PAULA KAMI SAYANG KAMU

PAULA KAMI SAYANG KAMU

BAB 1

Paula merasa tidak sendiri ketika sudah berada di sekolah karena banyak teman-teman nya yang menyayanginya. Teman-teman Paula penasaran dengan kehidupan Paula karena Paula hampir setiap hari dihukum oleh guru piket karena selalu terlambat masuk sekolah.

Dugaan teman-teman beralasan, Paula saat kembali di rumah selalu mengerjakan banyak kerjaan rumah. Paula ternyata memiliki mama dan saudara tiri yang memperlakukan Paula kurang baik.

Bagaimana Paula menghadapi segala kepedihan dan perlakuan buruk mama dan saudara tirinya?

Temu kan kisah lengkapnya di novel teen dengan judul

PAULA KAMI SAYANG KAMU

"Hai kamu! Siapa nama kamu?" ucap seorang pak guru yang berusia sekitar empat puluh tahunan. Dia menatap tajam ke arah Paula karena hampir setiap hari dirinya selalu datang terlambat. Bahkan gerbang masuk sekolah sudah ditutup oleh penjaga, Paula tetap nekat memanjatnya.

"Paula Candra Kinasih, pak!" jawab Paula.

"Sekarang apa alasan yang akan kamu sampaikan pada bapak atas keterlambatan mu hari ini. Kemarin katanya kucing kamu melahirkan. Sekarang apa lagi, hem?" ucap pak guru itu dengan nada sinis.

"Maaf, pak! Saya terlambat karena kesiangan pak! Semalam ada party di rumah, pak. Begadang lalu bersih-bersih rumah," jelas Paula.

"Hem, sudah bapak duga. Kalau kamu kerjaannya hanya party saja. Dan alasan bersih-bersih itu hanya alibi kamu saja. Hem, sekarang hukuman kamu sekarang adalah mengepel semua teras di depan kelas ini dari kelas XA-XJ," perintah pak guru tersebut.

"Sekarang pak!?" tanya Paula.

"Tidak! Tahun depan!? Tentu sekarang dong! Ayo cepat lakukan semua nya dan selesai kan secepatnya supaya kamu bisa mengikuti mata pelajaran hari ini," kata pak guru itu.

"Baik, pak!" sahut Paula tanpa banyak memprotes nya.

"Kalau saja semalam tidak ada party di rumah, pasti aku akan tidur lebih awal," gumam Paula sambil melenggang ke kamar mandi untuk menyiapkan peralatan tempur nya untuk mengepel depan kelas dari kelas XA-XJ.

"Beruntung semua anak-anak sudah masuk ke kelas mengikuti pelajaran. Mereka tidak melihat ku sedang dihukum," pikir Paula.

Paula menjalankan hukuman mengepel itu dengan cepat. Walaupun ada beberapa siswa yang mengintipnya sedang menjalani hukuman ngepel di depan semua kelas sepuluh, namun Paula tetap saja cuek mengerjakan nya. Paula tidak perduli jika menjadi bahan olokan jika ada siswa yang iseng suka mengolok dirinya kalau menjalani hukuman dari guru.

"Paula selalu saja kena hukuman. Tiap hari tanpa absen untuk menerima hukuman dari guru. Siswa itu benar-benar sudah tebal mukanya saat dihukum dan dilihat oleh murid-murid lainnya," kata salah satu siswa kelas sepuluh yang mengintip Paula yang menjalani hukuman mengepel lantai disepanjang depan kelas sepuluh.

"Benar! Dia sering terlambat datang ke sekolah. Sebenarnya apa sih kerjaan dia di rumah, kenapa dia selalu terlambat datang ke sekolah? Selain itu apakah rumah Paula sangat jauh dari sekolah ini sehingga selalu telat masuk nya," sahut salah satu siswa yang lain bernama Monika.

"Entahlah! Aku sendiri juga belum terlalu dekat dengan Paula. Setelah jam istirahat, aku akan menanyakan hal ini pada Paula, kenapa hari ini terlambat lagi," kata Kety.

Dari dalam kelasnya Monika dan Kety mengintip Paula yang sibuk mengepel. Di kelas nya Kety dan Monika sedang mencatat materi pelajaran. Saat ini guru yang mengajar tidak hadir dan digantikan oleh guru piket.

"Hai, semangat!?" ucap Monika saat Paula melihat Monika dan Kety mengintip nya. Paula hanya tersenyum lebar ke arah Monika dan juga Kety.

"Jangan lupa, aku nanti pinjam catatan nya," kata Paula.

"Beres! Itu masalah kecil!" sahut Kety. Namun tanpa mereka sadari guru piket yang berada di kelas mereka segera menegur Monika dan Kety.

"Kalian berdua mau ikut membantu ngepel seperti teman kamu itu?!" ucap guru piket itu.

"Eh? Em tidak bu!?" sahut Kety yang nyalinya tiba-tiba ciut saat ketahuan oleh guru piket yang berada di kelasnya.

*****

"Paula, pulang sekolah boleh gak kita main ke rumahmu?" tanya Monika. Paula masih diam belum menanggapi.

"Iya, Paula! Boleh yah? Kami hanya main saja kok, tidak nyari makan siang gratis di rumah kamu. Kami hanya ingin tahu rumah tinggal kamu saja. Boleh yah!?? please!??" desak Kety ikutan menyambung.

Benar, Monika dan juga Kety sudah sangat penasaran dengan keadaan Paula di rumahnya. Kenapa Paula selalu saja datang terlambat ke sekolah. Sebenarnya apa penyebab Paula selalu tidak disiplin dalam segala hal termasuk tidak tepat waktu saat masuk sekolah. Namun saat pulang sekolah, Paula cepat-cepat pulang dan menghambur keluar dari kelas. Seolah-olah Paula sudah sangat terburu-buru untuk sampai ke rumah.

"Maaf, man teman! Lain kali saja deh! Jangan sekarang yah! Aku belum bisa mengajak kalian main ke rumah apalagi tahu tempat tinggal ku saat ini," kata Paula. Monika dan Kety menyipitkan bola matanya.

"Tapi kenapa sih? Kami hanya main sebentar saja kok, tidak akan menginap di rumah kamu. Kamu malu yah jika punya teman seperti kami?" sahut Kety yang memiliki rambut keriting seperti mie goreng.

"Iya, benar! Pasti kamu malu dengan kami yah karena kami tidak cantik seperti Catarina yah?" ucap Monika yang penampilan nya sangat culun dengan kacamata tebal dengan kulit tidak seperti Kety. Mereka berdua memiliki nama yang bagus dan keren tapi penampilan nya dan wajahnya tidak secantik nama nya.

"Eh?? Bukan, bukan seperti itu man teman! Aku, aku hanya belum bisa mengajak ke rumah ku. Lain kali saja yah!? Maafkan aku!!" sahut Paula dengan menangkupkan kedua tangannya sebagai tanda meminta maaf pada Monika dan Kety.

"Yah, dengan sangat menyesal kami harus kecewa atas penolakan kamu, Paula," sahut Kety.

"Maaf, maafkan aku!" kata Paula.

"Tapi kamu harus janji pada kami, Paula! Kamu harus jujur dan bicara dengan kami kalau kamu dalam kesulitan. Kami berdua siap membantu kamu kok. Karena kita ini bersahabat. Benar kan Monika?" ucap Kety.

"Iya, kita ini tiga serantai yang selalu kompak dan memiliki empati yang tinggi dengan kawan," sahut Monika.

"Serantai? Sepeda kali!? Hehehe," kata Paula.

"Hehe aku senang sekali saat melihat kamu tertawa, Paula! Wajah kamu itu sangat jarang sekali terlihat tersenyum dan ceria. Saat kamu tersenyum apalagi tertawa, kamu seperti matahari yang memancarkan sinarnya dengan terang," kata Kety.

"Hehe, Kety, Monika, terimakasih sudah menganggap aku sebagai sahabat kalian. Terimakasih kalian sudah menganggap aku teman kalian. Kalian sangat peduli dengan ku. Terimakasih banyak yah!?" ucap Paula sambil meraih dua tangan sahabat nya itu. Ketiga nya saling bergandeng tangan.

"Pokok, kita harus kompak.Mulai besok kamu tidak boleh terlambat lagi ke sekolah, Paula! Kalau terlambat dan kamu dihukum lagi oleh pak guru piket, kami akan ikut serta merasakan dihukum seperti kamu. Karena jika diantara kita dalam keadaan susah, kita harus ikut merasakan susah. Demikian juga jika kita senang semua ikut merasakan senang," urai Kety. Paula mengerutkan dahinya. Ini akan membuat Paula semakin terbebani jika antara Monika dan Kety akan ikut merasakan dihukum jika dirinya telat masuk sekolah.

"Jangan dong! Ini lain lagi konsepnya, man teman! Soal keterlambatan aku sekolah dan aku dihukum, kalian tidak boleh ikutan merasakan hukuman itu. Karena bagaimana pun semua itu karena aku yang salah. Oke?! Tapi mulai besok pagi, aku akan berusaha tidak akan terlambat lagi ke sekolah!" ucap Paula.

"Nah, begitu dong!! Aku jadi senang mendengar nya!!" sahut Monika seraya memeluk Paula. Kety pun ikutan memeluk Paula. Ketiga nya sama-sama berpelukan seperti teletabis.

Terpopuler

Comments

ⱮαLєƒι¢єηт

ⱮαLєƒι¢єηт

Jiaaaa...

Gass terus, Mommm....🚴🚴🚴

2023-03-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!