“Malam ini, aku akan tidur bersama mereka.” Resty sengaja izin karena biar bagaimanapun, Tuan Maheza merupakan suami Cinta.
Tuan Maheza langsung tersenyum semringah sambil mengangguk. Tanggapan yang tentu saja langsung membuat Resty lega. Meski pernyataan pria itu yang berdalih akan turut tidur di sana, langsung membuat Resty deg-degan. Karena meski Cinta istri Tuan Maheza, yang mengendalikan tubuh wanita itu Resty. Namun di lain sisi, Resty juga tidak mau merusak hubungan Tuan Maheza dan Cinta.
“Iya. Ibaratnya aku numpang, jangan sampai jadi parasit. Sebisa mungkin aku wajib tetap menjaga keromantisan hubungan ibu Cinta sama Tuan Maheza,” batin Resty yang juga pasrah-pasrah saja ketika Tuan Maheza memeluk Cinta yang otomatis ia juga yang merasakannya.
Tanpa diduga, asap hitam muncul mengiringi kedatangan malaikat maut yang detik itu juga langsung kebingungan. “Ini ngapain aku ke sini lagi? Kenapa aku jadi enggak fokus dan malah mikirin si Resty terus, sih?” batinnya yang kemudian menjadi terlihat tak kalah melow dari Sekretaris Lim, hanya karena melihat Resty dipeluk penuh cinta oleh Tuan Maheza. Karenanya, ia yang sampai menelan ludahnya kemudian mengelak napas, tak semata buru-buru menepis kebersamaan tersebut. Sebab ia juga memilih buru-buru pergi dari sana, meninggalkan asap hitam yang juga perlahan menghilang.
Tak beda dengan malaikat maut, Sekretaris Lim juga memilih pergi dari sana dengan mimik wajah tidak bahagia. “Kenapa Cinta jadi begitu?” batinnya tak kuasa menerima kenyataan interaksi malu-malu sekaligus menggemaskan Cinta dan Tuan Maheza, beberapa saat lalu.
“Dia sudah tidur, berikan kepadaku biar aku yang menidurkannya,” lirih Tuan Maheza.
Mendengar itu, Resty berangsur memastikan wajah sang putra. Senyum cerah langsung menghiasi wajahnya seiring ia yang mengabsen wajah itu dengan senyum penuh sayang.
Kenyataan sang istri yang menjadi begitu peduli kepada anak-anak Tomi, mulai menjadi pertanyaan tersendiri untuk Tuan Maheza. Apalagi sepanjang kebersamaan, Cinta juga tak hentinya meratapi kedua bocah itu.
Walau ragu, Tuan Maheza yang tidur di sebelah Resty, tetap menggunakan tangan kanannya untuk mengungkung tubuh sang istri yang memunggunginya dan masih sibuk meratapi kedua bocah di sebelahnya.
Resty langsung kebingungan sekaligus tak karuan. Ia benar-benar baru menyadari, kini ia tak hanya bersama kedua anaknya karena di sana juga ada pria asing yang berstatus sebagai suami dari tubuh wanita yang ia tempati. Parahnya, kini pria itu sudah mengungkungnya, memenjarakannya dan mereka nyaris tak berjarak.
“Kok kalau aku pikir-pikir, Tuan Maheza secanggang ini ke istri sendiri? Andai beliau merasa canggung, harusnya enggak karena setahuku, beliau sama ibu Cinta sudah menikah lama, beliau pun sangat mencintai ibu Cinta. Atau jangan-jangan ada masalah lain, semacam Elia? Bentar, ngomong-ngomong Elia, kalau memang beliau sangat mencintai ibu Cinta, kenapa harus ada Elia?” batin Resty.
“Kamu beneran mau mereka?” tanya Tuan Maheza lirih sekaligus sungguh-sungguh.
Resty berangsur mengangguk-angguk.
“Mau adopsi secara sah? Tentu tanpa memutus hubungan mereka dengan orang tua kandung mereka,” lanjut Tuan Maheza.
“M-mas beneran izinin?” lirih Resty tak percaya. Ia sampai menahan napas menunggu tanggapan Tuan Maheza yang langsung mengangguk. “Nih orang beneran baik banget!” batinnya.
“Kalau kamu memang mau, ya ayo. Besok juga aku minta Sekretaris Lim buat urus,” ucap Tuan Maheza.
Kegirangan, Resty refleks memeluk erat Tuan Maheza. Pria itu langsung membatu dan tampak sangat syok.
“Ya Tuhan, ... begini rasanya dipeluk dia, bahkan di tempat tidur,” batin Tuan Maheza. Kedua matanya tak hanya berkaca-kaca. Karena butiran bening juga perlahan mengalir dari kedua ujung matanya.
Menghela napas pelan sekaligus dalam, Tuan Maheza memberanikan diri memeluk Cinta juga. Bibirnya menempel di ubun-ubun sang istri. Detik itu juga Resty tak lagi kegirangan. Wanita itu menjadi serius bahkan tegang.
“Kangen banget, ya?” lirih Resty, hati-hati.
Mendengar itu, Tuan Maheza tak hanya mengangguk-angguk, tetapi juga terisak pilu.
“Ya ampun, ini aku harus gimana?” batin Resty benar-benar panik. Kini di hadapannya, Tuan Maheza sudah menatapnya sambil berlinang air mata. Sebagian air mata pria itu berjatuhan membasahi wajah cinta. “Tuhan tolong, aku tahu apa yang akan terjadi setelah ini. Pria ini suami dari tubuh wanita yang aku tempati. Aneh dan bisa jadi masalah kalau aku sampai menolak,” batin Resty benar-benar kacau. Bagaimana tidak, bibir berisi Tuan Maheza sudah menempel di bibirnya, dan lidahnya mencoba menerobos masuk ke dalam mulutnya. Bersamaan dengan itu, kedua tangan Tuan Maheza juga tidak tinggal diam. Dan Resty sudah sangat paham apa yang akan terjadi sebentar lagi, sementara ia tak mungkin menolak apalagi minggat.
Di luar, Sekretaris Lim malah terusik dengan apa yang sedang Elia maupun Tomi lakukan. Sekretaris Lim yakin, Tomi ada di sana apalagi kini, kedua anak pria itu malah dijaga Cinta. Jujur, tak hanya hubungan keduanya yang membuatnya curiga, melainkan keberadaan istri Tomi sendiri. Masalahnya, Sekretaris Lim masih harus merahasiakan keadaan tim dokter yang menangani Cinta dan memang bentukan Elia, dari pembentuknya. Jadi, Elia belum tahu mengenai keadaan dokter Gunawan maupun anggota lainnya yang sampai sekarang masih disekap.
Tak mau gegabah, Sekretaris Lim lebih memilih memastikan keberadaan Tomi di pos satpam. Beruntung pria itu ia temukan sudah tidur pulas di sana. Walau ketika ia akan meninggalkannya, Tomi mendadak terbangun mirip orang kesetanan, ketakutan luar biasa. Seorang satpam yang sedang menatap monitor CCTV, juga tak kalah kaget dari Sekretaris Lim.
“Resty ... ampun, Res ...,” lirih Tomi tanpa sadar telah menjadi pusat perhatian Sekretaris Lim dan juga sang satpam.
Di ingatannya Tomi ingat, ia baru saja memimpikan Resty. Dalam mimpi, wanita itu mencekiknyaa dengan kejji. Selain itu, yang membuat mimpi Tomi makan mengerikan lantaran di dalam mimpi, kedua mata Resty sampai mengobarkan api. Wanita itu terlihat sangat marah kepadanya.
”Memangnya istri kamu kenapa?”
Pertanyaan tersebut dan itu dari Sekretaris Lim, malah membuat Tomi refleks histeris. Kenyataan tersebut terjadi lantaran Tomi mengenali suara Sekretaris Lim, dan pria itu baru menyadarinya adik sekaligus kaki tangan Tuan Maheza ada di sana.
“Si Tomi makin mencurigakan saja. Hari ini juga aku harus dapat salinan CCTV. Ah, besok aku akan langsung ke sana!” batin Sekretaris Lim tak mau ambil pusing. Namun ketika keesokan paginya ia sampai di vila, di pos keamanan, ia sampai memergoki Resty sempat datang ke vila.
“Itu si Resty istrinya Tomi,” batin Sekretaris Lim makin bersemangat mengawasi CCTV melalui monitor yang ada di dapur. Adegan Resty yang akhirnya buru-buru keluar dari vila langsung membuat Sekretaris Lim heran. Di rekaman juga tampak Tomi mengejar sambil memakai pakaian.
“Yang benar saja, ini Tomi sama sekali enggak pakai baju cuma ****** ***** gitu? Itu maksudnya, yang dikejar berarti istrinya sendiri? Katanya maling apa pencuri yang mengintai Elia? Gimana sih?”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Samsia Chia Bahir
Yg cerdas donk sekretaris liem 😆😆😆
2024-04-16
0
Endang Supriati
lim, begitu bodoh banget kaya anak TK yg engga ngerti apa2
2024-02-14
0
HaruBy
wuih Mahesa gak nahan dulu tuh istri baru bangun dari koma selama 2 tahun dah main disergap ajah🤪😁😁😁
2024-01-07
0