BAB 12

"Adam, sudah larut malam. Aku harus pulang," ucap Paula saat Adam masih saja mengajaknya berdansa.

Fauzi kini sudah mulai sibuk ingin mengajak pulang cucu majikannya itu. Sedangkan Palupi masih bergerombol dengan teman-temannya menikmati pesta dansa di penghujung acara pesta ulang tahun itu.

"Kenapa buru-buru sih? Biar aku yang mengantarkan kamu pulang?" sahut Adam.

"Tidak! Aku bersama om Fauzi. Dia sudah menunggu ku sejak tadi. Lagipula aku harus mengantarkan pulang Kety dan juga Monika," kata Paula.

"Hem, baiklah! Tapi besok aku boleh ke rumah kamu kan?" tanya Adam.

"Eh? Jangan!? Eyang ku galak! Lebih baik kamu jangan bermain ke rumah. Itu tidak bagus buat kamu!" sahut Paula.

"Benarkah? Aku tidak akan menyerah! Siapa tahu eyang kamu bisa baik dengan ku," ucap Adam.

Fauzi sudah mendekati Paula dan mengajaknya pulang serta meninggalkan pesta itu. Akhirnya Adam mau tidak mau merelakan Paula pulang. Padahal pesta dansa sudah semakin seru. Bahkan teman-temannya mulai. asyik berjoget ria. Terlihat Palupi sudah asyik dengan irama musik yang mengantarkan gerakan dansanya.

"Palupi sudah pulang, guys! Saatnya kamu dekati Adam! Kamu jangan mau kalah dengan Paula, dong! Adam adalah anak tunggal yang tentu saja akan menjadi putra mahkota yang mewarisi harta kekayaan orang tuanya. Jika kamu bisa mendekati Adam, kamu akan menjadi seorang ratu nanti," kata Dina dan Ita berusaha mengompori Palupi.

"Kenapa tidak kalian saja sih yang godain Adam?" sahut Palupi.

"Aku dan Dina sudah tidak ada harapan. Kini tinggal kamu yang belum mendekati Adam. Ayolah, Palupi. Kamu kan memiliki kecantikan dan bodi yang bagus tidak kalah seperti Paula," desak Ita.

"Hem, baiklah! Aku akan mencoba mendekati Adam," ucap Palupi dengan tersenyum seringai nya.

*****

Setelah mengantarkan Kety dan Monika di rumahnya, Fauzi dengan cepat mengemudikan mobilnya menuju kediaman rumah tuan besar Edson. Dialah yang bertanggung jawab menjaga cucu tuan Edson itu yang masih berusia nanggung dan remaja. Usia muda yang masih baru mengenal lawan jenis dan mengenal cinta monyet.

Fauzi sesekali menggoda Paula yang terkadang senyum-senyum sendiri ketika mengingat saat di pesta tadi. Di mana Adam dengan berani dan lantang menyatakan perasaan nya pada dirinya. Walaupun Paula belum menjawabnya, namun sikap Paula seperti menjawab semua nya. Karena Paula tidak bisa menolak setiap ajakan dari Adam baik mengajaknya berdansa maupun menerima saja saat dikenalkan pada orang tua Adam.

"Jadi, malam ini resmi jadian dengan laki-laki yang tadi menjadi primadona di pesta ulang tahun itu yah, non? Siapa tadi? Adam?" goda Fauzi.

"Ih, apaan sih om Fauzi ini!? Dia saja yang seenaknya saja mengakui aku sebagai pacarnya. Aku sih malas, om!?" sahut Paula. Fauzi yang mendengar ucapan Paula terkekeh saja.

"Beneran nih? Nanti kalau Adam nya digangguin dan direbut Palupi saudara tiri dari non Palupi, nona nyesel loh!" ucap om Fauzi berusaha menggoda Paula.

"Biarin saja, om! Itu artinya Adam tidak benar-benar menyukai aku. Dan bukan laki-laki yang baik buat aku, om?" sahut Paula.

"Lagi pula, aku yakin eyang tidak akan mengijinkan aku berpacaran karena aku masih sekolah menengah atas. Belum bisa cari duit sendiri. Itu tidak bagus," kata Paula.

"Hehehe, tapi jujur dengan om!? Apakah non Paula ada sedikit rasa suka dengan si Adam tadi?" tanya om Fauzi kepo.

"Entahlah! Cuma rasanya senang saja saat ada seseorang menyukai kita. Apalagi kita diperhatikan seperti itu bak seorang putri. Soal apa itu cinta, aku tidak tahu om!" kata Paula.

"Ya, ya!? Ya sudah! Sekarang lebih baik non Paula berteman saja dengan siapa saja. Tanpa pilih- pilih," ucap om Fauzi.

"Benar, om! Aku gak mau berpacaran sampai aku benar-benar sudah bisa mencari uang sendiri dan berhasil menjadi orang," kata Paula.

"Nah, setuju!!? Gapai lah cita-cita mu setinggi bintang di langit," sahut Fauzi.

"Heem, om! Aku mau mewujudkan cita-cita ku dulu. Aku ingin mama di atas sana bangga memiliki putri yang berhasil dengan segala cita-cita nya," ucap Paula.

*****

Kembali di pasta ulang tahun Adam.

"Kamu tahu, Adam! Paula itu sebenarnya sudah punya pacar. Bahkan calon suami atau tunangan. Kamu lihat tadi laki-laki yang mengantarkan Paula saat pesta tadi? Dialah pria yang sudah dijodohkan dengan Paula," ucap Palupi.

"Hah? Laki-laki dewasa tadi? Dia tunangan Paula?" sahut Adam.

"Benar! Tampan dan sudah dewasa bukan?" kata Palupi.

"Astaga!?" gumam Adam yang kini mulai terpengaruh dengan omongan Palupi.

"Lebih baik, kamu jadian saja sama aku! Aku masih jomblo loh!" kata Palupi. Adam menyipit bola matanya saat Palupi menawarkan dirinya.

"Eh??" Adam paling tidak suka cewek yang agresif seperti Palupi.

"Maaf, aku tidak minat. Lagipula aku juga belum mau berpacaran kok. Aku hanya ingin mencari banyak teman," kata Adam.

"Lalu apa maksudnya dengan teman spesial?" sahut Palupi.

"Teman spesial? Teman yang paling aku sayang," kata Adam.

"Duh, apa beda nya sih? Bilang saja pacar. Kenapa ribet gitu sih?" protes Palupi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!