BAB 16

"Hem, Paula cucuku sayang!? Belajar yang rajin dan giat yah nak. Jangan pacaran dulu," kata eyang Edson saat mereka duduk di meja makan saat makan malam bersama. Paula terlihat sibuk dengan makanan yang ada di piring nya.

Tadi siang teman-teman Paula sudah mulai belajar bersama di rumah itu. Rumah tinggal eyang nya seperti Catarina, Kety, Monika, Adam dan Sigit. Eyang Edson diam-diam memperhatikan gerak-gerik dan tingkah teman-teman Paula.

"Paula!? Tadi teman kamu yang laki-laki itu namanya siapa?" tanya eyang Edson kepo. Paula terlihat mengerutkan dahinya menatap eyangnya.

"Yang mana eyang? Kan tadi ada dua laki-laki teman aku?" sahut Paula.

"Yang paling ganteng sendiri dong!" jawab eyang Edson.

"Eyang, dua-dua nya ganteng loh eyang!?" sahut Paula berusaha menyembunyikan nya.

"Yang suka dekat-dekat dengan kamu tentunya. Nempel-nempel terus seperti nyari perhatian sama kamu. Jangan-jangan itu pacar kamu yah?!" ucap eyang Edson. Paula tiba-tiba memerah pipi nya. Eyang Edson jadi tersenyum lebar melihat perubahan ekspresi dari Paula.

"Boleh berpacaran! Tapi jangan sampai kelewatan dan diluar batas. Kalian masih kecil dan tentu saja tidak boleh ini itu dong! Kalian masih sekolah. Bahkan belum bisa menghasilkan uang sendiri. Untuk kebutuhan kalian saja masih orang tua yang memikirkan, bukan?" kata eyang Edson.

"Hem, kalau begitu boleh tidak jika Paula bekerja. Eyang ingin mandiri juga. Contohnya ikut membantu mengurus perkebunan teh milik eyang di sini. Atau apa gitu? Terserah eyang, yang penting aku bekerja dan mendapatkan gaji," ucap Paula.

"Eh? Kamu fokus dulu dengan sekolah kamu, Paula. Setelah nanti kamu duduk di bangku kuliah kamu bisa memulai belajar berbisnis atau ikut mengurus kebun teh milik eyang di kampung ini," kata eyang Edson.

"Hem, katanya eyang aku harus bisa mandiri dan menghasilkan uang sendiri supaya tidak tergantung dengan papa. Eyang tahu sendiri bukan? Sejak papa menikah lagi dengan tante Citra seperti sudah tidak memperdulikan aku di sini. Bahkan aku sengaja tinggal bersama eyang Edson di sini. Secara halus, papa telah mengusir ku di rumah itu. Tante Citra dengan putrinya sekarang bak ratu dan tuan putri di rumah itu," ucap Paula panjang lebar.

"Hem, ya sudah! Sekarang di sini kamulah yang menjadi tuan putri merangkap ratu nya. Eyang yang menjadi raja nya yang sebentar lagi lengser dari singgasana nya," kata eyang Edson.

"Hehe, aku merasa bersyukur keluar dari rumah itu. Kini tinggal di rumah eyang jadi tenang. Walaupun rumah itu dulunya memiliki banyak kenangan saat mama masih hidup. Cuma aku sangat menyayangkan sekali ketika papa buru-buru menikah dengan tante Citra. Memiliki mama tiri yang kurang perduli dengan ku membuat aku semakin sedih, eyang! " kata Paula.

"Cepat lambat, papa kamu pasti akan mengetahui nya kalau wanita yang papa mu pilih hanya mencari kemewahan lantaran papa kamu memiliki kekayaan yang melimpah yang tidak akan habis sampai tujuh keturunan," ucap eyang Edson.

"Semuanya berkat eyang Edson bukan? Perusahaan yang besar dengan banyak cabang-cabang nya baik di dalam kota maupun di luar kota. Semuanya berkat kerja keras eyang Edson. Papa hanya meneruskan dan mengembangkan perusahaan eyang saja. Jadi dalam hal ini eyang lah yang kaya raya dengan berlimpah harta sebenarnya," ucap Paula. Eyang Edson tersenyum lebar mendengar ucapan Paula.

"Jadi, seharusnya eyang Edson itu memiliki banyak istri-istri. Dua belas istri pun masih sanggup eyang nikahi. Karena harta eyang tidak akan habis hanya untuk menghidupi istri-istri eyang yang banyak. Ini kok eyang masih saja setia dengan eyang putri yang sudah di surga," sambung Paula.

"Eyang sangat mencintai eyang putri kamu itu, Paula! Eyang tidak bisa menikah lagi setelah istri eyang meninggal dunia," sahut eyang Edson.

"Eyang sangat mencintai eyang putri yah?? Aku nanti juga akan setia dengan suamiku saja. Jika suatu saat maut memisahkan kami, aku juga tidak ingin menikah lagi jika suamiku lebih dulu meninggal dunia," kata Paula.

"Hehe, kamu jangan suka bicara seperti itu Paula! Jodoh, rezki, ajal itu telah ditentukan sesuai takaran nya," sahut eyang Edson.

"Baik, eyang!?" kata Paula.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!