4. Memesan Kue

Saat Ghina membuka pintu, dia mematung terpesona pada ketampanan pria yang sedang berada di samping seorang wanita. Ia juga tak kalah terpesona melihat wanitanya begitu cantik dan juga modis.

"Siapa, ya?" tanya Ghina dan Azzam juga penasaran siapa tamu yang datang. Namun, ia memalingkan wajahnya melihat penampilan wanita itu.

"Astaghfirullah, ya Allah. Ampuni hamba mu ini." Azzam paling anti melihat wanita berpakaian sexy. Meskipun istrinya tidak berhijab, tapi istrinya masih mengenakan pakaian yang sopan dan menutupi lekuk tubuhnya.

"Permisi, saya Azzura dan ini suami saya Chiko." Azzura mengulurkan tangannya tersenyum ramah dan disambut oleh Ghina. Namun, matanya tertuju pada balita yang ada di pangkuan Ghina. Azzura tertarik pada balita itu. "Menggemaskan sekali."

"Maaf kedatangan kami mengganggu waktunya. Kami penghuni rumah baru yang ada di sebrang sana," sambung Azzura.

"Oh, jadi mereka pemilik rumah mewah dua tingkat itu. Mereka terlihat sekali sangat serasi dan juga pakaiannya sangat bagus. Tidak seperti ku yang hanya bisa memakai pakaian ini terus." Ghina mengangguk memperhatikan silih berganti kedua orang itu.

"Lalu, apa yang bisa kami bantu?"

"Begini, rencananya kami ingin mengadakan syukuran. Kami sedang membutuhkan aneka macam kue, kalau kamu berkenan kami mau memesan kue sama kamu. Aku dapat info ini dari ibu warung yang ada di depan rumah," tutur Azzura banyak bicara dibandingkan Chiko.

Mendengar itu, Azzam bersuara. "Suruh masuk saja, Ghin. Gak baik bicara sambil berdiri." Pria itu menggerakkan roda kursinya dan masuk lagi.

Chiko dan Azzura melihat ke dalam.

"Oh, iya, mari masuk." Ghina mempersilahkan tamunya masuk.

Azzura dan Chiko pun masuk dan mereka di persilahkan duduk.

"Mas, aku titip Azriel sebentar!" Ghina hendak berdiri, tapi di cegah oleh Azzura.

"Maaf, boleh aku menggendongnya?" dia memberanikan diri untuk menggendong balita menggemaskan itu.

Ghina diam sejenak, dia ragu-ragu menyerahkan putranya.

"Aku suka anak kecil, bayinya menggemaskan sekali. Boleh ya?" ujar Azzura lagi memohon dengan harapan Ghina mau memberi dia kesempatan untuk menggendong Azriel.

Ghina mengangguk dan ia pun memberikan putranya pada Azzura. Wanita itu tersenyum senang dan dengan senang hati memangku bayinya.

"Tampan sekali, lucu lagi. Coba lihat sayang, dia sangat menggemaskan," tutur Azzura pada suaminya sambil mengusap lembut pipi bayi itu. Terlihat Azriel begitu nyaman berada di pangkuan Azzura.

Tiba-tiba Azzam membawa nampan berisi minuman dan cemilan kue. "Maaf, hanya seadanya saja." Pria itu menyimpan nampannya di atas meja.

"Tidak usah repot-repot, kami hanya sebentar. Berhubung ada suaminya, saya mau bicara sama kalian." Chiko bersuara.

Azzam melirik putranya yang terlihat anteng dan tersenyum bersama Azzura. "Aneh, bersama Ghina saja masih rewel, tapi kenapa dengan wanita itu terlihat anteng dan malah tersenyum?"

"Iya, silahkan," kata Ghina tidak sabar menunggu kabar baiknya.

"Begini, kami mau memesan aneka macam kue, tapi kami ingin kuenya besok siang di antarkan ke rumah?"

"Berapa banyak yang di butuhkannya?" tanya Ghina antusias karena dia dapat pesanan banyak. Azzam mendengarkan dan sesekali melihat putranya yang tengah anteng di pangkuan Azzura.

"Kami butuh sekitar tiga ratus kue," sahut Azzura bersuara. Itu sudah dia perhitungkan jadi Azzura memesan segitu.

"Tiga ratus?" Ghina tercengang sebab itu banyak sekali. Dia juga sedang berpikir tentang keuntungannya.

"Iya, dan ini uang DP untuk membeli bahan-bahan nya." Azzura juga mengambil uang dari dalam tasnya dan menyimpannya di atas meja. "Maaf, bukan sombong atau apa, tapi aku tahu kalau kamu pasti butuh uang untuk belanja bahan-bahannya. Nanti, sebagian lagi kami berikan ketika acaranya sudah selesai." Dengan sangat hati-hati Azzura berkata.

"Ah, tentu saja ini saya terima." Ghina dengan cepat mengambil uangnya dan tersenyum senang. "Ini banyak banget. Paling modal mah hanya butuh lima ratus ribu buat bikin tiga ratus kue."

"Ini kebanyakan," sahut Azzam mengambil lagi uang yang ada di tangan istrinya. Lalu, Azzam hanya mengambil uang tiga ratus ribu dan sisanya ia kembalikan.

"Mas!" Ghina melotot kesal suaminya malah mengacaukan segalanya. Azzam hanya melirik dan ia kembali menatap Chiko.

"Tiga ratus ribu juga cukup untuk beli bahan-bahannya. Nanti sisanya bisa kalian bayar. Itu terlalu banyak untuk harga kue yang kami jual." Soalnya Azzura memberikan uang satu juta dan Azzam tidak ingin mengambil uang sebanyak itu. Sebab ia tahu berapa modalnya dan berapa keuntungannya yang akan di terimanya.

"Eh, tidak apa-apa. Aku tahu pasti kalian juga menggunakan tenaga." Azzura kekeh dengan pendiriannya karena ia pernah merasakan capek dan ia menghargai pekerjaan mereka.

Setelah saling kekeh, akhirnya Azzura yang menang dan Ghina mengambil uangnya. Azzura dan Chiko pun berpamitan pulang.

"Ghina, itu terlalu banyak. Kamu tidak boleh begitu, sama saja kamu memakan uang riba."

"Riba gimana, Mas? Jelas-jelas Azzura memberikannya dengan ikhlas sebagai tanda bahwa apa yang kita kerjakan memang membutuhkan uang. Lagian kalau kita mengambil uang ini bisa beli beras, dan juga bisa beli susu Azriel." Ghina tersenyum memperhatikan uangnya.

"Ini lebih dari modal dan keuntungan yang kita ambil. Ini lebih tiga ratus ribu. Mending kamu berikan lagi sebagian uangnya."

"Kamu itu kenapa sih, Mas? Ini rezeki bagi kita, harusnya kamu bersyukur bukan hanya bisanya ngomel dan ceramah. Sudahlah, aku males debat sama kamu. Lebih baik aku bekerja daripada kupingku panas kena ceramah mu yang yang tidak bermutu itu." Ghina berdiri dari duduknya dan memberikan Azriel secara kasar pada Azzam. Dia melangkah ke dapur.

"Astaghfirullah, ya Allah. Berilah kesabaran dan ketabahan untuk hamba menghadapi istri hamba. Berilah hidayah untuk Ghina agar kembali ke jalan yang benar." Azzam mengeluh perubahan istrinya itu. Ia sedih melihat Ghina yang sekarang beda dari Ghina yang dulu.

*****

Kediaman Azzura.

"Kamu kenapa memberikan dia banyak uang? Bagaimana kalau harga kuenya tidak sampai segitu?" Chiko keberatan istrinya terlalu baik pada orang.

"Tidak apa-apa, sayang. Aku tahu pasti mereka sedang butuh uangnya buat modal. Aku ikhlas memberikannya. Lagian, apa yang kita berikan sebagian harta yang harus kita keluarkan, biar berkah." Azzura mengusap lengan suaminya agar tidak marah.

Chiko menghela nafas. "Kamu itu terlalu baik, aku bangga sama kamu." Chiko memeluk istrinya dan menghujani Azzura dengan kecupan mesra. Mereka saling bermesraan dan berakhir di atas rajang.

Episodes
1 1. Keadaan yang berbeda
2 2. Bersiap-siap
3 3. Mengundang
4 4. Memesan Kue
5 5. Keseharian Azzura
6 6. Perubahan pasangan
7 7. Membantu menenangkan
8 8. Permintaan Ghina
9 9. Curhatan Ghina
10 10. Niat Ghina
11 11. Sikap yang Berbeda
12 12. Malam Minggu
13 13. Keinginan Azzura
14 14. Cibiran Tetangga
15 15. Kekecewaan Azzura
16 16. Tanda merah
17 17. Tanda merah part 2
18 18. Mengikuti
19 19. Kenyataan yang Sesungguhnya
20 20. Berbagi Kesedihan.
21 BAB 21. Pertengkaran
22 BAB 22. Pertengkaran part 2
23 BAB 23. Memilih Pergi
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27. Permintaan
28 BAB 28. Kamu mau apa?
29 BAB 29. Kesedihan Chiko
30 BAB 30. Nasihat Azzam
31 BAB 31. Penilaian orang belum tentu benar
32 BAB 32. Bingung
33 BAB 33. Bingung part 2
34 BAB 34. Keingintahuan Azzura
35 BAB 35.
36 BAB 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40. Kehamilan Ghina
41 BAB 41. Penolakan Azzura
42 BAB 42. Nasihat Umi
43 BAB 43. Pilihan Azzura
44 BAB 44. Pilihan Ghina, Azzam dilema
45 BAB 45. Sebuah Kenyataan.
46 BAB 46. Sebuah Kenyataan part 2
47 BAB 47. Masih Lindungi
48 BAB 48. Keadaan dan kondisi yang berbeda
49 BAB 49.
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55. Pernikahan Dadakan
56 BAB 56
57 Visual pilihan Author
58 BAB 57
59 BAB 58. Kekesalan Chiko
60 BAB 59. Hari Yang Indah
61 BAB 60. Sebuah Kenyataan
62 BAB 61.
63 BAB 62. Tanda merah!!
64 BAB 63. Pertengkaran
65 BAB 64.
66 BAB 65. Mengejutkan
67 BAB 66.
68 BAB 67
69 BAB 68. Selesai
70 Novel Baru
Episodes

Updated 70 Episodes

1
1. Keadaan yang berbeda
2
2. Bersiap-siap
3
3. Mengundang
4
4. Memesan Kue
5
5. Keseharian Azzura
6
6. Perubahan pasangan
7
7. Membantu menenangkan
8
8. Permintaan Ghina
9
9. Curhatan Ghina
10
10. Niat Ghina
11
11. Sikap yang Berbeda
12
12. Malam Minggu
13
13. Keinginan Azzura
14
14. Cibiran Tetangga
15
15. Kekecewaan Azzura
16
16. Tanda merah
17
17. Tanda merah part 2
18
18. Mengikuti
19
19. Kenyataan yang Sesungguhnya
20
20. Berbagi Kesedihan.
21
BAB 21. Pertengkaran
22
BAB 22. Pertengkaran part 2
23
BAB 23. Memilih Pergi
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27. Permintaan
28
BAB 28. Kamu mau apa?
29
BAB 29. Kesedihan Chiko
30
BAB 30. Nasihat Azzam
31
BAB 31. Penilaian orang belum tentu benar
32
BAB 32. Bingung
33
BAB 33. Bingung part 2
34
BAB 34. Keingintahuan Azzura
35
BAB 35.
36
BAB 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40. Kehamilan Ghina
41
BAB 41. Penolakan Azzura
42
BAB 42. Nasihat Umi
43
BAB 43. Pilihan Azzura
44
BAB 44. Pilihan Ghina, Azzam dilema
45
BAB 45. Sebuah Kenyataan.
46
BAB 46. Sebuah Kenyataan part 2
47
BAB 47. Masih Lindungi
48
BAB 48. Keadaan dan kondisi yang berbeda
49
BAB 49.
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55. Pernikahan Dadakan
56
BAB 56
57
Visual pilihan Author
58
BAB 57
59
BAB 58. Kekesalan Chiko
60
BAB 59. Hari Yang Indah
61
BAB 60. Sebuah Kenyataan
62
BAB 61.
63
BAB 62. Tanda merah!!
64
BAB 63. Pertengkaran
65
BAB 64.
66
BAB 65. Mengejutkan
67
BAB 66.
68
BAB 67
69
BAB 68. Selesai
70
Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!