9. Curhatan Ghina

Keesokan harinya.

Kediaman Chiko.

"Sayang, aku pergi kerja dulu. Kamu disini baik-baik ya. Jangan nakal, jangan keluyuran tidak jelas, jangan main sembarangan dengan orang yang tidak di kenal, dan jangan mencari sesuatu buat kesenanganmu sendiri." Chiko memberikan nasihat sekaligus memperingati Azzura untuk tidak melakukan tindakan yang tidak di inginkan. Dia yang sedang berdiri di depan mobil menatap Azzura begitu lekat seakan memberikan suatu peringatan.

"Iya, aku akan selalu ingat dengan semua nasehat kamu. Aku tidak mungkin macam-macam di belakang kamu. Aku juga minta sama kamu untuk tidak macam-macam di belakangku." Kali ini Azzura yabg memberikan peringatan pada Chiko.

"Tidak akan, sayang. Hanya kamu yang selalu aku cinta sampai tua nanti. Aku pergi dulu, ya. Kalau kamu mau main di warung silahkan, tapi jangan macam-macam!" lagi-lagi Chiko memberikan peringatan serius. Dan Azzura mengangguk mengerti.

Chiko pun masuk kedalam mobil dan beranjak pergi. Azzura hendak mengejar karena lupa jika ada hal yang ingin di bicarakan.

"Chiko! Yah, udah pergi. Dia beneran melupakan hari ulang tahunku." Helaan nafas kecewa membuat Azzura merasa sesak tiba-tiba. Kini, Chiko sungguh lupa hari itu.

*****

Kediaman Azzam

"Mas, aku pergi dulu. Doakan aku biar keterima kerja." Ghina mengecup punggung tangan suaminya lalu memberikan Azriel kepada Azzam.

"Tapi bisa tidak untuk tidak mengenakan pakaian ngetat seperti itu?" Azzam memperhatikan pakaian Ghina. Rok hitam pas di badan, serta kemeja putih yang juga pas di badan. "Aku tidak suka dan aku tidak ridho kamu di tatap oleh mata pria lain."

"Ada yang salah dengan penampilan ku? Ini mah masih hal wajar, Mas. Namanya juga kerja kantoran, pasti akan banyak yang memakai pakaian seperti ini. Aku pergi dulu, malas kalau harus bertengkar dengan kamu." Ghina lebih memilih untuk berangkat daripada harus berdebat.

Azzam menghela nafas panjang. Ia pun menggerakkan kursi rodanya sambil memangku Azriel. Azzam hendak ke jalan guna mencari angin sekalian mau berjemur menikmati matahari pagi.

*****

Di perjalanan, Ghina kebingungan karena motor bututnya mogok di tengah jalan. Ia terus menerus melirik jam yang semakin maju.

"Motor sialan, kenapa tidak bisa di ajak kompromi sih? Aku harus segera melamar kerja, dan tidak boleh terlambat. Kalau begini caranya tidak mungkin sampai tepat waktu." Ghina menggerutu kesal, ia celingukan mencari ojek lewat, tapi tidak ada satupun yang lewat.

Tiba-tiba ada mobil berhenti di dekatnya. Ghina mengerutkan keningnya merasa mengenali mobil itu.

Kaca mobilnya terbuka dan memperlihatkan wajah Chiko. "Kenapa dengan motornya?" tanya Chiko.

"Ini, tiba-tiba mogok. Aku tidak tahu apa penyebabnya."

"Kau 'kan mau melamar pekerjaan, bagaimana kalau ikut saja denganku. Biar motornya nanti di bawa ke bengkel."

"Kesempatan baik ini mh."

"Boleh, Pak. Itupun kalau bapak tidak keberatan." Ghina sudah sumringah dapat merasakan mobil bagus.

"Mari, silahkan." Chiko pun mempersilahkan.

Ghina begitu tergesa menaiki mobil Chiko dan segera duduk di depan. Chiko sempat terkejut, tapi ia kembali bersikap biasa saja. Mereka pun berangkat bersama dalam satu mobil.

"Enak ya jadi kamu." Ghina mulai memecahkan keheningan.

"Enak kenapa?"

"Ya enak karena kamu bisa mendapatkan pekerjaan yang layak. Kamu juga memiliki segalanya. Tidak seperti suamiku yang hanya jadi tukang servis keliling. Tapi sekarang tidak lagi bisa bekerja semenjak kecelakaan. Aku sedih karena kami semakin kekurangan." Ghina curhat mengenai perkara rumahtangganya.

Chiko menoleh, ia menatap wajah Ghina yang memang cantik sesuai warga biasa. "Kenapa bisa kecelakaan?"

"Waktu itu mau berangkat kerja, pas di pengkolan ada truk melintas kencang dan tak sengaja menabrak suamiku. Kakinya retak dan buruh waktu untuk menyembuhkannya. Dulu kami sempat berada, tapi setelah kecelakaan semuanya mulai di jual untuk memenuhi kehidupan kita dan juga berobat. Sekarang tidak lagi berobat karena kekurangan biaya. Maka dari itu aku cari kerjaan buat membantu suamiku."

"Oh jadi guru ceritanya."

"Pak Chiko, tapi aku tidak bahagia tinggal bersama suamiku." Ghina kembali murung dan kali ini terlihat sangat menyedihkan dan hendak menangis.

"Kenapa tidak bahagia?" Chiko mulai penasaran kepada kehidupan wanita di sampingnya. Ia melihat kesedihan dan sebuah beban yang di tanggung oleh Ghina.

"Aku sering mendapatkan perlakuan tidak baik. Sering kena marah, sering di pukul, dan malah sering sekali banget jarang makan."

"Segitunya? Tega sekali suamimu itu. Tapi kamu tidak melaporkannya?"

"Aku tidak bisa, pak. Soalnya ada anak yang butuh kami berdua. Aku juga bertahan dalam pernikahan ini demi anak. Aku udah lelah hidup dalam penekanan, hiks hiks hiks." Ghina malah menangis seakan menunjukan sebuah beban begitu berat.

Chiko diam dan terenyuh mendengar cerita Ghina. "Kasihan sekali Ghina, dia harus mengalami kekerasan dalam rumah tangga. Padahal kalau di lihat-lihat Ghina cantik." Batin Chiko berkata.

"Kamu jangan menangis, aku akan usahakan supaya kamu diterima kerja buat membantu perekonomian keluarga kalian. Mungkin juga bisa membantu buat bisa cerai darinya."

"Cerai? Aku tidak mungkin bisa cerai dari mas Azzam di saat anakku masih kecil."

"Kan bisa di berikan kepada ayahnya. Kamu mah bebas bisa cari lagi pria yang jauh lebih baik dan juga bertanggungjawab. Pasti banyak kok pria yang mau sama kamu."

"Kalau aku berpisah dari mas Azzam, apa kamu mau menjadikan ku istri kedua?"

Deg!

Chiko langsung menoleh penuh keterkejutan. "Eh, kenapa harus aku?"

"Jangan di anggap serius, lagian kamu tidak mungkin suka padaku yang hanya wanita jelek dan juga beda keyakinan." Ghina mengusap air matanya dan terkekeh geli.

"Ghina ini sebenarnya terlihat cantik, bodynya juga bagus, tapi sayang sudah punya suami," ucap Chiko dalam hati.

"Tapi kalau kamu mau jadi selingkuhan ku si boleh," balas Chiko bercanda. Nun, hal itu malah di anggap serius oleh Ghina.

"Aku sih mau, tapi kamunya mau tidak?"

"Hah! Apa kamu bilang?" "Sebenarnya kalau ada seseorang di kantor yang mau menemaniku kayaknya lebih seru. Seperti pak Dion yang memiliki kekasih di kantor dan sering di suruh-suruh kala sedang lelah," batin Chiko mulai memikirkan hal lain yang akan menjerumuskan dia dalam jurang pengkhianatan cinta.

*****

Di saat Ghina curhat pada Chiko mengenai ruamhtangga yang jauh dari kenyataannya, Azzura sedang belanja sayuran dan saling bercanda dengan para ibu-ibu sekitar.

"Neng, jangan dengarkan Bu Onih, dia itu suka bercanda."

"Salah, Bu. Justru aku suka bercanda, biar tidak monoton. Oh iya, hari ini ada kegiatan apa ya di pos ronda?" Azzura memperhatikan para bapak-bapak sedang berkumpul.

"Oh itu, mereka sedang diskusi mau membersihkan rumput-rumput di RT sini. Jadi akan diadakan kerja bakti. Kami juga akan membantu, bantu memasak."

"Aku ikutan, ya. Biar ada kegiatan." Azzura ingin ikutan.

"Boleh atuh, kaki senang kalau neng Azzura ikutan," timpal Bu Nining.

"Mammaa," celoteh balita mungil menggemaskan. Azzam mengerutkan keningnya. "Mama siapa sayang?"

Azzura yang tak jauh dari sana menoleh, dan Azriel kembali bersuara.

"Mamama!"

"Siapa yang di bilang mana sama Azriel?"

Terpopuler

Comments

Liswati Angelina

Liswati Angelina

nah kan anak kecil aja tau mana yg baik dan tidak

2023-03-05

0

lihat semua
Episodes
1 1. Keadaan yang berbeda
2 2. Bersiap-siap
3 3. Mengundang
4 4. Memesan Kue
5 5. Keseharian Azzura
6 6. Perubahan pasangan
7 7. Membantu menenangkan
8 8. Permintaan Ghina
9 9. Curhatan Ghina
10 10. Niat Ghina
11 11. Sikap yang Berbeda
12 12. Malam Minggu
13 13. Keinginan Azzura
14 14. Cibiran Tetangga
15 15. Kekecewaan Azzura
16 16. Tanda merah
17 17. Tanda merah part 2
18 18. Mengikuti
19 19. Kenyataan yang Sesungguhnya
20 20. Berbagi Kesedihan.
21 BAB 21. Pertengkaran
22 BAB 22. Pertengkaran part 2
23 BAB 23. Memilih Pergi
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27. Permintaan
28 BAB 28. Kamu mau apa?
29 BAB 29. Kesedihan Chiko
30 BAB 30. Nasihat Azzam
31 BAB 31. Penilaian orang belum tentu benar
32 BAB 32. Bingung
33 BAB 33. Bingung part 2
34 BAB 34. Keingintahuan Azzura
35 BAB 35.
36 BAB 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40. Kehamilan Ghina
41 BAB 41. Penolakan Azzura
42 BAB 42. Nasihat Umi
43 BAB 43. Pilihan Azzura
44 BAB 44. Pilihan Ghina, Azzam dilema
45 BAB 45. Sebuah Kenyataan.
46 BAB 46. Sebuah Kenyataan part 2
47 BAB 47. Masih Lindungi
48 BAB 48. Keadaan dan kondisi yang berbeda
49 BAB 49.
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55. Pernikahan Dadakan
56 BAB 56
57 Visual pilihan Author
58 BAB 57
59 BAB 58. Kekesalan Chiko
60 BAB 59. Hari Yang Indah
61 BAB 60. Sebuah Kenyataan
62 BAB 61.
63 BAB 62. Tanda merah!!
64 BAB 63. Pertengkaran
65 BAB 64.
66 BAB 65. Mengejutkan
67 BAB 66.
68 BAB 67
69 BAB 68. Selesai
70 Novel Baru
Episodes

Updated 70 Episodes

1
1. Keadaan yang berbeda
2
2. Bersiap-siap
3
3. Mengundang
4
4. Memesan Kue
5
5. Keseharian Azzura
6
6. Perubahan pasangan
7
7. Membantu menenangkan
8
8. Permintaan Ghina
9
9. Curhatan Ghina
10
10. Niat Ghina
11
11. Sikap yang Berbeda
12
12. Malam Minggu
13
13. Keinginan Azzura
14
14. Cibiran Tetangga
15
15. Kekecewaan Azzura
16
16. Tanda merah
17
17. Tanda merah part 2
18
18. Mengikuti
19
19. Kenyataan yang Sesungguhnya
20
20. Berbagi Kesedihan.
21
BAB 21. Pertengkaran
22
BAB 22. Pertengkaran part 2
23
BAB 23. Memilih Pergi
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27. Permintaan
28
BAB 28. Kamu mau apa?
29
BAB 29. Kesedihan Chiko
30
BAB 30. Nasihat Azzam
31
BAB 31. Penilaian orang belum tentu benar
32
BAB 32. Bingung
33
BAB 33. Bingung part 2
34
BAB 34. Keingintahuan Azzura
35
BAB 35.
36
BAB 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40. Kehamilan Ghina
41
BAB 41. Penolakan Azzura
42
BAB 42. Nasihat Umi
43
BAB 43. Pilihan Azzura
44
BAB 44. Pilihan Ghina, Azzam dilema
45
BAB 45. Sebuah Kenyataan.
46
BAB 46. Sebuah Kenyataan part 2
47
BAB 47. Masih Lindungi
48
BAB 48. Keadaan dan kondisi yang berbeda
49
BAB 49.
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55. Pernikahan Dadakan
56
BAB 56
57
Visual pilihan Author
58
BAB 57
59
BAB 58. Kekesalan Chiko
60
BAB 59. Hari Yang Indah
61
BAB 60. Sebuah Kenyataan
62
BAB 61.
63
BAB 62. Tanda merah!!
64
BAB 63. Pertengkaran
65
BAB 64.
66
BAB 65. Mengejutkan
67
BAB 66.
68
BAB 67
69
BAB 68. Selesai
70
Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!