Pagi hari ulangan akhir sekolah telah dimulai. Siswa-siswi terlihat serius mengerjakan soal ulangan. Demikian juga dengan Paula dan kelompok belajar nya. Kety, Monika, Adam, Catarina, Sigit juga penuh percaya diri mengerjakan soal ulangan itu. Mereka tidak berusaha menyontek atau tanya-tanya pada temannya yang lain.
Berbeda dengan Palupi yang sibuk menyontek dan tanya kiri kanan tempat nya duduk. Demikian juga halnya Dina serta Ita, tidak kalah sibuk tanya-tanya tentang jawaban soal ulangan yang saat ini mereka kerjakan.
Tidak jauh dari siswa-siswi yang duduk dan mengerjakan tugas, ada seorang guru yang berjaga. Satu guru itu duduk diam sambil membaca sebuah buku. Sesekali guru itu melihat siswa-siswi yang sedang mengerjakan soal ulangan. Namun guru tersenyum belum melihat beberapa siswa yang sudah berbuat curang. Hingga akhirnya guru tersebut melihat Palupi melemparkan secarik kertas ke arah Diana. Lalu guru tersenyum mendekati mereka dan meminta kertas yang dilempar oleh Palupi.
"Ini apa?" ucap guru tersebut yang bertanya pada Palupi dan Diana. Guru itu melihat keduanya secara bergantian. Namun Palupi dan Diana yang ketahuan saling menyontek hanya diam melongo sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Guru tersebut membaca secarik kertas contekan mereka. Lalu mulai bersikap.
"Kamu dan kamu, silahkan ke depan dan tinggalkan soal ulangan kalian!" perintah guru tersebut.
"Tapi bu! Saya belum selesai mengerjakan soal ulangan ini bu!?" sahut Diana.
"Benar, bu! Saya juga baru beberapa saja yang sudah saya kerjakan," ucap Palupi berusaha bernegosiasi dengan guru tersebut.
"Kalian sudah berbuat curang dengan memberikan jawaban dari soal ulangan itu. Jadi kalian harus mendapatkan hukuman. Silakan ke depan dan tinggalkan soal ulangan kalian?!" kembali guru itu mengulangi perintah nya pada Palupi dan Diana. Sesaat suasana di ruangan kelas itu menjadi gaduh.
"Yang lain jangan berisik! Tetap fokus kerjakan soal ulangan milik kalian. Jangan lagi ada kecurangan lagi. Itu dia teman kalian sudah memberikan contoh yang tidak benar!" ucap guru jaga itu.
Guru jaga itu sambil mengambil lembaran jawaban serta lembaran jawaban milik Palupi dan Diana. Karena kedua nya tidak juga bergeming dari tempat duduknya. Sehingga guru yang bertugas menjaga di ruangan itu bertindak tegas menghukum Palupi dan Diana dengan caranya yaitu menghentikan Palupi dan Diana untuk melanjutkan mengerjakan soal ulangan sekolah itu.
Kini terlihat Palupi dan Diana menunduk sedih. Keduanya terancam mendapatkan nilai jelek dari bidang studi yang soal ulangannya serta lembaran jawaban nya diambil oleh guru tersebut. Sedangkan lembar jawaban milik Palupi dan juga Diana belum selesai mereka kerjakan. Kini tinggal Ita yang menatap kedua kawannya yang sedang apes itu dengan sedih.
"Haduh, Palupi dan Diana sudah ketahuan menyontek. Aku hanya bisa mengandalkan kemampuan ku sendiri. Benar-benar sangat ketat sekali dan disiplin guru tersebut. Siswa-siswi di kelas ini semuanya jadi fokus dengan soal ulangannya masing-masing dan tidak ada yang menyontek. Haduh bagaimana ini? Aku juga belum bisa menjawab soal ulangan ini hampir setengah nya," batin Ita yang kebingungan mengerjakan soal ulangan di depannya.
Semua siswa-siswa masih fokus mengerjakan soal ulangan itu hingga di sisa waktu yang ditentukan. Sampai akhirnya bel berbunyi sebagai tanda habis waktu nya. Anak-anak segera menghambur ke depan dengan membawa lembaran jawaban milik mereka masing-masing dan mengumpulkan nya pada guru jaga itu. Sedangkan lembaran soal jawaban mereka ia tinggal di meja mereka.
Palupi dan Diana ikut keluar dari ruangan kelas itu dengan ekspresi jengkel pada guru tersebut. Namun guru itu tidak perduli.
"Sialan, bu Susi benar-benar menyebalkan sekali! Aku dan Diana jadi terancam mendapatkan nilai nol untuk ulangan bidang studi tadi. Menyebalkan sekali," umpat Palupi.
"Sepertinya kamu kurang berhati-hati, Palupi! Nanti ulangan yang kedua nanti jangan sampai membuat kesalahan lagi. Aku jadi ikutan sedih loh!?" sahut Ita. Diana dan Palupi mengerutkan dahinya menatap ke arah Ita.
"Kamu sedih karena apa?" tanya Diana.
"Sedih karena hampir dua puluh soal belum aku kerjakan," jawab Ita tanpa dosa.
"Semua karena aku tidak bisa menyontek sebelah ku. Ditambah kalian tidak bisa melanjutkan lagi untuk menyelesaikan soal ulangannya karena ketahuan menyontek," kata Ita.
"Itu masih mendingan daripada kami, Ita! Setelah ini aku dan Palupi harus mendatangi bu Ratna dulu supaya minta kembali ujian susulan saja," ucap Diana.
"Jangan khawatir, Diana! Serahkan semuanya padaku kalau urusan seperti ini. Aku akan meminta tolong pada papa ku. Karena papa ku adalah salah satu orang yang memberikan sumbangan pembangunan terbesar di sekolah ini. Mereka tidak akan berani macam-macam. kalau papa ku sudah turun tangan menyelesaikan masalah kecil ini. Aku pastikan guru tadi, bu Susi dikeluarkan di sekolah ini karena telah berani bertindak kurang baik dengan putri dari Tuan Thomas," urai Palupi panjang dan lebar.
"Benarkah, papa kamu bisa menyelesaikan masalah ini, Palupi?" tanya Diana.
"Iya, percaya deh padaku! Ayo lebih baik kita makan dulu yuk! Santai saja lagi!?" sahut Palupi dengan nada sombongnya.
*****
"Kamu lihat tadi?! Betapa Palupi dan Diana tidak bisa berkutik saat lembaran jawaban nya diambil oleh bu Susi karena ketahuan menyontek. Aku melihat itu jadi senang banget," ucap Kety.
"Salahnya siapa mereka tidak percaya diri mengerjakan soal ulangan itu sendiri, tanpa menyontek dan tanya temannya kiri dan kanannya. Ini benar-benar tindakan yang tidak jujur kan? Benar-benar memalukan sekali," kata Monika panjang dan lebar.
"Hai sudahlah membahas kedua orang itu! Lebih baik kita belajar lagi yuk!?" sahut Paula pada kedua teman nya.
"Astaga, Paula!? Masak belajar terus sih. Nanti otak kita menjadi mengebul tahu karena panas di ajak mikir terus," protes Kety.
"Hehe," Paula hanya nyengir kuda sambil menggaruk kepala nya yang tidak gatal.
Tiba-tiba Adam dan Sigit mendekati ketiga cewek-cewek tersebut yang saat ini sedang berada di kantin.
"Halo, bagaimana kalian bertiga? Apakah tadi bisa menjawab soal ulangannya? Soal-soal yang tadi keluar hampir semuanya sudah kita pelajari dan pernah kita saling tanya jawab saat belajar bersama bukan?" kata Adam.
"Iya, benar! Aku sih merasa tidak kesulitan kok saat mengerjakan dan menjawab soal ulangan
tadi. Semoga nilai kita bagus yah," sahut Monika.
"Iya benar! Aku berharap dapat nilai sempurna," sambung Kety.
"Kalau kita percaya diri dan sungguh-sungguh mengerjakan soal ulangan tadi, pasti bisa kok!" sahut Palupi.
"Aku yakin, pacarku Paula pasti bisa mengerjakan soal tadi. Benarkan ayang bebeb?" ucap Adam.
"Cie, cie, cie yang punya ayang bebeb!?" kata Sigit dan kawan-kawan seketika meledek Adam dan Paula. Paula hanya bisa menjulurkan lidahnya ke arah teman-temannya.
*****
Setelah bel masuk berbunyi, siswa-siswi mulai masuk kembali ke ruangan kelas untuk mengerjakan soal ulangan sekolah di hari pertama di sesi ke dua. Kembali teman-teman Paula serius mengerjakan soal ulangan tersebut dengan jujur. Namun ini berbeda dengan Palupi, Diana dan juga Ita. Mereka seperti nya tidak akan jera untuk menyontek walaupun sudah ketahuan oleh guru yang berjaga di ruangan kelas itu.
Kali ini guru yang berjaga di kelas itu adalah salah satu guru praktek yaitu pak Kenzo. Pak Kenzo terlihat sangat santai duduk di depan. Beberapa siswa-siswi di ruangan itu sudah mulai sibuk saling menyontek tapi tidak dengan Paula, Kety, Monika, Adam, Sigit serta Catarina. Namun pak Kenzo terlihat santai seperti membiarkan anak-anak menyontek di ruangan kelas itu dengan sesama temannya. Hingga waktu habis akhirnya pak Kenzo berbicara pada siswa-siswi yang sudah mengerjakan soal ulangan di sesi ke dua.
"Apakah kalian tidak cukup puas dengan usaha dan pikiran kalian sendiri? Apakah kalian tidak cukup percaya diri dengan jawaban kalian. Sehingga masih saja suka menyontek teman kalian. Belum tentu teman kalian itu benar hasil jawaban nya. Jika kalian sudah belajar dan bersungguh-sungguh dalam mengerjakannya, Mudah-mudahan hasilnya bisa memuaskan kalian," ucap pak Kenzo panjang lebar.
"Saya diam bukan berarti tidak mengetahui kalian saling menyontek. Hanya beberapa saja dari kalian yang benar-benar mengerjakan soal ulangan itu sendiri dan penuh percaya diri. Bapak salut jika mendapati murid seperti ini. Lain kali, jangan ulangi kegiatan saling menyontek seperti itu," kata pak Kenzo dengan serius.
"Sekarang, kumpulkan hasil lembaran jawaban milik kalian ke atas meja bapak!? Dan setelah itu, kalian boleh pulang! Usahakan ulangan besok hari jangan sampai ada yang menyontek yah," ucap pak Kenzo akhirnya.
"Siap, pak!?" sahut siswa-siswi di ruangan kelas itu dengan keras. Setelah itu mereka menghambur ke depan untuk mengumpulkan lembaran jawaban mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments