"Mama, sekarang aku tinggal di rumah eyang. Mungkin aku akan sering-sering kemari ketemu dengan mama. Karena rumah eyang dari tempat mama lebih dekat," ucap Paula seraya menaburkan bunga mawar di atas batu nisan yang bertuliskan Prita Candra Kinasih. Makam itu adalah makam mama Paula.
Cukup lama Paula berada di tempat itu sambil mencabut rumput kecil di sekitar makam itu. Sebenarnya cukup bersih karena petugas makam selalu membersihkan nya. Dirasa puas, Paula meninggalkan tempat itu dan berjalan menuju arah di mana mobilnya diparkir.
Setelah Paula tinggal bersama eyangnya, Eyang Edson telah membelikan mobil baru untuk Paula. Tuan besar Edson tentu saja sudah mengetahui tanpa Paula menjelaskan dimana mobil pemberian eyang nya dulu. Di mana mobil itu telah dirampas oleh Palupi saudara tiri nya. Sehingga tuan besar Edson kembali membelikan fasilitas mobil untuk Paula sebagai kendaraannya. Semua fasilitas diberikan untuk Paula supaya mempermudah dan melancarkan segala aktivitas Paula baik untuk kegiatan sekolah maupun di luar sekolah. Jadi tidak akan ada lagi cerita maupun laporan di mana Paula dihukum oleh guru karena terlambat datang masuk sekolah.
Tuan Edson diam-diam memperhatikan segala aktivitas Paula dan siapa saja teman-teman yang dekat dengan cucu nya itu. Karena Paula masih gadis remaja yang butuh pengawasan dan arahan jika salah dalam bergaul maupun memilih teman dekat.
"Paula, apakah kamu dari makam mama kamu?" tanya tuan besar Edson saat Paula baru saja tiba di rumah eyang nya itu.
"Eh, eyang!? Benar eyang!?" sahut Paula. Tuan besar Edson menyambut kedatangan Paula dengan penuh kasih sayang.
"Ayo Paula, kebetulan kamu sudah datang!? Eyang akan mengajak kamu makan bersama," ajak eyang Edson.
"Mari, eyang!? Saya temani makan," sahut Paula. Eyang Edson dan Paula kini duduk bersama di ruang makan sambil menikmati makanan yang sudah tersaji di atas meja.
*****
Sementara itu di rumah kediaman tuan Thomas dimana di sana saat ini ibu dan anak sedang menikmati kebebasan di rumah itu. Di mana di rumah tinggal itu sekarang sudah tidak ada Paula. Keduanya berasa seperti berkuasa dan sangat leluasa di rumah itu. Apalagi jika tuan Thomas kembali melakukan perjalanan bisnisnya ke luar kota.
"Rasanya seperti bisa bernafas dengan bebas tanpa Paula di rumah ini. Dia sangat menyusahkan sekali jika di rumah ini," ucap mama Citra.
"Tapi ma, kita menjadi tidak bisa menyuruh anak menyebalkan itu ma! Paula pasti bisa merasa bebas tinggal di rumah eyangnya. Anak itu akan kembali menjadi anak manja lagi. Tidak lagi mengerjakan pekerjaan rumah dan kita perintah perintah seperti pelayan," kata Palupi.
"Hem, benar juga yah, sayang!? Tapi sudahlah, dengan tanpa adanya anaknya Thomas itu, kita menjadi bebas menguasai harta milik Thomas. Pasti setelah ini jika ada pembagian harta warisan yang dimiliki Thomas, kamu dan mama lah yang akan mendapatkan harta warisan itu," sahut mama Citra.
"Oh, iya juga ma! Kenapa aku tidak berpikiran ke sana sih ma!? Mama memang sangat cerdas sekali. Akulah satu-satunya anak yang akan disayangi oleh tuan Thomas. Karena papa Thomas sudah tidak memperdulikan Paula lagi. Buktinya Paula diserahkan ke rumah eyangnya. Sementara itu papa Thomas kini hanya memperhatikan dan menyayangiku saja di rumah. Jadi jika nanti aku meminta apapun pasti bakal dituruti oleh papa Thomas, bukan?!" sahut Palupi.
"Tentu dong, sayang!? Karena kamu anak kesayangannya sekarang," kata mama Citra.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments