakit Cinta dan Tuan Maheza berada, Guardian Angel tengah merenung serius. Di tengah semilir angin yang berembus kencang mengiringi gerimis, malaikat cantik itu merasa sesak luar biasa. Tangan kanannya sengaja menahan dada guna meredamnya. Perlahan tapi pasti, tangan tersebut juga menjadi mencengkeram bagian di sana saking sakitnya. Rasa sakit yang akan terus bertambah di setiap ia teringat adegan bibir Tuan Maheza mengunci bibir Cinta atau pun arwah Resty. Masalahnya, ia tak bisa untuk tidak mengingat itu.

“Sebenarnya aku kenapa?” Terengah-engah, Guardian Angel menengadah dan perlahan jongkok tanpa perubahan berarti, selain ia yang tetap tidak menemukan jawab dari pertanyaannya atas keadaannya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***