Walau merasa hancur, Resty juga makin penasaran. Resty ingin tahu lebih jauh mengenai hubungan sang suami dengan istri muda bosnya. Karenanya, Resty sengaja melihat pesan-pesan WA sebelumnya dan memang belum ada yang Tomi hapus. Parah! Ternyata Tomi dan Elia sudah berselingkuh sebelum Resty hamil anak kedua!
Semacam pesan tak pantas pun sudah terbiasa menjadi bagian dari obrolan keduanya. Malahan, Elia yang selalu mengirimi video hubungan intim untuk keduanya coba demi memuaskan fantasi Elia!
Dari semua obrolan, baik pesan tulis, video, maupun pesan suara, Elia terkesan begitu haus sentuhan. Fatlnya, Elia dan Tomi sengaja memanfaatkan Martin selaku hasil dari hubungan keduanya, sebagai tambang emas untuk mengelabuhi Tuan Maheza yang memang sulit memiliki momongan.
“Tega kamu, Mas! Tega! Pokoknya aku enggak terima kamu giniin! Kalian harus menerima balasan setimpal! Aku pastikan, Tuan Maheza akan tahu semua ini!” batin Resty yang sudah berlinang air mata. Hatinya remuk redam. Namun demi kedua anaknya, Resty berusaha tegar.
Selain bukti di aplikasi WA, ternyata di ransel kecil Tomi juga ada ******, test pack, bahkan beberapa obat kuat dan bisa jadi merupakan seperangkat alat ‘tempur’ untuk memuaskan Elia. Sementara ketika Resty membuka kemeja lengan panjang warna biru tua bagian punggung suaminya, ... luar biasa, punggung tersebut penuh bekas cakar dan bisa dipastikan betapa liarnya istri muda dari Tuan Maheza.
Resty segera masuk ke kamarnya karena Cikho sampai menangis sesenggukan. Resty meluapkan kesedihannya dengan memeluk erat Cikho yang sampai ia emban karena ia juga langsung menenangkan Cinta. Sambil memangku Cinta sang putri yang baru berusia tiga bulan, Resty tetap memeluk hangat Cikho. Kebersamaan yang juga terus Resty pertahanan, seolah kebersamaan kini menjadi kebersamaan terakhir bagi mereka.
Tak lupa, Resty sengaja merekam obrolan WA Elia dan Tomi menggunakan ponselnya. Elia berniat menjadikan video rekaman tersebut sebagai salah satu bukti pamungkas kepada Tuan Maheza.
Dalam hatinya, Resty bersumpah serapah. Besok juga, Resty akan langsung datang ke vila untuk merekam aksi gila Elia dan Tomi secara langsung. Ia akan menjadikannya sebagai bukti paling akurat kepada Tuan Maheza.
“Sebelum kamu menceraikan aku dan akan dihadiahi rumah, aku dulu yang akan menceraikanmu, Mas! Aku akan melaporkanmu ke polisi dengan pasal perselingkuhan sekaligus perzinaan!”
“Pantas selama ini kamu sibuk membanding-bandingkan kami! Ternyata karena dia semurah itu, diobral semuanya karena kega-telan!”
Hati Resty hancur sehancur-hancurnya. Pengabdiannya selama enam tahun terakhir sebagai seorang istri, sia-sia. Benar-benar tak berarti. Paling menyedihkan, tentu nasib kedua anaknya. Karena meski Resty bisa tanpa Tomi, bagaimana dengan anak-anaknya yang masih sangat butuh figur seorang ayah? Bahkan, kedua anaknya yang masih balita terancam tak punya ayah lagi. Karena sudah bukan rahasia umum, kebanyakan laki-laki akan lepas tanggung jawab jika sudah bercerai dari ibu dari anak-anaknya.
***
Keesokan harinya, Resty yang tidak bisa tidur, sengaja menyiapkan semua orderan lebih awal. Semuanya benar-benar Resty siapkan, selain Resty yang bersikap biasa saja, seolah semuanya baik-baik saja. Walau ketika berhadapan dengan Tomi dan pria itu sampai mengajaknya berbicara tak berdosa, Resty susah payah menahan emosinya karena yang ingin Resty lakukan adalah menikam Tomi hidup-hidup atau malah mengulitinya.
“Bu, titip anak-anak, ya.” Resty sengaja menitipkan kedua anaknya kepada tetangga sebelah kontrakannya.
Walau yakin dirinya akan berhasil membongkar perselingkuhan Tomi dan Elia, Resty bahkan yakin dirinya akan segera kembali dan bersama kedua balitanya lagi, entah kenapa perpisahan kali ini membuat Resty merasa sangat berat. Seolah perpisahannya dengan kedua anaknya akan berlangsung sangat lama. Padahal biasanya, Resty terbiasa menitipkan kedua anaknya ketika ia harus pergi ke pasar membeli kebutuhan warung makannya. Namun kini, ... entahlah. Rasanya terlalu berat. Atau mungkin karena Resty masih terlalu baper akibat hubungan Tomi dan Elia?
“Enggak, ... enggak! Semuanya pasti akan baik-baik saja!” yakin Resty pada dirinya sendiri. Ia segera mengemudikan motor matic putihnya untuk menyusul Tomi.
Tak kurang dari satu jam, Resty sudah sampai di dekat kediaman Tuan Maheza. Dari semua rumah mewah di kawasan elite di sana, rumah Tuan Maheza sangat besar sekaligus mewah mirip sebuah istana. Tak lama berselang, Resty memergoki Tomi yang memboyong Elia dan sang bayi ke mobil Lexus warna hitam.
Tomi dan Elia hanya pergi bersama Martin, dan Elia duduk persis di tempat duduk belakang Tomi. Ketiganya kompak terlihat sangat semringah layaknya keluarga bahagia pada kebanyakan.
Jengkel, tentu saja. Namun Resty dengan sigap bak pahlawan wanita, berusaha tegar setegar-tegarnya demi merampungian misinya. Resty tak hanya berhasil mengikuti perjalanan Lexus hitam yang diikutinya. Sebab statusnya yang juga diketahu sebagai istri Tomi, membuatnya dengan leluasa diizinkan masuk oleh sepasang paruh baya selaku penjaga vila.
Sepasang paruh baya tadi sudah langsung pergi dan berdalih baru akan kembali sorenya untuk menyalakan lampu maupun beres-beres ala kadarnya. Dengan kata lain, di vila mewah tersebut hanya ada dua orang dewasa yaitu Tomi dan Elia karena Elia juga tak sampai membawa suster penjaga.
Masuk ke vila, yang langsung Resty cari adalah kolam renang. Karena seperti video yang kemarin malam Elia kirimkan ke WA Tomi, permainan yang ingin Elia lakukan menjadikan kolam sebagai tempat eksekusinya.
Di vila mewah yang juga luas di sana, suasananya benar-benar senyap. Tak ada suara lain yang Resty dengar selain suara dari deru napas dan juga detak jantungnya sendiri yang memang sudah sangat kacau. Namun setelah ia makin masuk ke dalam dan itu di dapur, di bagian out door sekat antara gedung dapur dan bangunan di seberangnya terdengar suara musik relaksasi yang mengalun lirih.
Jantung Resty langsung berhenti berdetak ketika akhirnya usaha Resty melongok dari jendela dapur, sungguh melihat adegan tak pantas sang suami dan Elia. Keduanya yang hanya memakai pakaian dalam, sudah ada di pinggir kolam. Tak mau menyia-nyiakan kesempatan, Resty segera mengeluarkan ponselnya dari dalam tas selempangnya. Ia segera merekam adegan panas layaknya film dewasa yang diperankan oleh suaminya itu, melalui kamera ponselnya dalam bentuk video.
“Sesakit ini ya Tuhan! Kedua manusia itu benar-benar sakit!” Berlinang air mata, Resty menggigit kuat-kuat bibir bawahnya karena hanya itu yang bisa ia lakukan sebelum ia menemui Tuan Maheza.
Di depan sana, Elia dan Tomi yang masih asyik dengan fantasinya, berangsur turun ke kolam renang. Elia yang terus mengumbar senyum bahagia nan manja, memilih duduk di pinggir kolam, sedangkan Tomi masuk kolam, kemudian kembali menciumi tubuh Elia lagi. Namun di kesempatan tersebut, Elia yang begitu menikmati permainan Tomi, tak sengaja menoleh ke jendela dapur dan membuatnya memergoki Resty.
“Bang-sat! Pah, itu istri kamu! Dia merekam kita! Setan!” teriak Elia langsung panik.
Lebih panik lagi Resty yang dimaksud. Buru-buru Resty kabur sambil memasukkan ponselnya ke dalam tas. Resty mengerahkan seluruh tenaganya untuk kabur. Nyawanya seolah dicabut paksa hanya karena berada di posisi sekarang. Dikejar oleh orang yang jelas berusaha merebut bukti fatal yang ada di tangannya.
Dalam hatinya Resty menyesalkan keadaannya yang tidak memiliki nomor ponsel Tuan Maheza. Kenapa ia tak sampai mengambil nomor Tuan Maheza dari ponsel Tomi, agar ia langsung bisa mengirimkan kedua bukti yang ia miliki?
“Resty! Se-tan kamu, ya! Berhenti!” teriak Tomi yang lari sambil memakai asal pakaiannya. Sambil terus berlari, ia yang sudah di teras depan vila menatap murka Resty yang malah langsung kabur menggunakan motor.
Resty tetap dengan tekadnya, membongkar perselingkuhan sekaligus kejahatan Elia dan Tomi. Karena melalui Martin yang ternyata anak Tomi, kedua manusia jelmaan demit itu berniat menguasai kekayaan Tuan Maheza.
Walau Resty sudah ngebut, Lexus hitam yang dikemudikan Tomi dan melaju sangat kencang sekaligus bar-bar, sudah ada di belakangnya. Dari sebelah Tomi, Elia juga tak hentinya berteriak, memaki sekaligus meminta Resty untuk berhenti. Apalagi di jalan yang mereka lalui terbilang sepi. Malahan entah kebetulan atau bagaimana, di jalan yang bawahnya merupakan curam menuju jurang itu hanya ada mereka. Membuat Resty dengan sangat jelas mendengar setiap makian Elia untuknya.
Sesekali, di tengah detak jantungnya yang berdegup kencang tak kalah kencang dari laju motornya, Resty memastikan keberadaan Lexus hitam di belakangnya melalui kedua kaca spion motor. “Tuhan, tolong lindungi hamba. Tolong selamatkan hamba dari kedua manusia jelmaan demit itu. Tanggung jawab hamba masih berat. Anak-anak hamba masih kecil. Mereka sedang menunggu kepulangan hamba! Mereka benar-benar hanya punya hamba jadi tolong, hamba mohon lindungi hamba!” batin Resty sengaja menambah kecepatan laju motornya.
“Tabrak!” tegas Elia dingin saking murkanya. Apalagi di depan Resty merupakan tikungan.
Bergidik, Tomi menatap tak percaya Elia. Di waktu yang sama, wanita cantik di sebelahnya langsung menatapnya dengan tatapan marah. Tentu, jika sudah begitu Elia tak menerima penolakan.
“Tabrak seperti yang pernah kita lakukan kepada Cinta!” tegas Elia dengan suara lirih tapi malah membuatnya sangat keji.
Mendengar itu, ingatan Tomi mendadak dipenuhi masa-masa indahnya bersama Resty. Mereka sudah berpacaran sejak SMA, mereka sudah melalui banyak suka dan duka. Terakhir, wajah Cikho dan Cinta turut hadir memenuhi benaknya. Hanya saja, Elia yang ada di sebelahnya sudah langsung mengambil kendali kemudi. Dalam sekejap mobil mereka melaju bak embusan angin yang sangat kencang. Dan tanpa bisa ditahan, ulah Elia mampu membuat Resty maupun motor yang wanita itu kendarai, masuk ke jurang.
Jantung Tomi seolah lepas menyaksikan semua itu. Dunia Tomi menjadi berputar lebih lambat, apalagi bisa dipastikan, Resty tidak selamat.
Tak beda dengan Tomi, dunia Resty juga seolah berputar lebih lambat. Mulutnya memang terkunci rapat, tapi dari kedua ujung matanya, butiran bening mengalir. Hatinya merintih pedih, mencemaskan kedua nasib balitanya yang tengah menunggu kepulangannya. Kemudian kedua tangannya terulur, memohon pertolongan demi kedua balitanya. Resty memohon keadilan untuk ia dan anak-anaknya.
“Tuhan, anak-anak hamba sudah menunggu,” batin Resty. Tubuhnya melayang di udara dan tak lagi duduk di atas motor. Namun dalam sekejap, tubuhnya berangsur terbanting di palung jurang paling dalam, sangat jauh dari tepi jalan sebelum ia jatuh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
HaruBy
suami laknat
2024-01-06
0
HaruBy
seorang Nyonya tapi bahasa yg keluar dr mulutnya kaya comberan 🤪😁😁😁😁
2024-01-06
0
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
salah sendiri telalu ceroboh..mengintai kok g bs main cantik
2023-12-04
1