11. Sikap yang Berbeda

Semenjak kehadiran Ghina di kantor tempat Chiko bekerja, Chiko jadi sering banyak berinteraksi dengan Ghina. Apalagi mendengar cerita Ghina membuat Chiko merasa kasihan dan iba.

Sepulang dari kantor, Chiko langsung merebahkan tubuhnya ke atas sofa dan tangannya sibuk mengotak-atik ponselnya.

( Udah makan? Jangan lupa istirahat, ya. )

Pesan dari Ghina membuat Chiko menyunggingkan senyum tipis.

( Makan belum, ini juga lagi istirahat. Makasih ya untuk pijatannya, badanku terasa ringan semua. )

( Sama-sama, lain kali kalau kamu mau bisa hubungi aku lagi buat merilekskan tubuhmu. Aku pasti siap asalkan ada bayarannya. )

( Soal harga mag gampang, yang penting pijatan kamu mampu membuat tubuhku lebih enakan. )

"Sayang, udah pulang? Kok tidak mengabari ku dulu." Azzura tidak mengetahui suaminya pulang cepat. Biasanya sebelum pulang Chiko selalu mengabarinya menggunakan pesan singkat supaya Azzura menyambutnya.

Dia yang baru selesai mandi dan rambut masih terlihat basah berjongkok hendak melepaskan sepatu suaminya. Chiko sempat kaget dan tak sengaja menggerakkan kakinya hingga Azzura terjengkang ke belakang.

"Awww," Azzura meringis. Chiko kaget.

"Azzura! Aku kira siapa, maaf. Kamu tidak apa-apa?" Chiko membantu Azzura duduk dan wanita menggelengkan kepalanya.

"Kamu ngapain berjongkok di dekat kakiku? Aku jadinya tidak sengaja menendang mu."

"Biasanya juga selalu begini, sayang. Kamunya malah anteng dengan ponselmu sampai melupakan aku di hadapan mu. Kamu juga tidak menjawab perkataan ku." Azzura menyindir Chiko yang sedari tadi terus fokus pada ponselnya hingga ia berinisiatif melepaskan sepatu Chiko tanpa memberitahukan dulu.

"Iyalah? Ah masa aku tidak menyadari keberadaan mu? Ah sudahlah, lagian kamu yang salah tidak bilang dulu. Aku mau mandi dulu, kamu siapkan pakainku, ya!" Chiko pun beranjak dari sana meninggalkan Azzura. Tapi tangan dan matanya fokus pada benda pipih yang ia lihat.

( Aku mau mandi dulu, nanti di lanjut lagi, ya. )

( Aku ikut, bolehkan? )

( Kapan-kapan )

Azzura menatap heran pada suaminya. "Apa yang membuat Chiko fokus pada ponselnya? Ada hal apa yang membuat dia terlihat mengabaikan ku dan selalu saja melirik ponselnya?" Terlihat gurat kesedihan di wajah Azzura kala suaminya tidak sehangat dulu. Ia merasa ada yang berbeda, ia merasa ada yang berubah, ia merasa ada yang kurang, dan ia merasa semuanya terasa hambar, tidak semanis dan seharmonis dulu.

*****

Kediaman Azzam.

Ghina tersenyum memperhatikan ponselnya. Dia yang juga baru sampai langsung melirik ponselnya sebelum masuk ke dalam rumah.

"Ternyata menyenangkan juga bertukar pesan dengan Chiko. Dia orangnya harmonis, perhatian, baik juga." Ghina terus tersenyum memperhatikan ponselnya tanpa menyadari kalau suaminya sudah ada di belakang dia.

"Ghina, kamu kenapa tidak langsung masuk?"

"Eh, Mas!" Ghina menoleh dan langsung mematikan ponselnya. Dia memasukan benda pipih itu kedalam tas dan tersenyum senang.

"Mas, aku di terima Kerja."

"Alhamdulillah, di perusahaan mana?" tanya Azzam senang mendengar kabar baik dari istrinya.

"Perusahaan ADIGUNA CORPORINDO." Ghina menyebutkan perusahaan tempat ia bekerja dan dia bangga bisa bekerja di perusahaan besar itu.

Deg ....

Azzam tertegun mendengar nama perusahaan yang ia kenal. "ADIGUNA CORPORINDO?" Azzam terkejut Ghina bekerja di perusahaan yang ia kenal. Dia tahu milik siapa perusahaan itu dan Azzam juga tahu kalau masuk kesana tidaklah mudah.

"Apa segitu mudahnya Ghina masuk ke perusahaan itu? Setahuku tidak mudah dan banyak syarat yang harus di penuhi. Apa Ghina masuk lewat jalur dalam? Dia kan meminta bantuan suaminya Azzura. Bisa saja Chiko memasukan Ghina tanpa menyeleksi terlebih dulu." Pikiran Azzam mulai menerka apa yang terjadi.

"Iya, itukan perusahaan terbesar di kota kita dan juga sangat berpengaruh di kota kita. Gajinya pun tidak kaleng-kaleng. Aku aja yang bekerja sebagai ob di gaji enam juta perbulan. Itu mampu membantu perekonomian kita meski tidak sepenuhnya cukup. Hebat kan aku?" rasa senang bekerja di perusahaan besar membuat Ghina membanggakan dirinya sendiri.

"Tidak seperti kamu yang hanya bisa bekerja sebagai tukang servis keliling. Gajinya tidak menentu dibandingkan ob. Hal itu membuktikan kalau pekerjaanku jauh lebih baik daripada pekerjaan kaku dulu," sambung Ghina membandingkan pekerjaan dia dan suaminya.

"Emangnya kamu tahu siapa pemilik perusahaan itu?" Azzam menunggu jawab istrinya. Dia tidak memperdulikan perbandingan yang dikatakan Ghina dan lebih penasaran tentang keingintahuan Ghina mengenai pemilik perusahaan itu.

"Menurut informasi pemiliknya seorang wanita tua. Ah, tak apalah mau dia tua ataupun tidak, yang penting bagiku adalah bekerja, bekerja, dan bekerja. Jadi, kamu sebagai suami yang hanya bisa diam di kursi roda sekarang tugasnya menjaga Azriel dan mengurus rumah biar aku yang mencari nafkah." Ghina berdiri lalu, ia mengambil tasnya dan masuk kedalam rumah.

"Ghina, kalau pulang langsung ketemu Azriel, dia rindu mamanya." Azzam mengikutinya dari belakang meski ia menahan kecewa karena sikap istrinya.

"Bisa nanti saja, Mas. Aku lelah mau istirahat dulu. Tolong buatkan aku makanan, ya. Aku capek banget." Dari dalam kamar Ghina bersuara dan memerintahkan suaminya.

"Sebentar saja," ujar Azzam menyuruh istrinya menemui sang putra yang sedang terlelap di ruangan dekat televisi.

"Aku bilang capek, Mas. Kaku ngerti tidak sih? Aku baru pulang kerja tapi kamu malah menyuruhku menemui Azriel. Lagipula anaknya juga lagi tidur, tidak perlu di temui." Suara Ghina meninggi sedikit kesal atas pemaksaan yang dilakukan suaminya.

"Aku hanya ingin kamu memperhatikan anakmu juga, Ghin. Kasihan Azriel seharian ini tidak kamu lihat."

"Kan ada kamu yang jaga. Ngapain harus aku terus?"

Blug!

Saking kesalnya, Ghina sampai membanting pintu kamar mandi. Azzam terlonjak kaget seraya istighfar dan mengusap dada.

"Astaghfirullah, Ghina."

*****

"Sayang, hari ini malam Minggu. Kita keluar yuk?" Azzura mengajak Chiko jalan-jalan di malam Minggu. Ia rindu berduaan dengan suaminya dan menghabiskan waktu bersama layaknya pasangan kekasih.

"Aku lelah sayang, mending kita tidur ya." Chiko malas keluar. Namun, tiba-tiba ada pesan masuk dan Chiko segera membuka pesannya.

( Malam Minggu keluar yuk? Aku malas di rumah, suamiku marah-marah terus dan dia berlaku kasar. ) Pesan terakhir di tambahkan emot sedih dan menangis.

( Dia kasar lagi sama kamu? )

( Iya, aku tidak mau berdebat dengannya. Kalau melawan semakin parah. )

Azzura memperhatikan Chiko. "Sayang, kamu sedang bertukar pesan dengan siapa?"

"Hah." Chiko mendongak menatap Azzura yang ada di hadapannya.

"Ini soal kerjaan. Katanya hari ini ada hal yang harus di bahas. Aku harus ketemu sama sekertaris membahas proyek penting."

"Malam ini juga?" Azzura nampak kecewa.

"Iya, kamu tidak keberatan 'kan aku tinggal sendirian di rumah?"

"Apa tidak ada waktu buat kita berdua?" Azzura mulai mengeluh.

"Aku sedang bekerja, Azzura. Mana mungkin kita menghabiskan waktu berdua di saat kerjaan ku menumpuk." Suara Chiko meninggi dan terdengar kesal.

"Kamu berubah, Chiko. Tidak bisakah meluangkan waktu buat kita berdua?"

"Stop untuk membahas ini! Aku mau bekerja dan kamu tunggu di rumah!" pekik Chiko membuat Azzura terkesiap penuh keterkejutan.

"Chiko! Sikap mu berbeda," gumam Azzura murung sambil melihat suaminya berjalan menjauh.

Terpopuler

Comments

guntur 1609

guntur 1609

mungkin azzam anak dari oemilik wanita tua

2023-07-09

0

Dwi Fayza

Dwi Fayza

jangan" Adiguna corporation itu milik klganya Azzam ya Thor ...jdi asline Azzam ank orang kaya

2023-03-06

1

lihat semua
Episodes
1 1. Keadaan yang berbeda
2 2. Bersiap-siap
3 3. Mengundang
4 4. Memesan Kue
5 5. Keseharian Azzura
6 6. Perubahan pasangan
7 7. Membantu menenangkan
8 8. Permintaan Ghina
9 9. Curhatan Ghina
10 10. Niat Ghina
11 11. Sikap yang Berbeda
12 12. Malam Minggu
13 13. Keinginan Azzura
14 14. Cibiran Tetangga
15 15. Kekecewaan Azzura
16 16. Tanda merah
17 17. Tanda merah part 2
18 18. Mengikuti
19 19. Kenyataan yang Sesungguhnya
20 20. Berbagi Kesedihan.
21 BAB 21. Pertengkaran
22 BAB 22. Pertengkaran part 2
23 BAB 23. Memilih Pergi
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27. Permintaan
28 BAB 28. Kamu mau apa?
29 BAB 29. Kesedihan Chiko
30 BAB 30. Nasihat Azzam
31 BAB 31. Penilaian orang belum tentu benar
32 BAB 32. Bingung
33 BAB 33. Bingung part 2
34 BAB 34. Keingintahuan Azzura
35 BAB 35.
36 BAB 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40. Kehamilan Ghina
41 BAB 41. Penolakan Azzura
42 BAB 42. Nasihat Umi
43 BAB 43. Pilihan Azzura
44 BAB 44. Pilihan Ghina, Azzam dilema
45 BAB 45. Sebuah Kenyataan.
46 BAB 46. Sebuah Kenyataan part 2
47 BAB 47. Masih Lindungi
48 BAB 48. Keadaan dan kondisi yang berbeda
49 BAB 49.
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55. Pernikahan Dadakan
56 BAB 56
57 Visual pilihan Author
58 BAB 57
59 BAB 58. Kekesalan Chiko
60 BAB 59. Hari Yang Indah
61 BAB 60. Sebuah Kenyataan
62 BAB 61.
63 BAB 62. Tanda merah!!
64 BAB 63. Pertengkaran
65 BAB 64.
66 BAB 65. Mengejutkan
67 BAB 66.
68 BAB 67
69 BAB 68. Selesai
70 Novel Baru
Episodes

Updated 70 Episodes

1
1. Keadaan yang berbeda
2
2. Bersiap-siap
3
3. Mengundang
4
4. Memesan Kue
5
5. Keseharian Azzura
6
6. Perubahan pasangan
7
7. Membantu menenangkan
8
8. Permintaan Ghina
9
9. Curhatan Ghina
10
10. Niat Ghina
11
11. Sikap yang Berbeda
12
12. Malam Minggu
13
13. Keinginan Azzura
14
14. Cibiran Tetangga
15
15. Kekecewaan Azzura
16
16. Tanda merah
17
17. Tanda merah part 2
18
18. Mengikuti
19
19. Kenyataan yang Sesungguhnya
20
20. Berbagi Kesedihan.
21
BAB 21. Pertengkaran
22
BAB 22. Pertengkaran part 2
23
BAB 23. Memilih Pergi
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27. Permintaan
28
BAB 28. Kamu mau apa?
29
BAB 29. Kesedihan Chiko
30
BAB 30. Nasihat Azzam
31
BAB 31. Penilaian orang belum tentu benar
32
BAB 32. Bingung
33
BAB 33. Bingung part 2
34
BAB 34. Keingintahuan Azzura
35
BAB 35.
36
BAB 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40. Kehamilan Ghina
41
BAB 41. Penolakan Azzura
42
BAB 42. Nasihat Umi
43
BAB 43. Pilihan Azzura
44
BAB 44. Pilihan Ghina, Azzam dilema
45
BAB 45. Sebuah Kenyataan.
46
BAB 46. Sebuah Kenyataan part 2
47
BAB 47. Masih Lindungi
48
BAB 48. Keadaan dan kondisi yang berbeda
49
BAB 49.
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55. Pernikahan Dadakan
56
BAB 56
57
Visual pilihan Author
58
BAB 57
59
BAB 58. Kekesalan Chiko
60
BAB 59. Hari Yang Indah
61
BAB 60. Sebuah Kenyataan
62
BAB 61.
63
BAB 62. Tanda merah!!
64
BAB 63. Pertengkaran
65
BAB 64.
66
BAB 65. Mengejutkan
67
BAB 66.
68
BAB 67
69
BAB 68. Selesai
70
Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!