“Aku, istri yang dikhianati. Namun kenapa aku juga sampai terbunuh padahal niatku hanya ingin membongkar kejahatan mereka? Niatku benar-benar mulia, ... aku bahkan tidak berniat mengemis kepada mas Tomi untuk memilihku atau setidaknya, meminta dia memberiku kesempatan demi anak-anak kami. Sungguh, sama sekali tidak karena kini prioritasku benar-benar anak.”
“Aku sungguh ikhlas membuang laki-laki tak setia seperti mas Tomi ke tempat sampahh sekelas Elia. Yang ingin aku lakukan malah membuat kedua manusia jelmaan demit itu mendapatkan balasan setimpal untuk kejahatannya.”
Angin berembus kencang menorehkan rasa dingin, mengiringi sekelompok buruk gagak hitam yang berterbangan di sekitar sana. Arwah Resty menangis, menatap pedih raganya yang sudah berlumur darah. Sampai detik ini, darah segar masih mengalir dari kepala bagian belakangnya. Namun jika melihat wajah, wajah Resty tampak sangat segar, bersih mirip bayi baru lahir yang sudah dibersihkan untuk pertama kalinya.
Arwah Resty berangsur jongkok tak jauh dari atas kepalanya. Air mata yang akhirnya jatuh dari kedua matanya, turut berakhir di wajah raganya yang tampak sangat segar, seolah raga itu belum mati. Tak lama kemudian, rintik gerimis mendadak hadir dan Resty memejamkan kedua matanya.
Diamnya arwah Resty tak hanya karena marah, tapi juga terlalu kecewa. Kenapa kebenaran malah kalah oleh kejahatan? Namun tak lama kemudian, Resty menyadari dirinya tak lagi merasakan rintik gerimis. Dan ketika ia membuka mata kemudian menengadah untuk memastikan, di sebelahnya ada pria sangat tampan berparas tenang, tengah memayunginya.
Pria berpakaian panjang serba hitam itu mengaku sebagai malaikat kematian yang akan membawa Resty ke kehidupan selanjutnya karena Resty memang sudah mati.
“Aku mohon, izinkan aku hidup sekali saja. Aku harus membongkar kejahatan suami dan selingkuhannya. Selain itu, aku juga masih punya dua balita yang hanya mengandalkanku! Kedua balitaku sungguh tidak punya siapa-siapa lagi selain aku!” isak Resty sampai menyembah-nyembah kepada si malaikat kematian.
Resty bahkan sampai bersimpuh, menciium kedua kaki yang memakai sepatu pantofel kulit sangat keren dan terlihat mahal itu.
Tak lama kemudian, gemuruh mengiringi petir yang menggelegar sekaligus saling kejar. Semua itu seolah ada di atas kepala malaikat kematian maupun Resty. Resty menengadah, membuatnya mendapati langit gelap di atas sana seolah terbelah. Seorang wanita cantik berpakaian panjang serba putih layaknya bidadari, hadir menyambutnya dengan senyuman yang begitu menawan. Senyuman yang membuat dunia mendadak diwarnai pelangi. Apa yang Resty alami benar-benar mirip mimpi.
“Kehidupan di luar nalar, apakah memang semumukau ini?” pikir Resty. Wanita cantik tadi menghampiri sekaligus mengulurkan tangan kanannya kepadanya, seolah akan memperkenalkan diri sekaligus mengajaknya berkenalan.
“Kenapa kau datang?” tanya malaikat kematian sambil menatap heran si wanita cantik berpenampilan serba putih di sebelahnya.
Tanpa menjawab pertanyaan malaikat kematian, si wanita berkata, “Hai, Resty! Aku Guardian Angel yang akan memberimu misi untuk kembali hidup! Kebaikanmu selama ini, baik di kehidupan yang baru kamu tinggalkan maupun kehidupan di masa lampau, membuatmu mendapatkan kesempatan kembali hidup untuk menuntaskan misi yang belum kamu selesaikan! Kamu benar-benar salah satu arwah terberuntung yang pernah aku temui!”
Terkejut, tentu saja. Tapi Resty benar-benar bahagia. Arwah dari wanita yang baru meninggal itu sampai mendekap erat kedua kaki si Guardian Angelnya.
Malaikat maut yang mendengar itu segera memetikkan jemari tangan kanannya, dalam sekejap, kitab hitam hadir di genggaman tangan kanannya. Ia membuka kitab hitam itu dan melihat data lengkap Resty yang malah kosong. Hanya foto dan biodata saja tanpa ada catatan hidup wanita berkulit kuning langsat tersebut. Padahal normalnya, harusnya ada catatan semacam riwayat hidup Resty.
Malaikat maut kebingungan dan menanyakannya kepada Guardian Angel. “Kenapa arwah ini tidak memiliki riwayat hidup?” tanya malaikat rupawan itu kepada Guardian Angel. Ia sampai menyodorkan kitab tebal berwarna hitamnya kepada sang Guardian Angel.
Guardian Angel tersenyum geli. “Apanya yang enggak ada? Jelas-jelas sepanjang itu riwayat hidupnya.” Ia sungguh melihat banyak catatan di buku tersebut mengenai perjalanan hidup Resty, tapi malaikat maut sampai bersumpah tetap tidak bisa melihatnya. Sumpah yang malah membuat guntur menggelegar-gelegar di atas kepala mereka.
“Sudah, sudah sana pergi, aku harus segera menjelaskan misi yang harus Resty jalani karena raga yang akan dia tempati benar-benar akan mati!” usir Guardian Angel.
Walau masih kebingungan, si malaikat kematian itu memilih undur. Namun ketika tatapannya bertemu dengan tatapan Resty, mata teduh itu sukses membuatnya terjatuh di bebatuan sana yang memang dihiasi sungai kecil berair cetek.
“Ya ampun Anda!” keluh Guardian Angel yang kemudian menghela napas dalam.
Resty yang menjadi kebingungan hendak menolong malaikat maut, tapi pria itu mendadak menghilang bersama asap hitam yang turut menguap, layaknya kekuatan sihir di drama Korea yang pernah Resty tonton.
Selanjutnya, fokus Resty langsung tertuju kepada sang Guardian Angel. “Maaf, kenapa tadi, kamu mengatakan, raga yang akan aku tempati akan segera mati? Memangnya, aku tidak akan hidup di ragaku lagi? Atau memang, aku akan hidup di kehidupan orang lain?”
Guardian Angel langsung tersenyum sambil mengangguk. Ia menjelaskan panjang lebar mengenai misi yang ia tawarkan kepada Resty. Ia melakukannya dengan cepat sekaligus jelas. Hingga beberapa saat kemudian, arwah Resty yang sudah menjabat tangan kanan Guardian Angel sebagai bagian dari kesepakatan, perlahan hilang.
“Semangat, Resty! Kamu pasti bisa! Jangan lupa, kebenaran akan selalu menang! Kalaupun proses memperjuangkannya butuh perjuangan bahkan menyakitkan, itu karena harga sebuah kebenaran memang sangat mahal!” ucap Guardian Angel yang tersenyum hangat melepas menghilangnya arwah Resty. Kehangatan yang tak kalah hangat dari sinar matahari berteman pelangi, siang ini.
Setelah arwah Resty benar-benar pergi, fokus perhatian Guardian Angel menjadi tercuri pada raga Resty. Ia berangsur jongkok, menatap penuh terka wajah Resty.
“Kenapa malaikat maut tidak bisa membaca riwayat hidupmu? Apakah kalian memiliki masa lalu khusus?” pikirnya.
Di tempat berbeda, di ruangan yang benar-benar mewah, mesin EKG berdengung memekak dan terdengar sangat menyakitkan. Garis yang harusnya bergerak naik turun itu telah sepenuhnya lurus, menegaskan siapa pun yang terhubung dengan alat tersebut sudah tak memiliki aktivitas kehidupan lagi.
Adalah wanita cantik berambut panjang yang memiliki kulit seputih sekaligus selembut susu. Di sebelahnya, seorang pria gagah yang tak lain Tuan Maheza terdiam membeku. Satu, dua, bahkan lama-lama tak terkendali, butiran bening silih berganti berjatuhan.
Kebersamaan di kamar mewah yang sengaja dirancang menjadi ruang rawat pribadi di sana menjadi diselimuti duka. Para pelayan yang terjaga di sebelah sang Tuan, berangsur menunduk dalam. Satu persatu dari mereka yang jumlahnya ada tiga orang, menitikkan air mata. Namun lain dari mereka, dua orang dokter dan juga tiga orang suster yang menangani Cinta selaku istri pertama Tuan Maheza, malah kompak berkode mata. Kelimanya saling lirik kemudian berbagi senyuman. Senyum kemenangan yang membuat tampang mereka menjadi tampak keji.
Akan tetapi, dalam sekejap keadaan menjadi berubah. Ketika pada akhirnya, mesin EKG di sana malah menghasilkan bunyi bib bib bib, mengiringi garis naik turun yang kembali merekam aktivitas jantung. Semuanya dibuat tercengang, apalagi ketika akhirnya mata bulat Cinta perlahan terbuka.
Pelayan Tuan Maheza bersuka cita. Tak kalah bahagia dari Tuan Maheza yang detik itu juga mengungkung tubuh istri pertamanya. Air matanya jatuh membasahi wajah cantik wanita itu.
Terbangun di tubuh asing, tapi pandangannya langsung dipenuhi wajah Tuan Maheza sebagai sosok pertama yang ia lihat, Resty benar-benar tercengang.
“S-sayang!” ucap Tuan Maheza masih berlinang air mata.
“Hah? S-sayang? Sebenarnya, aku bangun di tubuh siapa?” batin Arwah Resty. Karena saat di perjanjian tadi, ia tidak diberi tahu tubuh siapa yang akan ia tempati.
Ketika arwah Resty menoleh ke samping, di sana ada dinding berupa hamparan cermin. Betapa terkejutnya arwah Resty karena terbangun di tubuh istri pertama bos suaminya yang sangat cantik. Tubuh wanita yang ia ketahu sangat dicintai oleh Tuan Maheza. Sebab alasan Tuan Maheza terpaksa menikahi Elia pun karena surat wasiat dari Cinta sebelum wanita itu ditemukan kecelakaan. Yang mana, Cinta dan Elia ini bersahabat sejak keduanya duduk di bangku SMA.
Resty ingin segera bangun, tapi tubuh Cinta seolah tidak memiliki tenaga. Rasanya mirip kebas, seolah ada kelainan dalam tubuh tempatnya terbangun itu.
Dari belakang, tim dokter mendekat dan berusaha melakukan penanganan. Namun Tuan Maheza yang sudah sampai mendekap erat tubuh Cinta, membuat mereka tak mungkin melakukannya. Tuan Maheza tetap tidak mau mengakhiri dekapannya. Membuat pelayan di sana menuntun tim dokter untuk keluar membiarkan sang Tuan hanya berdua dengan istri tercinta.
Kesal, itulah ekspresi dari kelima tim dokter di sana. Khususnya pria baya bermata sipit dan berkacamata bening yang dipanggil dengan sebutan dokter Gunawan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Sukliang
surat wasiat palsu
2024-05-01
0
Samsia Chia Bahir
Palingn surat wasiatx cumn rekayasax si elia 😫😫😫
2024-04-16
0
HaruBy
huuuuu huuuu menyalahi Sumpah Dokter nya tuh, jangan2 Dokter Gadungan
2024-01-07
1